Latar Belakang

A. Latar Belakang

Haji Agus salim dilahirkan di kota Gadang Bukit Tinggi (Minangkabau), pada 8 Oktober 1884 putra seorang pejabat pemerintah sekaligus dari alangan bangsawan yang beragama. P ada tahu 1891, memasuki sekolah dasar Belanda, Yaitu ELS di Bukittinggi. Pada tahun 1898, agus salim menuju jakarta untuk masuk HBS. Selanjutnya pada usia 21 tahun Agus Salim ditawarkan untuk menjadi konsul Belanda di jeddah untuk mengurus jemaah haji Indonesia di Arab. Pada tahun 1906 agus Salim berangkat ke Jeddah sebagai konsul Belanda. Disana Agus Salim banyak bertukar pikiran dengan ulama yang pada kelanjutannya banyak memberikan perkembangan bagi pemikiran Agus Salim tentang Islam, diantara para ulama tersebut yaitu : Syekh Ahmad Khatib yang dikenal sebagai seorang pelopor ulama pembaharu di Minangkabau. Sekembalinya dari Arab Agus Salim banyak mengalami perubahan, terutama pemahamannya terhadap Islam menjadi lebih dalam lagi. Sejak tahun 1915 – 1936 beliau aktif dalam organisai SI. Di tahun 1925, di kota Yogakarta, salim turut mendirikan JIB (Jong Islamic Bond), akan tetapi pada tahun 1936 ia bersama dengan Mr Mohammad Roem mendirikan gerakan penyadar. P ada tahun 1931, haji Agus Salim berangkat ke Swiss dan Belanda sebagai wartawan surat kabar Fadjar Asia.

Hingga tahun 1936 beliau lebih banyak bekerja sebagai pengasuh surat kabar . Menjelang P roklamasi kemerdekaan Indonesia, haji Agus Salim aktif dalam Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) bersama bung Karno dan Bung Hatta.

Selanjutnya beliau menjadi anggota BP UPKI dan duduk di dalam PP KI[1].

B. Pe mikiran Islam Agus Salim Pemikiran H. Agus Salim mengenai agama Islam bersifat progres if dan liberal. Agus Salim mengenal Islam dari pamannya yaitu Syekh Ahmad Khatib yang merupakan seorang imam dan guru mazhab Syafi’i di Mesjid Haram, Salim mempelajarinya saat dia bertugas menjadi penerjemah pada konsulat

Belanda di Jeddah. Pemikiran dan pemahamannya tentang Islam ini dapat kita lihat dari ceramahnya di Universitas Cornell pada 1953 yang merupakan sebuah perguruan tinggi papan atas di Amerika Serikat yang terletak di Ithica dan

pernah menjadi pusat kajian terbaik tentang Indonesia. Karena ceramahnya itu, Agus Salim disebutkan sebagai perintis pemikiran neomodernisme di Indonesia. [2] Dalam ceramahnya itu dia memperlihatkan pola pemikirannya tentang Islam yang bersifat progresif dan liberal itu.

P ola pemikiran Salim yang terlihat dalam ceramahnya pada Universitas Cornell itu dapat kita lihat dari caranya memberi pemahaman dan mengenalkan Islam kepada masyarakat yang ada di tempat itu yang kebanyakkan tidak mengenal Islam secara mendalam. Menurut Salim kita seharusnya mengenalkan Islam dengan cara meneikkan Islam itu sendiri tanpa menjatuhkan agama lain dan juga membanding- bandingkannya.

Mengenai Al-Quran, Agus Salim berpendapat bahwa isi dari Al-Quran itu harus kita pahami secara kontekstual yaitu sesuai dengan tempat dan waktunya, Mengenai Al-Quran, Agus Salim berpendapat bahwa isi dari Al-Quran itu harus kita pahami secara kontekstual yaitu sesuai dengan tempat dan waktunya,

