Gambaran Umum

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Rokok Kretek Cap “Djagung Padi“ Malang didirikan pada tahun 1955 oleh Bapak H. Matrawi, yang mula – mula bekerja sebagai pedagang tembakau. Dari pengalaman berdagang dengan beberapa perusahaan rokok di daerah Malang, Bojonegoro, dan Madura inilah kemudian beliau mendirikan perusahaan sendiri. Adapun dalam aktivitasnya perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Jangka Pendek

a) Memelihara kelancaran proses produksi, dikarenakan kelancaran proses produksi akan mendukung kesuksesan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

b) Perusahaan berusaha untuk mencapai kapasitas yang optimal sehingga diharapkan tidak ada lagi yang menganggur bagi karyawan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

c) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan menjaga kelancaran proses produksi yang didukung dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah cukup, sehingga dapat mentargetkan tingkat produktivitas perusahaan.

2. Tujuan Jangka Panjang

a) Menjaga kontinuitas perusahaan dengan menjaga kelancaran proses produksi dan kelangsungan hidup perusahaan sehingga kepercayaan dari masyarakat akan meningkat dan kontinuitas perusahaan lebih terjamin.

b) Mengadakan ekspansi Setiap perusahaan yang ingin maju dan sukses ingin selalu berkembang, sehingga langkah akhir yang di ambil perusahaan adalah dengan jalan melakukan ekspansi. Ekspansi dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk memperoleh laba yang lebih besar, hal ini dilakukan apabila terjadi peningkatan permintaan terhadap produk yang diproduksi sehingga mendorong perusahaan untuk memperbesar produksinya guna memenuhi tambahan permintaan.

4.1.2 Bentuk Badan Usaha

Perusahaan rokok cap “Djagung Padi” Malang merupakan perusahaan perseorangan, dimana kepemilikan perusahaan dilakukan secara turun – temurun. Adapun surat ijin yang dimiliki dari pemerintah daerah maupun pusat adalah sebagai berikut :

a) Ijin tempat penyimpanan dari Walikotamadya Malang No. 14/601/Januari/1980

b) Ijin tempat usaha dari Walikotamadya Malang No. 17/1615/B/12/Februari/1983

c) Ijin NPWP No. 4.021.243.3-52 Register 01023906 Inspeksi Pajak Malang c) Ijin NPWP No. 4.021.243.3-52 Register 01023906 Inspeksi Pajak Malang

e) Ijin Departemen Tenaga Kerja Malang Np. 623/04/84/Malang, 6 Ijin Perdagangan.

f) Gudang No. 41797/GD/XIII-5/NAS/A

g) Gudang No. 41798/GD/XIII/NAS-5/A

4.1.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi atau kedudukan perusahaan terletak di Jalan Kedung Kandang No. 316 Malang, dua kilometer sebelah timur kota Malang. Pemilihan lokasi tentunya tidak sembarangan karena didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :

1. Faktor Primer

a) Bahan baku Untuk mendapatkan bahan baku di daerah ini cukup mudah sehingga tidak akan mengganggu kelancaran produksi.

b) Tenaga kerja Kebutuhan akan tenaga kerja bukanlah hal yang sulit bagi perusahaan, karena di daerah kecamatan Kedung Kandang yang sebagian penduduknya berprofesi sebagai petani. Sehingga mudah sekali dalam mendapatkan tenaga kerja karena upah yang dibayarkan tidak begitu tinggi.

c) Transportasi/Pengangkutan Perusahaan rokok cap ”Djagung Padi’ yang berlokasi di daerah Jalan Raya Jurusan Malang-Tumpang, dari segi pengangkutan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam pengiriman barang jadi ke daerah pemasaran.

d) Pasar Hubungan antara lokasi perusahaan dengan daerah pemasaran dapat dikatakan strategis dan menguntungkan, mengingat daya beli konsumen konsumen yang rendah dan hasil produksi cukup memadai.

