Teuku Tjut Adek. BA, Ketua MAA

17 Teuku Tjut Adek. BA, Ketua MAA

14 Nyak Na Ye, Imuem Mukim Keude Kab. Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 10 Linteung, Wawancara pada tanggal 23 April

Mei 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan Kab. 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan

Nagan Raya.

Timur Kabupaten Nagan Raya.

18 Said Zulkarnaeni, Camat Seunagan Mukim Paya Undan, Wawancara pada tanggal

15 H. Nyak Dollah Illah, Imuem

Timur, Wawancara pada tanggal, 23 April

26 Mei 2010 di desa Latong Kecamatan 2010 di Keude Linteng Kecamatan Seunagan Seunagan Kab. Nagan Raya

Timur Kabupaten Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

pembuatan kebijakan Pemerintahan Kecamatan dan koordinator

Tahun 2006 maka tugas Camat selaku

dalam

proses

yang dibuat oleh bagi Imuem Mukim harus bisa mengarahkan

terhadap aturan

pemerintah dalam menetapkan isi dalam para Keuchik untuk berkoordinasi kepada

qanun.

Imuem Mukim pada setiap ada kegiatan

4. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan dalam

untuk memperkuat pengetahuan dan Gampong untuk kemakmuran ditengan

melaksanakan

Pemerintahan

keterampilan anggota masyarakat demi masyarakat gampong. 19 kepentingan pembangunan di tingkat

Kedudukan dan tugas Imuem Mukim Mukim dan Gampong. dalam

5. Mengembalikan dan memperkuat fungsi sebagaimana yang diharapkan masyarakat

melaksanakan

pembangunan

dan tugas lembaga-lembaga adat di adalah :

tengah kehidupan bermasyarakat.

Pemerintahan Mukim dalam

1. Kedudukan dan tugas Imuem Mukim

Pemberdayaan

dalam kecamatan sebagai upaya melakukan pembangunan gampong serta meli-

pembinaan guna meningkatkan kemampuan batkan masyarakat dalam pembuatan

Mukim baik di segi aparatur, keuangan qanun pembangunan tersebut.

maupun

manajerial agar terciptanya

2. Fungsi Imuem Mukim dalam memfa- gampong yang mampu menyelenggarakan silitasi masyarakat untuk meningkatkan

kegiatan pemerintah sesuai kewenangan dan menjunjung tinggi keadilan baik

Mukim sebagai unit didalam kemu-kiman maupun diluar

yang

dimiliki

pemerintahan yang otonomi. kemukiman.

Pengalaman sejarah telah membuktikan

pelaksanaan UU No 5 tahun 1979 tentang siapkan masyarakat dalam memahami

3. Imeum Mukim

bertugas

memper-

belum memenuhi pentingnya pembengunan dan demo-

pemerintahan

Desa

harapan masyarakat. Hal itu disebabkan krasi didalam pelaksanaan Pemerintah-

pemerintah menghendaki an Mukim di gampong.

antara

lain

bentuk dan susunan Menjalankan Pemerintahan Mukim

penyeragaman

organisasi pemerintahan desa. Sedangkan di Kabupaten Nagan Raya perlu mengatur

UUD 1945 mengakui keanekaragaman adat strategi, sehingga Pemerintahan Mukim

yang mempunyai hak untuk mengatur diri dapat berjalan di dalam masyarakat adalah:

sendiri. Selain itu telah melemahkan

1. Imuem Mukim perlu meningkatkan untuk masyarakat desa sebagai milik bangsa membuat rancangan qanun

Indonesia yang memiliki keanekaragaman meningkatkan kemakmuran Mukim dan

didalam

adat istiadat serta Gampong.

nilai-nilai

budaya,

kebiasaan yang hidup dan berkembang

2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam masyarakat itu sendiri. memiliki kesiapan untuk terlibat dalam

Pemerintah desa seharusnya memberikan perencanaan, pelaksanaan, dan kontrol

pelayanan perlindungan dan pemberdayaan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan

bagi masyarakat, tetapi dalam kenyataannya pembangunan dalam Mukim.

telah dirancang dari atas untuk memenuhi

kepentingan pemerintahan tingkat atas. Tidak kesadaran kritis tentang hak untuk terlibat

3. Menumbuhkan dalam

masyarakat

tegas mengakui adanya hak mengatur rumah tangga desa, berbagai urusan seharusnya

menjadi urusan rumah tangga desa

19 H. Zainal Abidin Nyak Syeck, cenderung diambil alih pemerintahan tingkat S.Ag, Tokoh Masyarakat, Wawancara pada

atas. Cenderung membentuk birokrasi yang tanggal 23 April 2010 di Keude Linteng

mengedepankan kekuasaan yang sentralistis Kabupaten Nagan Raya.

dan mengabaikan kedaulatan rakyat.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Dalam UU No 5 juga telah meng- tangan untuk mengetahui segala surat yang hancurkan fungsi dan tugas Mukim dalam

ada dikeluarkan oleh Kepala Desa. Mukim sistem pemerintahan di Aceh yang secara

juga dilibatkan dalam hal pengurusan Tanah turun-temurun telah diakui oleh masyarakat

milik adat yang mau dijual, disamping itu di Aceh. Seperti yang terjadi di Mukim

mukim juga sebagai saksi dalam berbagai hal Keude Linteng yang mana Camat telah

dilibatkan oleh Camat. 21 mengintruksikan kepada Keuchik apabila ada

Dalam menyelesaikan sengketa didalam permasalahan di dalam Gampong maka

Gampong yang diproses harus dilibatkan Imuem Mukim untuk

pemerintahan

melalui pengadilan gampong maka mukim menyelesaikannya akan tetapi para Keuchik

meminta pertanggung- tidaak pernah mengindahkannya dan malah

terlebih

dahulu

jawaban keuchik terhadap kelangsungan dalam hal surat menyurat para Imuem

di pimpim selama Mukim tidak tahu sama sekali di karenakan

gampong

yang

pemerintahannya, kemudian memudahkan tidak ada satu surat keluarkan yang ada

mukim di dalam mengatur setiap kegiatan di tembusan untuk Imuem Mukim setempat. 20 dalam gampong sebagaimana diharapkan