Agus Salim juga mengungkapkan pemikirannya mengenai ibadat, menurutnya ibadat itu harus dilaksanakan dengan dorongan niat dan pelaksanaan yang ikhlas, inilah yang terutama dipegang dalam melaksanakan ajaran Islam. Pemikirannya yang menunjukkan perspektif yang progresif terlihat dari perkataannya bahwa teks dari Al-Quran harus dimaknai secara kontekstual, dan kita dapat melihat contohnya pada pemikiran Salim mengenai masalah jilbab atau kerudung yang terdapat pada surat Al-Ahzab ayat (59), di sini Agus Salim mengisyaratkan pemahaman yang lebih kontekstual dengan memperhitungkan sebab turunnya (Azbabul-nuzul) ayat tersebut. Menurutnya anjuran pemakaian jilbab bagi perempuan Muslim tersebut dalam konteks waktu itu dimaksudkan untuk menugaskan identitas kulturalnya. Pandangan Islamnya juga muncul dalam pidatonya yang keras tentang harem dan cadar, dia mengatakan saat itu bahwa salah satu kecondongan adalah memisahkan laki-laki dan perempuan dalam setiap rapat JIB. Kaum perempuan disembunyikan di belakang sebuah tabir, yang menurutnya kebiasaan ini adalah kebiasaan bangsa Arab dan tidak berasal dari perintah Islam. Karena itu juga Agus Salim menolak asosiasi tabir dengan syahwat seperti yang diklaim oleh kalangan konservatif dan fundamentalis. Salim berpendapat bahwa persoalan tabir itu mencerminkan kepatutan sosial ketika berhubungan dengan para istri yang dipandang sebagai ibu dari kaum Muslim. Inilah yang menyebabkan Salim berani membongkar tabir dalam suatu rapat JIB.[4]

P andangan Agus Salim mengenai hubungan Islam dan negara belum dapat ditemukan jawabannya dengan tuntas, namun tentang surat yang dikirimkan

kepada M. Roem tertanggal 13 Februari 1982, terdapat hipotesis tentang Salim yang dituliskan oleh Syafi’i Maarif, yaitu :

1. Pertama, Salim dengan ketajaman intelektualnya telah mampu melihat bahwa penciptaan suatu negara Islam di tengah-tengah rakyat yang lebih dari

90 persen mesih buta huruf tidak bakal berjalan baik. pondasi yang kukuh, religio-intelektual, mutlak diperlukan untuk bangunan sebuah negara Islam modern.

2. Kedua, barangkali Salim juga dalam satu segi dapat mengikuti jalan pikiran pihak nasionalis bahwa sebuah deklarasi negara Islam pada saat-saat kritis masa itu dapat memperlambat pencapaian kemerdekaan dan sebagian kelompok minoritas yang dominan di bagian-bagian yang cukup strategis di Tanah Air akan menarik diri dari negara yang bakal lahir.

3. Ketiga, imbangan kekuatan dalam BP UPKIyang hanya berjumlah 20 persen saja dari 68 anggota yang mendukung ide negara Islam; bila distem, tidak dimungkinkan pihak Islam menang secara demokratis. [5] Dari hal di atas kita dapat melihat bagaimana pemikiran Salim mengenai pembangunan negara Islam saat itu.

C. Pemikiran Politik Agus Salim Dalam langkah awalagus Salim di sarekat Islam (SI), setelah beliau terpilih sebagai pengurus besar SI, karir politik and percikan idenya sangat diperhitungkan oleh kawan maupun lawannya. Dimulai denga gagasannya untuk menerbitkan sebuah surat kabar yang bertujuan untuk menyebarluaskan

tujuan dan cita-cita perjuangan SI gar rakyat mengetahuinya. Dalam pemikiran ideology Agus Salim menolak konsep-konsep kapitalisme, komunisme (sosialisme marxis) dan nasionalisme sekuler (duniawi). Menurut beliau semua itu pada dasrnya bersumber dari paham materialisme yang dikembangkn oleh dunia Barat dalam rangka mengganti kesetiaan tertinggi bukan pada ajaran agama, melainkan pada bangsa. Sebagai alternative ia menyodorkan paham Sosialisme Islam yang mengajarkan bahwa semua pihak akan menikmati kebahagiannya, yaitu bagi yang bermodal besar harus membantu yang lemah atau tidak mampu. Beliau mengatakan “tujuan Islam yaitu persamaan manusia, keadilan, yang sempurna dan ikhtiar serta usaha bersama, kebajikan orang bersama”.

Dalam berorganisasi menyatakan bagaimana seharusnya sebuah organisasi yang kuat berdiri, diantaranya yaitu:

1. Adanya kepercayaan serta prinsip-prinsip yang diakui sebagai milik bersama.

2. Adanya toleransi yang berarti menghargai pendapat dan keyakinan orang lain.

3. Adanya permusyawaratan dalam mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan rakyat bersama yang dimaksud adalah menguatkan persatuan hati, kehendak, dan mendidk serta pengertian keterikatan dalam persatuan.

