Ke simpulan
A. Ke simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mayoritas penduduk Hindia-Belanda beragama Islam. Karena kurangnya pengetahuan yang tepat mengenai Islam, pemerintah Hindia-Belanda pada mulanya tidak berani mencampuri agama Islam secara langsung. Tetapi kebijakan untuk tidak mencampuri Islam tidak konsisten karena tidak adanya garis yang tegas. Tahun 1859, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dibenarkan mencampuri masalah agama bahkan bila perlu demi kepentingan negara, para ulama harus diawasi. Politik Islam pemerintah Hindia-Belanda berubah setelah kedatangan Snouck Hurgronje tahun 1889. Pemerintah memberi kebebasan dalam ibadah dan sosial kemasyarakatan selama tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda. Tetapi dalam politik, pemerintah mencegah setiap usaha yang akan membawa rakyat pada fanatisme dan Pan Islam. Pendidikan Barat digunakan untuk mengurangi dan akhirnya mengalahkan pengaruh Islam di Indonesia, mengupayakan sekularisasi pendidikan dengan menyingkirkan pelajaran agama di sekolah. Namun dipenghujung abad ke-19 generasi intelektual Muslim Indonesia lahir. Generasi intelektual Muslim Indonesia tersebut umumnya pernah mengenyam pendidikan Barat sekaligus mendalami agama Islam secara khusus dan kemudian mendirikan sekolah- sekolah dengan meniru sistem dan cara dari sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah Belanda, tetapi semangat dan isi ajaran Islam tetap dipertahankan. Dengan
pemerintah Hindia-Belanda menyangkut
demikian
kebijakan-kebijakan
tokoh-tokoh pribumi Islam berpendidikan Barat semakin sadar akan kebangsaan dan keislamannya serta bersemangat menentang penjajahan. Hal tersebutlah yang mendorong didirikannya Jo ng Isla mieten Bo nd (JIB).
pendidikan
menyebabkan
2. Perkembangan Jo ng Islamieten Bond (JIB) sangat pesat. Pergerakan JIB didasarkan atas nasionalis Indonesia namun atas dasar Islam. Dasar pandangan agama telah memberi kepastian prinsip seperti halnya dengan organisasi- organisasi nasionalis lainnya dengan ideologi nasionalisnya yang kuat. Tujuan JIB didirikan adalah untuk memajukan pengetahuan tentang Islam, hidup
secara Islam dan persaudaraan secara Islam serta untuk memperkuat persatuan di kalangan pemuda muslimin. Sedangkan tujuan JIB yang menyangkut masalah wanita yaitu JIB harus memperhatikan pembinaan remaja putri dan kaum wanita umumnya di lingkungan kaum intelek. JIB menjadi suatu wadah untuk mendidik kaum muda Islam hingga menjadi kader-kader yang mempunyai dasar keislaman yang kokoh dan JIB pun kemudian membangun prasarana-prasarana yang kelak mempunyai nilai strategis dalam pembinaan generasi, yaitu dengan menerbitkan majalah Al-Nur atau Het Licht sebagai
majalah cendekiawan Islam pertama di Indonesia pada bulan Maret 1925 dan mendirikan Nation al In don esische Pad vinderij (NATIP IJ) sebagai organisasi
pandu nasional Indonesia serta bagian wanita yaitu Jong Islam ieten Bond D ames
Afdeeling (JIBDA).
3. Peranan Jon g Islamieten Bond (JIB) sebagai bagian dari organisasi pemuda Islam di kancah pergerakan nasional Indonesia tahun 1925-1942 antara lain:
a. Menggagas nasionalisme Indonesia. Islam dan kebangsaan atau cinta tanah air harus berjalan bersama dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Yang menjadi harapan JIB adalah JIB dapat menjadi organisasi yang mampu menjadi wadah persatuan pemuda Nusantara karena dasarnya memberikan kemungkinan yang lebih luas dibandingkan dengan dasar organisasi kedaerahan lainnya.
b. Nation ale Ind on esische Pad vind erij (NATIP IJ). Selain organisasi pemuda, pilar penting dalam pergerakan pemuda adalah kepanduan. Para anggota NATIP IJ aktif dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan pemuda. Dengan pendirian organisasi kepanduan tersebut diharapkan dapat menimbulkan perasaan persatuan di dalam diri bangsa yang bersama-sama memeluk agama Islam dan sekaligus membangun cinta b. Nation ale Ind on esische Pad vind erij (NATIP IJ). Selain organisasi pemuda, pilar penting dalam pergerakan pemuda adalah kepanduan. Para anggota NATIP IJ aktif dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan pergerakan pemuda. Dengan pendirian organisasi kepanduan tersebut diharapkan dapat menimbulkan perasaan persatuan di dalam diri bangsa yang bersama-sama memeluk agama Islam dan sekaligus membangun cinta
c. Meningkatkan derajat pendidikan. Dalam usahanya meningkatkan derajat pendidikan, JIB menyelenggarakan kursus-kursus pada tiap cabangnya dan
menyelenggarakan pemberantasan buta huruf. JIB juga mempunyai bagian penerangan pendidikan yang bernama Cen traa l Commissie S tu die In formatie Commissie (CCSIC) pada setiap cabangnya. CCSIC ini bertugas memberikan penerangan tentang bidang pendidikan dan pemondokan; memberikan bimbingan kepada orangtua dalam hal memilih sekolah, menaksir biaya pendidikan dan memberikan semacam bimbingan karir.