2. Faktor Sekunder

a) Perluasan Kemungkinan perusahaan untuk mengadakan perluasan atau ekspansi usaha tidak mengalami masalah, mengingat persediaan tanah kosong masih cukup dan juga harga tanah di sekitar perusahaan relatif murah di samping sumber – sumber lain seperti tenaga kerja, listrik, dan air dapat terpenuhi dengan mudah.

b) Fasilitas permodalan Kebutuhan akan modal dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil kemungkinan akan mendapat kemudahan mendapatkannya.

4.1.4 Personalia

a. Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah merupakan faktor penting yang dimiliki oleh perusahaan, baik itu meliputi tenaga kerja yang terampil maupun tenaga kerja tidak terampil atau dalam arti lain tenaga kerja kasar. Sebagian besar tenaga kerja di perusahaan ini adalah wanita, sedangkan tenaga kerja pria hanya memegang peranan tertentu. Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan rokok ”Djagung Padi” Malang sampai saat ini berjumlah 380 orang termasuk didalamnya bagian pelintingan berjumlah 178 orang.

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perusahaan Rokok ”Djagung Padi” Malang

Pimpinan

Staff Wakil pimpinan

Kabag

Perlengkapan

Seksi Seksi Kantor

Seksi Seksi

Seksi

Seksi Seksi

ADM Pemb Utama

Seksi Seksi Bengkel

Seksi Seksi

Seksi

Seksi Seksi

Pembung Gudang kusan

Mandor Mandor

Mandor Mandor Sumber data: Perusahaan Rokok”Djagung Padi” Malang

Mandor

Mandor Mandor Mandor Mandor

1. Hari Senin sampai Hari Kamis dan Sabtu Masuk

: Pukul 07.00 – 12.00 WIB Pukul 13.00 – 16.00 WIB Istirahat

: Pukul 12.00 – 13.00 WIB

2. Hari Jumat Masuk

: Pukul 07.00 – 11.00 WIB Istirahat

: Pukul 11.30 – 13.00 WIB

c. Sistem Upah dan Penggajian Sistem upah dan penggajian yang digunakan adalah :

1) Bulanan yaitu tenaga kerja yang menerima gaji setiap bulan sekali pada akhir bulan.

2) Harian yaitu tenaga kerja yang menerima upah setiap minggu sekali pada hari sabtu, yang didasarkan pada jam kerja selama satu minggu.

3) Borongan yaitu tenaga kerja yang menerima upah setiap minggunya pada hari sabtu, yang dihitung berdasarkan jumlah batang rokok yang dihasilkan selama satu minggu.

4.1.5 Produksi dan Proses Produksi

a. Alat – Alat Produksi Untuk alat – alat produksi yang digunakan pada umumnya masih menggunakan tenaga kerja manusia, peralatan yang digunakan adalah :

1. Alat Linting dan Meja Linting Sebanyak 215 buah, yang berfungsi sebagai alat pembuat tembakau dengan kertas sehingga menjadi rokok batangan

2. Alat Gunting Sebanyak 68 buah, yang dapat digunakan untuk memotong rokok batangan dalam bentuk kasar

3. Mesin Pembersih Untuk mesin pembersih hanya berjumlah 2 buah, yang dapat digunakan untuk membersihkan (menghisap) debu tembakau

4. Nyiru adalah alat yang digunakan membersihkan tembakau terutama yang sudah bersih dari ganggang tembakau.

5. Alat untuk mengepak rokok dari kayu yang berjumlah 95 buah.

6. Timbangan besar yang berjumlah 2 buah.

b. Bahan – Bahan Yang Digunakan Diperlukan bahan – bahan yang berkualitas baik dalam memproduksi rokok yang mampu besaing dengan produk lain di antaranya adalah :

1. Bahan Pokok Bahan pokok adalah keseluruhan bahan utama yang diperlukan dalam prose pembuatan rokok, yaitu berupa : 1. Bahan Pokok Bahan pokok adalah keseluruhan bahan utama yang diperlukan dalam prose pembuatan rokok, yaitu berupa :

b. Cengkeh Sedangkan untuk bahan cengkeh hanya membeli dari para pemasok cengkeh, tidak secara khusus didatangkan dari daerah tertentu seperti tembakau hanya saja dengan modal kepercayaan.

c. Saos Yang dimaksud dengan saos adalah penguat rasa atau aroma dari rokok yang dihasilkan.