Mengikuti beberapa pemikiran Hadji Agus Salim tentu saja tidak dapat dipisahkan dengan organisasi Sarekat Islam dan Jong Islamieten Bond. SI memang cenderung bergerak di bidang politik tetapi tujuan jangka panjangnya bukanlah kemerdekaan sepenuhnya. Dapat dilihat bagaimana pemikiran Salim tentang perjuangan untuk mencapai pemerintahan sendiri atau memperoleh kemerdekaan. Menurutnya, kemerdekaan itu tergantung kepada usaha rakyat bumiputra. Salim menolak pendapat yang statis yaitu menunggu saja kemerdekaan yang akan diberikan oleh bangsa kolonial Belanda.

“Bangsa yang hendak mencapai kemerdekaannya yang hendak menurut kekuatan dan kecakapan akan berdiri sendiri, tak harus senantiasa menadahkan tangan menantikan pemberian orang saja, melainkan harus menggerakkan segala tenaganya dan berusaha dengan sekuat- kuatnya. Sebelum kita membuktikan bahwa kita kuat dan pandai mengichtiarkan segala keperluan kita sendiri, tidaklah layak kita beroleh kemerdekaan akan berdiri sebagai bangsa sendiri”.[6]

Terhadap sikap Belanda yang mengatakan bahwa kemajuan kita harus berangsur-angsur karena bangsa kita belum matang memperoleh kemerdekaan, perlu terlebih dahulu belajar Ilmu Pengetahuan. Dalam masalah ini Agus Salim berpendapat bahwa kemajuan dan kemerdekaan suatu bangsa tidak tergantung kepada kecerdasannya dalam Ilmu Pengetahuan melainkan kepada kekuatannya akan memaksa bangsa-bangsa lain akan mengakui kemerdekaanny dan ketinggiannya derajat itu.[7]Hal ini bukan berarti Salim menapikan Ilmu Pengetahuan. Menurutnya, Ilmu P engetahuan memang perlu tetapi bukan menjadi syarat bagi kemerdekaan suatu bangsa melainkan sebagai hasil dari kemerdekaan.

D. Pe ranan dan Kiprah Politik Agus Salim

1. Sarekat Islam

P eranan Agus Salim berkaitan dengan pemikirannya dalam Sarekat Islam diantaranya adalah mengenai keberhasilan usahannya dalam memebersihkan

tubuh Sarekat Islam dari unsur komunis. Selain itu pula ia juga lah yang berpengaruh dalam menggariskan kebijakan dan strategis perjuangan Sarekat Islam terutama menganai warna keislaman pada tubuh Sarekat Islam yang diwujudkan dalam Keterangan Asas (Beg in sel Verk la ring).

Membersihkan tubuh Sarekat Islam dari unsur Komunis

Permasalahan ini sudah dimulai sejak tahun 1917 dimana telah terjadi perselisihan antara golongan komunis dengan golongan Islam. Diantaranya masalah perdebatan mengenai permasalahan Indie Weerba ar, selain itu pula masalah keikutsertaan Sarekat Islam terhadap lembaga Volk sraa d , dimana golongan Komunis sangat menentangnya.

Golongan komunis sebagian besar dari Sarekat Islam Semarang, diantara tokoh-tokohnya adalah Darsono dan Samaun. Yang mana keduanya sangat bertentangan dengan Agus Salim terutama mengenai arah perjuangan

dari Sarekat Islam. Puncak-puncak ketegangan mulai nampak ketika pada kongres CSI tahun 1919 (centraal Sarekat Islam) mulai diperbincangkan masalah disiplin

partai oleh kongres pada waktu itu. Yang mana secara tidak langsung dengan diberlakukannya disiplin partai (Partij Discip line) maka usaha Agus Salim dalam menyingkirkan golongan komunis dapat terlaksana. Namun tentunya usaha Agus salim tidak berjalan mulus. Diantaranya perbedaan pendapat dengan Tjokroaminoto. Dimana Tjokroaminoto lebih berpandangan bahwa ia lebih menghutamakan persatuan dikalangan Sarekat Islam sehingga pun menagguhkannya. Ia lebih mengutamakan persatuan di tubuh SI ketimbang perbedaan yang menurutnya bukanlah sesuatu yang prinsip. Berbeda dengan Salim. Ia berpendapat, masalah P KI sangatlah prinsip, karena menyangkut akidah

