METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Te mpat dan Wak tu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai tempat mencari data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2) Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu P endidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3) Perpustakaan P rogram Studi P endidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4) Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5) Perpustakaan Monumen P ers Surakarta.

6) Perpustakaan Daerah Surakarta.

7) Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta.

8) Perpustakaan St. Kolose Ignasius Yogyakarta.

9) Buku-buku koleksi penulis.

2. Waktu P enelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Januari 2010 sampai dengan selesainya penulisa n skripsi ini yaitu pada bulan Juli 2010.

B. Metode pe ne litian

Menurut Koentjaraningrat (1977: 16) bahwa kata metode berasal dari bahasa Yunani, metho dos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya Menurut Koentjaraningrat (1977: 16) bahwa kata metode berasal dari bahasa Yunani, metho dos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya

Metode yang digunakan oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya harus sesuai dengan rancangan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode historis. Metode ini sebagai perangkat asas atau kaidah yang sistematis yang digubah secara efektif untuk mengumpulkan data sejarah, menilainya secara kritis dan menyatakan suatu sintesa yang dicapai melalui historiografi (Ibrahim Alfian. 1987: 18). Sedangkan menurut Louis Gottschalk (1975: 32), ”Metode historis adalah suatu kegiatan mengumpulkan, menguji dan menganalisa data yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan masa lampau kemudian merekonstruksikan berdasarkan data-data yang diperoleh hingga menghasilkan kisah sejarah”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara obyektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasikan, menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat (Muh. Nazir. 1988: 55-56).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian historis merupakan kegiatan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji, yaitu yang berkaitan dengan Jo ng Islamieten Bon d (JIB) dalam pergerakan nasional pemuda Islam di Indonesia pada tahun 1925-1942. Dengan metode sejarah tersebut penulis juga mencoba merekonstruksi kembali, menguji dan menganalisa secara kritis suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau sehingga dapat menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah, obyektif dan menarik.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sejarah, yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian atau merekonstruksikan kembali peristiwa sejarah. Menurut Dudung Abdurrachman (1999: 30), ”Data sejarah merupakan bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian dan pengkategorian”.

Dalam usaha untuk mengunpulkan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan sumber tertulis. Sumber tertulis menurut Hadari Nawawi (1998: 80) dibagi menjadi dua: (1) data primer, yaitu data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkapkan, (2) data sekunder, yaitu data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autenik karena sudah diperoleh dari tangan kedua. Data ini disebut sebagai data tidak asli.

Louis Gottschalk (1975: 35) mengemukakan bahwa sumber tertulis primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri. Sumber tertulis primer juga dapat diartikan sebagai data yang didapatkan dari masa yang sejaman dan berasal dari orang yang sejaman. Sedangkan sumber tertulis sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir dari peristiwa yang dikisahkannya. Sumber tertulis sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang ditulis oleh orang yang tidak sejaman dengan peristiwa yang dikisahkannya. Sumadi Suryabrata (1997: 16-17)

mengungkapkan tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyekif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

Dalam penelitian ini penulis tidak menemukan sumber primer sebagai sumber data, maka penulis menggunakan sumber data sekunder dan sumber data pendukung yang berupa buku, majalah dan literatur lain yang relevan serta memuat informasi tentang Jong Islamieten Bond (JIB) dalam pergerakan nasional pemuda Islam di Indonesia pada tahun 1925-1942. Adapun sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa buku-buku yang