2. Bahan Pembantu Bahan pembantu adalah bahan yang sifatnya membantu dalam proses pembuatan rokok yaitu:

a. Kertas ambri Kertas ambri adalah kertas yang digunakan sebagai pembungkus tembakau yang telah dicampur dengan cengkeh dan saos menjadi rokok batangan.

b. Kertas minyak Kertas minyak digunakan untuk membungkus rokok batangan atau mengepak yang terdiri dari 10 batang rokok dan mengepres yang berisikan 20 pak rokok.

c. Kertas Kaca Digunakan untuk melindungi merk dan warna kertas pembungkus agar tidak mudah rusak dan kotor.

d. Kertas Etiket Kertas Etiket adalah kertas yang digunakan untuk menentukan identitas dari perusahaan yang bersangkutan, kertas ini terdiri dari 2 macam warna yaitu kuning dan hijau.

e. Kertas Pengawas Kertas Pengawas adalah kertas yang berisi nomor yang digunakan sesuai dengan ciri khas perusahaan agar tidak mudah dipalsukan oleh perusahaan lain

f. Kerta Kraft Kertas Kraft adalah kertas yang digunakan untuk membungkus rokok ke dalam setiap ball yang berisi 10 press rokok.

g. Kertas Pita Cukai Sedangkan untuk kertas pita cukai haruslah didapatkan dari kantor cukai dan ditempelkan pada setiap bungkus rokok karena untuk menandai bahwa rokok tersebut telah dikenakan beban pajak atau dengan kata lain telah melunasi bea cukai.

h. Lem Untuk Pelekat Lem untuk pelekat digunakan untuk melekatkan rokok dan juga untuk pembungkusan dalam setiap pak, press, maupun ball. Lem untuk pelekat digunakan dari awal pembungkusan rokok batangan sampai dengan pembungkusan rokok dalam bentuk ball.

c. Proses Produksi Dalam menghasilkan barang jadi berupa rokok yang siap dipasarkan maka harus melalui proses produksi terlebih dahulu, tahapan produksinya adalah sebagai berikut

1) Proses Odol Tembakau Proses Odol Tembakau yaitu suatu proses yang dijalankan guna menjadikan tembakau halus, merata, dan terurai. Proses ini wajib dilakukan karena dalam pembelian tembakau masih dalam bentuk padat dan kasar sehingga perlu untuk diproses lebih lanjut.

2) Proses Pencampuran Proses Pencampuran yaitu suatu proses mencampur tembakau, cengkeh, dan saos dicampur menjadi satu sesuai dengan perbandingan yang telah ditetapkan. Dalam proses pencampuran ini haruslah merata satu sama lain, tentunya dengan keadaan tembakau yang telah bersih dari debu. Kualitas rokok yang baik adalah terletak pada proses pencampuran ini, dan bersih tidaknya tembakau pada saat dicampur pertama kali. Apabila proses pencampuran pertama selesai maka proses selanjutnya adalah uji laboratorium untuk pengecekan lebih lanjut, jika uji laboratoruim telah selesai maka untuk sementara bahan yang telah tercampur disimpan terlebih dahulu ditempat tertutup.