Sehingga baru pada tahun 1921 ide disiplin partai dimunculkan kembali dalam kongres yang dipimpin oleh Agus Salim, yang kebetulan pada waktu itu

Tjokroaminoto tidak hadir karena sedang ditahan oleh pemerintah Hindia Belanda.P eranan Salim di SI sangat menonjol terutama dalam merumuskan kebijakan dan strategi perjuangan organisasi. Hal itu tampak saat ia berusaha membersihkan orang-orang P KI yang mulai menyusup ke tubuh SI. Usaha pembersihan itu terkenal dengan istilah "Disiplin Partai".

Soal asas Salim menyatakan, "Tidak perlu mencari isme-isme lain

yang akan mengobati penyakit gerakan. Obatnya ada di dalam asasnya sendiri, asas yang lama dan kekal, yang tidak dapat dimubahkan orang, sungguhpun sedunia telah memusuhi dengan permusuhan lain. Asas itu adalah Islam."

Dalam hal P KI, Salim meminta agar Kongres mengeluarkannya dari SI. Sambil mengutip ayat al-Qur'an Salim menegaskan, "Di dalam al-Qur'an

terkandung perintah yang melarang kita bersaudara, yakni berikatan lahir batin dengan orang yang tidak sama keyakinan dengan kita. Karena mereka selalu hendak menjerumuskan kita dan mereka suka bila kita menderita bencana." Menanggapi Salim, Semaun menjawab bahwa SI perlu taktik yang lebih luas. Selama ini, katanya, SI hanya mampu mengumpulkan orang Islam saja buat bekerja bersama-sama membela hak rakyat. Padahal, selain Islam masih ada orang lain yang jumlahnya tidak sedikit. "PKI sudah nyata bisa membawa orang-orang Ambon, Manado, dan lain-lain rakyat Hindia yang tidak beragama Islam. Bilangan mereka tidak sedikit, pengaruhnya harus pula dihargakan. Di sini PKI sudah membuktikan taktiknya, bekerja dengan orang Islam Kristen.

Kongres akhirnya mensahkan keputusan disiplin partai dan Islam sebagai asas SI. Akibatnya, PKI harus keluar dari SI. Tak lama kemudian, Semaun dan Darsono membentuk SI sendiri yang terkenal dengan sebutan "SI Merah".

Memberi nuansa Islam yang k ental terhadap o rg anisasi Sare kat Islam

Usahanya dimulai dengan merumuskan keterangan asas yang merupakan arah dan tujuan dari organisasi SI pada kongres tahun 1919 yang kemidian disyahkan pada kongres tahun 1921. Hal yang dilakukan salim

merupakan penegasan kembali terhadap keterangan asas yang telah lebih dahula ada yang dibuat tahun 1917.

Menurutnya penegasan kembali terhadap keterangan asa pada organisasi SI perlu sebab islam merupaakan alternative utama bagi masyarakat Hindia Belanda untuk melakukan perubahan.

Sebab keterangan asas sebelumnya kurang menjelaskan posisi islam yang lebih luas. Sebab pada keterangan asas terdahulu mengisyarata kan bahwa sebaiknya pemerintahan atau Negara tidak dicampuri oleh masalah agama.

2. Jong Islamie te n Bo nd (JIB)

Jong Islamieten Bond atau Persatuan Pemuda Islam dilahirkan dalam lingkungan

pendidikan Barat. Kelahirannya merupakan reaksi sekelompok pelajar terhadap kalangan pelajar muslim lainnya yang bersikap acuh tak acuh terhadap agama Islam. Atas dasar keinginan untuk mengembalikan Islam sebagai ajarannya, sebagian pelajar

kelompok

terpelajar

yang

mendapat mendapat

Peran Agus Salim dalam Jong Islamieten Bond adalah dengan memeberikan gagasan-gagasan tentang modernisasi Islam dan politik. Pengaruh Salim sebagai seorang modernis dapat terlihat dalam beberapa tulisannya di majalah Het Licht/An -n ur (cahaya) yang diterbitkan oleh JIB. Kemudian JIB muncul sebagai “pabrik” dengan intelek-intelek mudanya seperti: Mohammad Roem, Mohammad Natsir, Kasman Singadimedjo dan AR Baswedan.