mendukung, seperti ”Jon g Islamieten Bond : Pergeraka n Pemud a Islam 1 925 -

194 2” , karangan Darmansyah, dkk; ”Cend ek ia wa n Islam Zaman Beland a: Stud i Perg erak an Intelek tua l JIB & S IS (’25 -’42 )” karangan Ridwan Saidi; ”Politik Islam Hind ia -Bela nd a” karangan Aqib Suminto; ”Gerak an Mo dern Isla m Di In do nesia 190 0-19 42 ”, karangan Deliar Noer; ”Jala n Ke Pen ga sing an . Perg erak an Na siona lis Ind on esia Tahun 1 92 7-19 34 ”, karangan John Ingleson; ”Bu lan Sa bit d an Ma ta ha ri Terb it”, karangan H. J. Benda; ”Mu nculnya Elit Mod ern Ind on esia” karangan Robert van Niel; ”Dina mika Perg erak an Keb an gsaan Indonesia dari Keba ng k itan h in gg a Ind onesia Merdek a ” karangan Cahyo Budi Utomo; ”Sejara h Perg erak an Rak ya t Ind onesia ”, karangan A. K. Pringgodigdo dan lainnya.

D. Tek nik Pe ngumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada jalan lain lagi selain peneliti menukar masalah yang ingin dipecahkan (Muh.

Nazir. 1988: 211). Berdasarkan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dalam melakukan teknik pengumpulan data digunakan teknik kepustakaan atau studi pustaka yaitu melakukan pengumpulan data tertulis dengan membaca buku- buku literatur, majalah-majalah, surat kabar dan bentuk pustaka lainnya. Dengan penggunaan teknik studi pustaka ini maka akan diperoleh teori, konsep serta data- data yang dibutuhkan dalam menjawab permasalaan yang sedang dikaji dalam penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai bahan menyusun cerita sejarah dengan mudah, efektif dan dapat dipertanggungjawa bkan kebenarannya.

Studi pustaka ini perlu dilakukan untuk menggali teori-teori yang telah ada agar memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih Studi pustaka ini perlu dilakukan untuk menggali teori-teori yang telah ada agar memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih

3) mengungkapkan bahwa teknik studi pustaka dapat diartikan sebagai suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau

fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan di dalam perpustakaan.

Teknik studi pustaka dapat dilakukan dengan menggunakan sistem katalog. Hal ini sejalan dengan pendapat Louis Gottschalk (1975: 45) bahwa tempat penelitian yang lazim bagi seorang sejarawan adalah perpustakaan dan alat yang paling bermanfaat bagi seorang sejarawan adalah katalogus. Mengenai katalogus perpustakaan, biasanya terkandung keterangan mengenai suatu masalah yang mencantumkan nama pengarang, judul buku, subyek yang dicatat dan sumber pada halaman. Karena itu perlu mengingat beberapa kata kunci (key words) yang terdapat di dalam subyek yang dibahasnya, sehingga dapat menemukan buku dan artikel yang dimasukkan ke dalam katalogus di bawah salah satu di antara kata-kata kunci. Tiap subyek sejarah mengandung beberapa indikasi mengenai orang, tempat, periode dan jenis jabatan manusia yang bersangkutan. Dengan demikian maka peneliti dapat menghitung empat perangkat judul yang dapat dipergunakan untuk mencari judul buku maupun pengarang yang relevan di dalam katalog.

Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu dengan pencatatan menggunakan buku. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan buku- buku dan literature yang sesuai dengan tema penelitian, kemudian diklasifikasikan menurut data yang diperlukan sampai terkumpul menjadi bahan analisa penelitian yang disajikan dalam historiografi (Dudung Abdurrahaman. 1999: 56).

Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan hal yang terpenting. Melalui pengumpulan data dengan sistem kepustakaan ini akan memperoleh

keuntungan pengetahuan ilmiah yang dekat dengan gejala yang dipelajari, memberikan pengertian dalam menyusun persoalan secara tepat, ketajaman

interprestasi, analisa maupun kesempatan memperoleh pengalaman alamiah. Dengan penggunaan teknik studi pustaka ini maka peneliti mengadakan kunjungan ke perpustakaan-perpustakan baik yang ada di wilayah Surakarta maupun di luar wilayah Surakarta untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, baik berupa buku-buku literatur, majalah maupun bentuk pustaka lainnya yang tersimpan di dalam perpustakaan. Adapun perpustakaan-perpustakan yang peneliti kunjungi antara lain P erpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, P erpustakaan P rogram Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, P erpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, P erpustakaan Daerah Surakarta, Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta dan P erpustakaan St. Kolose Ignasius Yogyakarta.