3) Pensaosan Pensaosan digunakan untuk mendapatkan aroma atau rasa yang dikehendaki dengan memberikan saos terhadap campuran yang telah ada, apabila telah diberi saos maka hasil campuran yang telah jadi disimpan selama 6 sampai 7 hari apabila lebih akan lebih baik hasilnya karena campuran akan semakin meresap. Tujuan dari proses penyimpanan ini adalah untuk mendapatkan 3) Pensaosan Pensaosan digunakan untuk mendapatkan aroma atau rasa yang dikehendaki dengan memberikan saos terhadap campuran yang telah ada, apabila telah diberi saos maka hasil campuran yang telah jadi disimpan selama 6 sampai 7 hari apabila lebih akan lebih baik hasilnya karena campuran akan semakin meresap. Tujuan dari proses penyimpanan ini adalah untuk mendapatkan

4) Proses Pelintingan dan Sortir Proses Pelintingan dan sortir dilakukan untuk campuran rokok yang telah siap untuk dilinting oleh para tenaga kerja, produktivitas rata – rata tenaga kerja adalah minimum 1000 batang setiap orang tetapi dalam kenyataanya para tenaga kerja mampu memproduksi sebanyak 2500 – 3000 batang per orang. Pada proses ini juga dibutuhkan kertas kraft dan lem untuk merekatkan agar tidak mudah terbuka. Sedangkan untuk proses pelintingan seorang tenaga kerja menghadapi suatu alat linting dengan didampingi oleh seorang tenaga kerja lain yang betugas untuk menyortir rokok, apabila rokok telah disortir maka akan diserahkan kepada mandor yang betugas dan akan disortir kembali untuk kedua kalinya agar benar – benar didapatkan rokok dengan kualitas terbaik.

5) Proses Verfack (Pengepakan) Dalam proses pengepakan rokok batangan dibungkus dalam kertas minyak agar tidak terpengaruh oleh kelembaban udara dan dapat bertahan lama. Rokok yang telah terbungkus dalam kertas minyak kemudian diberi pita cukai.

Gambar 4.2 : Proses Produksi Rokok Perusahaan Rokok”Djagung Padi” Malang

Gudang Saos Gudang Tembakau

Gudang Cengkeh

Saos ditimbang

Tembakau ditimbang

Cengkeh ditimbang

Tembakau diuraikan

Tembakau dikeringkan

Tembakau diayak

Percampuran tembakau, cengkeh,saos

Dilinting

Penyimpanan hasil

Digunting

Disortir

Dibungkus

Pengebalan

Gudang Gudang

Tabel 4.1 : Jenis Produk dan Presentase Produksi perusahaan Rokok ”Djagung Padi” Malang

Jenis Produk

Isi

Isi

Rokok Kretek Djagung Padi Kuning Hijau

Rokok Kretek Djagung Padi Kuning Cokelat

Jumlah Total 100%

Sumber data: Perusahaan Rokok ”Djagung Padi” Malang

4.1.6 Pemasaran

a. Daerah Pemasaran Untuk mendistribusikan hasil produksinya, Perusahaan Rokok”Djagung Padi”

Malang mempunyai daerah khusus diantaranya Malang, Blitar, Pasuruan, dan Lumajang. Karena pada daerah tersebut terdapat banyak penduduk yang mengkonsumsi hasil produksi dari ”Djagung Padi”, sehingga daerah tersebut dijadikan sasaran distibusi yang utama. Sedangkan untuk wilayah diluar Jawa Timur seperti Kalimantan hanya dilayani jika terdapat pesanan dalam jumlah banyak.

b. Saluran Distribusi Saluran distribusi yang dijalankan adalah sebagai berikut :

1) Produsen Agen Retailer Konsumen Perusahaan mendistribusikan hasil produksinya terlebih dahulu kepada agen dalam jumlah yang besar, kemudian oleh agen didistribusikan kembali kepada retailer atau pedagang kecil, setelah dari retailer inilah hasil produksi dapat dinikmati oleh konsumen.

2) Produsen Retailer Konsumen Perusahaan sebagai produsen menjual langsung kepada retailer, dan kemudian retailer mendistribusikan kepada konsumen. Untuk proses ini lebih mudah karena hanya melewati 2 tahap, tetapi dalam penggunaannya hanya untuk daerah Malang saja.