Agus Salim yang seorang nasionalis sejati, menyatakan pendapatnya tentang organisasi ini dalam majalah Het Lich t: didirikannya JIB merupakan titik balik terhadap segala kehidupan itu, kita di sini dihadapkan dengan tekad untuk berorientasi kepada sesuatu yang asli dari bangsa kita, dengan hasrat mengagunggkan sesuatuyang asli dalam pandangan kita sendiri; tidak mengagungkan segala apa yang berasal dari asing.

Pemikiran dan tindakan Hadji Agus Salim yang tegas dalam Jong Islamieten Bond terlihat pada kongres JIB di Solo pada 1927. salim dengan tegas “tidak ragu-ragu bertindak secara demonstratif dan menonjol, membongkar hijab atau tabir yang memisahkan para hadirin wanita dari para hadirin pria”. Menurutnya, pemisahan dengan menggunakan tabir adalah pengucialn terhadap kaum wanita.

3. Perge rakan Pe nyadar

Setelah kongres PSII selesai, Agus Salim mengatakan akan tetap bekerja menyumbangkan tenaga dan fikirannya untuk kepentingan umat Islam

Indonesia. Karena terjadi konflik diantara pemimpin PSII, ia melakukan langkah politik baru yaitu membentuk badan oposisi bernama Barisan Penyadar PSII (BP.P SII). Barisan P enyadar ini dimaksudkan untuk mengajak supaya setiap anggota partai sadar akan hak-haknya dalam organisasi yang selama ini dilanggar oleh Dewan Partai dan Lajnah Tanfidziyah.[8]

Salim dan Barisan Penyadar giat mengadakan pertemuan-pertemuan mempropagandakan politik kooperasidan mendesak agar partai mengubah

haluannya. Aksi oposisi Salim melalui Barisan ini menggoyahkan kedudukan Abikoesno. Oleh karena itu, setelah mengadakan rapat, pada tanggal 13 Februari 1937 diberlakukan pemecatan terhadap Salim, Sangadji, Sabirin dan Roem serta 24 orang tokoh Barisan P enyadar lainnya.

Dengan dikeluarkannya tokoh-tokoh Barisan Penyadar semakin membulatkan tekad mereka untuk membentuk partai sendiri. Kemudian diadakan konferensi yang menghasilkan keputusan yaitu membentuk partai “ Pergerakan P enyadar” . salim menyatakan bahwa partai ini merupakan pergerakan merdeka dan berdiri sendiri, mempunyai bentuk organisasi sendiri, asas, haluan politik serta program-program sendiri. Konferensi juga menetapkan H. Agus Salim sebagai pemimpin Umum dan AM. Sangadji sebagai wakilnya. Sedangkan Moh. Roem dipilih untuk menduduki jabatan Presiden Partai.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA KEUANGAN pada PERUSAHAAN yang MELAKUKAN SEO (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEJ 2000-2006)

0 1 96

Analisis marjin pemasaran ubi kayu (Manihot utilissim ) (studi kasus di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri)

0 2 85

A translation analysis of taboo expressions in a film entitled “knocked up” and their indonesian subtitles

0 1 119

FRONT UMAT ISLAM DAN PERANANNYA DALAM KEGIATAN SOSIAL KEAGAMAAN DI KABUPATEN KLATEN 2002-2007

0 0 100

HUBUNGAN PELAYANAN RESTORAN SIAP SAJI, TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DENGAN TINDAKAN RASIONAL PELANGGAN (Studi Tentang Hubungan Pelayanan Restoran Siap Saji, Tingkat Kepuasan Pelanggan dengan Tindakan Rasional Pelanggan Di McDonalds Jalan Dr.Radjiman No.136

1 1 119

AZEFEK ANALGESIK AIR PERASAN DAUN SELEDRI ( Apium graveolens L. ) PADA MENCIT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 50

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI (Studi Kasus Industri Tahu Sari Murni Surakarta)

0 2 89

1 ANALISIS PROFITABILITAS SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI)

0 0 89

Pengaruh air perasan herba seledri ( Apium graveolens L) terhadap kadar kolesterol total darah tikus putih ( Rattus norvegicus ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

2 5 45

EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimi sancti folium ) PADA TIKUS PUTIH SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 4 50