E. Te knik Analisis Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan pokok yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dapat pengungkap tentang Jo ng Islamieten Bond (JIB) dalam kancah pergerakan nasional pemuda Islam pada tahun 1925-1942. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan analisis data agar mendapatkan hasil penulisan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan selanjutnya yang berkaitan dengan topik masalah yang telah dikaji.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis historis yaitu teknik analisis yang menggunakan ketajaman dalam melakukan intrepretasi data sejarah. Pengkajian fakta-fakta sejarah oleh sejarawan tidak terlepas dari unsur- unsur subyektifitas sehingga diperlukan konsep-konsep dan teori-teori sebagai cerita penyeleksi dengan pengklasifikasian (Sartono Kartodirjo. 1992: 85). Sedangkan menurut Helius Syamsuddin (1994: 89) teknik analisis data historis adalah teknis analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah.

Fakta merupakan bahan utama yang disajikan sejarawan untuk menyusun Fakta merupakan bahan utama yang disajikan sejarawan untuk menyusun

Dalam proses menganalisa karya sejarah maka diperlukan kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern merupakan kritik yang berkenaan dengan isi

pertanyaan yang diucapkan manusia pada masa lampau. Kritik ekstern merupakan kritik tentang keadaan sumber yang berkenaan dengan keautentikan sumber sejarah (Sartono Kartodirdjo. 1982: 32).

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tata urutan yang harus dilaksanakan dalam proses penelitian agar peneliti mendapatkan hasil yang optimal. Langkah-langkah penelitian awal yaitu persiapan pembuatan proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Setiap penelitian mempunyai prosedur penelitian yang berbeda-beda. Hal tersebut disesuaikan dengan disiplin ilmu dan tujuan yang akan dicapai oleh

peneliti. Karena penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus dipenuhi. Empat langkah itu terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

He uristik Kritik Interpretasi Historio grafi

Fakta Se jarah Ce rita Se jarah

Keterangan:

1. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu heurisk in yang berarti to find yang artinya mencari dahulu baru menemukan. Dalam penelitian sejarah, heuristik berarti langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan berbagai sumber

sejarah atau merupakan suatu teknik yang membantu kita untuk mencari jejak- jejak sejarah. Untuk mendapatkan sumber tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari dokumen, mengunjungi situs sejarah, mengujungi museum dan perpustakaan, wawancara dengan pelaku atau saksi sejarah. Sidi Gazalba (1966:

15) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan hasil penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Helius Syamsudin (1994: 15) yang menyatakan bahwa heuristik adalah pengumpulan sumber-sumber sejarah, pada tahap ini peneliti menemukan sumber data yang sesuai dengan tema penelitian.

Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan menemukan sumber- sumber tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang berkaitan

dengan Jon g Islamieten Bond (JIB) dalam kancah pergerakan nasional pemuda Islam Indonesia pada tahun 1925-1942. Sumber-sumber tertulis tersebut diperoleh dari beberapa perpustakaan, diantaranya Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, P erpustakaan Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu P endidikan Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan P rogram Studi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta dan P erpustakaan St. Kolose Ignasius Yogyakarta.

