B Efektivitas Kepemimpinan B. 1 Defenisi Efektivitas Kepemimpinan

motivator factor yang merupakan kebutuhan yang terdapat di dalam diri seseorang yang menuntut untuk dipenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang di dalam pekerjaannya. Alasan peneliti menggunakan motivator factor karena motivator factor lebih sesuai dalam mengukur motivasi kerja karyawan secara utuh di PDAM Tirtauli. Alasan lain karena konsep efektivitas kepemimpinan sangat berkaitan secara langsung antara pemimpin dengan karyawan. Artinya pemimpin dapat dikatakan efektif apabila mampu memotivasi karyawan dan mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaan agar ia berprestasi bukan dikarenakan lingkungan pekerjaannya. II. B Efektivitas Kepemimpinan II. B. 1 Defenisi Efektivitas Kepemimpinan Kepemimpinan memegang peranan penting bagi pencapaian efektivitas organisasi. Pemimpin memiliki kapasitas dalam mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai denga harapan organisasi. Disamping itu, seorang pemimpin yang memiliki kemampuan merumuskan dan mengertikulasikan visi organisasi akan dapat menentukan efektivitas organisasi di masa depan Anwar, 2005. Fiedler dalam Mardiana, 2003 mengatakan bahwa efektivitas kepemimpinan bergantung pada situasi situasional, dengan kata lain efektivitas kepemimpinan bergantung pada kecocokan antara perilaku pemimpin dengan tuntutan situasi. Model ini menjelaskan bahwa efektivitas kepemimpinan bergantung pada cocok dan tidaknya kepemimpinan dengan faktor-faktor situasional tersebut. Terdapat tiga variabel kemungkinan yang dapat mendefinisikan faktor situasional utama kunci yang menentukan keefektifan kepemimpinan. Ketiga dimensi tersebut antara lain hubungan pemimpin-bawahan, struktur tugas, dan kekuatan posisi pemimpin. Universitas Sumatera Utara Pada hubungan pemimpin dan bawahan, Hoy dan Miskel 1996 mengungkapkan bahwa hubungan tersebut mencerminkan sampai seberapa jauh para pemimpin diterima dan dihormati oleh anggota kelompok. Kualitas hubungan antara pemimpin dan bawahan ditentukan oleh rasa menerima dari kepribadian pemimpin maupun perilakunya oleh para bawahan. Kualitas ini merupakan penentu utama terhadap penerimaan dari pengaruh-pengaruh yang diberikan oleh pemimpin terhadap bawahannya dalam membangun kepuasan kerja. Struktur tugas secara operasional adalah prosedur pengoperasian yang standar untuk menyelesaikan tugas atau sampai tingkat mana penugasan pekerjaan diprosedurkan terstruktur atau tidak terstruktur. Dari hasil penelitiannya bisa dibuktikan bahwa jika struktur tugas yang terstruktur dengan baik akan memberikan situasi yang menguntungkan bagi pemimpin, karena pemimpin akan lebih mudah memonitor dan mempengaruhi perilaku bawahannya pada tugas yang terstruktur tinggi Mardiana, 2003. Kekuatan posisi pemimpin merupakan sejauh mana seorang pemimpin untuk mengevaluasi kinerja para bawahan dan mengurus imbalan-imbalan dan hukuman Yukl, 1998. Semakin besar kekuasaan formal seorang pemimpin untuk memberikan hukuman dan penghargaan maka kontrol pemimpin semakin kuat, dan hal ini membuat situasi semakin menguntungkan. Mardiana 2003 dan Wijaya 2006 menyatakan beberapa faktor penting situasional yang mempengaruhi keefektivitasan kepemimpinan adalah kualitas hubungan pemimpin-bawahan, tingkat struktur dalam tugas yang akan dikerjakan, dan kekuatan posisi pemimpin. Universitas Sumatera Utara Menurut Robbin 2006, kepemimpinan merupakan kemampuan memotivasi karyawan, mengatur aktivitas atau tugas individu lain, memilih saluran komunikasi paling efektif atau menyelesaikan konflik diantara anggotanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin dapat berperilaku sesuai dengan tuntutan yang ada di dalam organisasi seperti berinteraksi dengan karyawan, memberikan arahan mengenai tugas kepada karyawan, dan menjaga kekuatan posisinya dalam mengevaluasi kinerja karyawan agar tercapainya tujuan organisasi secara efektif.

II. B. 2 Dimensi Efektivitas Kepemimpinan