2. Kritik

Tugas penyelidik dalam penelitian historik ini adalah mengadakan rekonstruksi mengenai masa lampau. Tetapi di dalam mengadakan rekonstruksi itu, tidak semua peristiwa yang sudah silam dapat diulangi terjadinya, sehingga penyelidik harus banyak mendasarkan diri pada fakta-fakta sejarah dan

membangun pemecahan persoalannya atas fakta itu. Fakta tersebut, yang diterimanya dari berbagai sumber, banyak bergantung pada orang-orang yang terdahulu hidup dan menjadi pelaku atau pembuat sejarah yang kini diselidikinya. Karena itu, penyelidik harus mempunyai cara-cara untuk meneliti apakah fakta itu benar-benar asli dan dapat dipercayai ataukah tidak. Cara-cara meneliti data serupa itulah yang dimaksud dengan kritik historik . Kritik historik yang lazim dipakai dibagi dalam dua fase, yaitu 1) k ritik ek stern meneliti keaslian data, apakah sumber data itu merupakan sumber yang asli ataukah palsu atau tiruan. Sehingga peneliti harus menempuh berbagai cara yang disesuaikan dengan kebutuhannya untuk mendapatkan data yang valid dan 2) kritik intern adalah kelanjutan dari kritik ekstern, bertujuan untuk meneliti kebenaran isi (data) sumber itu. Apabila telah diketahui bahwa sumber itu benar sebagai sumber asli (kritik ekstern), maka penelitian perlu dilanjutkan dengan menganalisis isi sumber tersebut agar dapat dipercayai kebenaran dan ketelitiannya (Winarno Surakhmad. 1985: 134-135).

Menurut Helius Sjamsudin (1994: 103) bahwa keabsahan sumber dicari melalui pengujian mengenai kebenaran atau ketetapan sumber. Kritik terhadap sumber data dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern pada sumber tertulis dilihat dari pengarangnya. Kritik ekstern adalah kritik terhadap keaslian sumber (otensitas) yang berkenaan dengan segi- segi fisik dari sumber yang ditemukan, seperti bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya dan segi penampilan yang lain. Sedangkan kritik intern merupakan kritik yang berhubungan dengan kredibilitas dari sumber sejarah yang berkaitan dengan isi, fakta dan ceritanya agar nantinya dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini maka kritik ekstern dilakukan dengan cara melihat pada sumber tertulis dilihat dari pengarangnya. Beberapa anggota dari Jon g Islamieten Bond (JIB) dikemudian hari ada yang menuliskan pengalaman yang telah dialaminya dalam pergerakan JIB pada tahun 1925-1942,

baik berupa artikel maupun buku, seperti Mohammad Roem. Sedangkan pada tahap kritik intern dilakukan dengan cara memperhatikan dan memastikan baik berupa artikel maupun buku, seperti Mohammad Roem. Sedangkan pada tahap kritik intern dilakukan dengan cara memperhatikan dan memastikan

diperoleh dari berbagai sumber dan mencocokkan sumber data yang satu dengan sumber data lainnya, baik sumber data yang berupa buku dan artikel satu dengan buku dan artikel lainnya. Dengan

melakukan cara tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa isi tulisan dapat dipercaya serta dari kritik intern dan kritik ekstern tersebut juga diperoleh sumber data yang valid.

3. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah sering disebut dengan analisis sejarah. Analisis berarti menguraikan, secara terminologi berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Namun keduanya, analisis dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi (Kuntowijoyo. 2001: 100). Berbagai fakta sejarah yang telah didapatkan kemudian dirangkai sehingga mempunyai bentuk dan struktur untuk direkronstruksi. Dalam proses inilah diperlukan interpretasi, yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah. Dalam menafsirkan suatu fakta mutlak diperlukan landasan interpretasi agar tidak terjadi penafsiran yang tanpa dasar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam menafsirkan suatu fakta di antaranya karena adanya beberapa

perbedaan seperti idiologi, kepentingan, tujuan, penulisan dan sudut pandang. Untuk memeriksa suatu fenomena historis seorang sejarawan harus selalu berhubungan dengan fakta-fakta sejarah. Suatu interpretasi yang tertentu tidak dapat dihindari oleh sejarawan. Sejarawan harus melepaskan pikiran, bahwa sejarawan dapat menghadapi data historis dengan pikiran yang bersih dan menangkap fakta dalam keadaan yang sebenarnya (Sartono Kartodirdjo. 1982: 63- 64).

Interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan atau mengaitkan antara sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah lainnya, sehingga dapat

diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang menjadi obyek penelitian. Kemudian sumber tersebut ditafsirkan, diberi makna dan diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa masa lampau yang menjadi obyek penelitian. Kemudian sumber tersebut ditafsirkan, diberi makna dan

4. Historiografi

Historiografi adalah kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi suatu kisah. Historiografi merupakan langkah terakhir dari prosedur penelitian dalam metode sejarah yaitu proses penulisan dan penyusunan kisah masa lampau yang direkrontruksi berdasarkan pada fakta yang telah diberi penafsiran atau merupakan suatu kegiatan penyusunan fakta sejarah menjadi kisah sejarah yang disajikan dalam bentuk tulisan. Peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas si Penulis dalam merekontruksinya.

Historiografi menurut Dudung Abdurahman (1999: 67) merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah. Sedangkan menurut Helius Sjamsudin (1992: 153), historiografi merupakan kegiatan menyampaikan hasil sintesa fakta-fakta yang diperoleh dalam bentuk kisah sejarah. Dalam historiografi seorang penulis tidak hanya menggunakan ketrampilan teknis, penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut untuk menggunakan pikiran kritis dan analisis. Interpretasi yang dilakukan terhadap fakta sejarah dapat menghasilkan suatu cerita atau kisah sejarah. Serangkaian kisah sejarah tersebut disajikan dalam suatu penulisan atau historiografi.

Penulisan sejarah mempunyai unsur yang sama dengan penulisan sastra yaitu sama-sama menyajikan suatu kisah, bedanya dalam sejarah. Sehingga dalam penulisan sejarah perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasanya agar orang tertarik untuk membacanya. Selain itu, imajinasi juga sangat diperlukan untuk merangkaikan antara fakta yang satu dengan fakta lainnya, sehingga menghasilkan suatu kisah sejarah yang menarik untuk dibaca dan dapat dipercaya

kebenarannya.

Tahap historiografi ini merupakan langkah terakhir dalam metodologi atau prosedur penelitian historis. Dari data-data sejarah yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti, maka peneliti berusaha memaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan bahasa yang ilmiah beserta argumentasi secara sistematis. Selain itu, peneliti juga berusaha agar penelitian ini menarik, logis, obyektif dan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, historiografi diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “ Perg erak an

Nasional Pemuda Isla m (Studi tentang Jong Islamieten Bond 1 92 5-19 42)”

sebagai obyek penelitian.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA KEUANGAN pada PERUSAHAAN yang MELAKUKAN SEO (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEJ 2000-2006)

0 1 96

Analisis marjin pemasaran ubi kayu (Manihot utilissim ) (studi kasus di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri)

0 2 85

A translation analysis of taboo expressions in a film entitled “knocked up” and their indonesian subtitles

0 1 119

FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN DI KABUPATEN KLATEN 2002-2007

0 0 100

HUBUNGAN PELAYANAN RESTORAN SIAP SAJI, TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DENGAN TINDAKAN RASIONAL PELANGGAN (Studi Tentang Hubungan Pelayanan Restoran Siap Saji, Tingkat Kepuasan Pelanggan dengan Tindakan Rasional Pelanggan Di McDonalds Jalan Dr.Radjiman No.136

1 1 119

AZEFEK ANALGESIK AIR PERASAN DAUN SELEDRI ( Apium graveolens L. ) PADA MENCIT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 50

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI (Studi Kasus Industri Tahu Sari Murni Surakarta)

0 2 89

1 ANALISIS PROFITABILITAS SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI)

0 0 89

Pengaruh air perasan herba seledri ( Apium graveolens L) terhadap kadar kolesterol total darah tikus putih ( Rattus norvegicus ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

2 5 45

EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimi sancti folium ) PADA TIKUS PUTIH SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 4 50