Dalam UU No.11 Thn 2006 tentang

oleh warganya. 22

Pemerintah Aceh, Mukim adalah kesatuan Oleh karena itu dengan telah adanya masyarakat hukum di bawah kecamatan yang

penyeragaman pola pemeritahan daerah di terdiri atas gabungan beberapa gampong

seluruh Indonesia melalui Undang-undang yang mempunyai batas wilayah tertentu yang

No. 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dipimpin oleh Imeum Mukim atau nama lain

Daerah, yang kemudian diikuti dengan dan berkedudukan langsung di bawah camat,

lahirnya Undang-undang No. 5 Tahun 1979 dalam

tentang Pemerintahan Desa, menunjukkan pemerintahan yang menjadi kewenangannya

menyelenggarakan

kewenangan

sistem pemerintahan ini menutup peluang terdiri

untuk membentuk pola menyerahkan

dari: melaksanakan

daerah yan berdasarkan Pemerintah kepada Pemerintah Aceh dan

karakter dan budaya daerah yang sekaligus pemerintah kabupaten/kota, Melimpahkan

melemahkan posisi masyarakat dan lembaga sebagian kepada Gubernur selaku wakil

adat terhadap akses kepemilikan atau Pemerintah dan/atau instansi Pemerintah,

penguasaan atas sumber daya alam. Dapat menugaskan

dikatakan bahwa kehadiran struktur politik Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/

desa selama masa orde baru telah mengikis kota dan gampong berdasarkan asas tugas

eksitensi Mukim yang selama ini mampu pembantuan.

sosial masyarakat, Di Kabupaten Nagan Raya Camat

memegang

peranan

menjaga relasi harmonis antar Gampong. mencoba melibatkan Imuem Mukim dalam menjalankan

tugas dan fungsi

dalam

pemerintahan. Melibatkan Imuem Mukim oleh Camat dalam hal mempersiapkan hal yang menyangkut data masyarakat yang

21 Said Zulkarnaeni, Camat Seunagan berada di wilayah kemukimannya. Dan juga

Timur, Wawancara pada tanggal, 23 April sekarang Mukim dilibatkan dalam hal tanda

2010 di Keude Linteng Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

22 Sahabuddin, Mukim Suak Sikha, Linteung, Wawancara pada tanggal 23 April

20 Nyak Na Ye, Imuem Mukim Keude

Wawancara pada tanggal 22 Juni 2010 di 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan

Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Timur Kabupaten Nagan Raya..

Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

4.2 Kendala yang dihadapi Imuem

pelaksanaan pemerintah Gampong perlu

Mukim Dalam Penyelenggaraaan

ditingkatkan keberadaannya di Prov. NAD.

Pemerintahan Mukim

Masyarakat

merupakan objek dari

4.2.1 Kendala yang dihadapi Imuem

Pemerintah.

Mukim selaku Lembaga Adat

juga dengan formulasi Masyarakat

Demikian

Pemerintahan Mukim di Aceh. Terutama adalah lembaga pemerintahan adat di luar

memahami

Mukim

karena masa Orde Baru di Indonesia, telah struktur pemerintahan negara. Hal senada,

tatanan bottom-up sepertinya juga dialami oleh pemrakarsa.

banyak

mengubah

menjadi top-down. Untuk mengubahnya, di Untuk memperjelas posisi fungsi dan

membutuhkan kerangka dan kedudukan Mukim pada masa lalu dapat

samping

paradigma yang jelas, juga membutuhkan dijadikan pengaturan sesuai dengan kebutuh-

lama. Nuansa tersebut an masa kini.

waktu

yang

merupakan implikasi dari kehadiran UU Dahulu, keberadaan seseorang tokoh

Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan masyarakat: Gampong dalam Tuha Lapan

Aceh, yang membicarakan tentang struktur kiranya tidak didasarkan pada pembagian

pelaksanaan tentang pemerintahan di Aceh unsur tertentu. Artinya, setiap orang tersebut

dan salah satunya adalah Pemerintahan dipandang memiliki kapasitas yang sama.

Mukim.

Hal ini sesuai dengan logika hukum Mengembalikan sistem Pemerintahan masyarakat Aceh pada masa itu, dengan

Mukim menurut keadaan masing-masing tidak membedakan disiplin hukum yang satu

daerah. Masyarakat hidup dalam pola pikir dengan disiplin hukum lainnya. Semua itu

yang dibentuk searah dengan kepentingan hanya disebut dengan hukum adat. Jadi

pemerintahan selaku pemegang kekuasaan di keanggotaan tuha lapan tersebut berdasarkan

daerah. Dengan demikian, lembaga peme- unsur-unsur tertentu adalah sesuatu yang

rintahan yang sebelum diberlakukan UU dibuat-buat pada masa sekarang.

Nomor 5 tahun 1979 sudah tidak difungsikan Kedudukan dan Tugas Imuem Mukim

lagi sehingga lembaga tersebut mulai terasa dalam

asing dalam kehidupan masyarakat. Maka Mukim selaku lembaga adat sangat berat,

menyelenggarakan

pemerintahan

Pemerintahan Mukim lebih diarahkan kepada maka Camat harus memberikan petunjuk

Lembaga Adat. Yang berarti Mukim adalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Imuem

lembaga adat menurut adat daerah setempat. Mukim oleh Camat juga harus memberikan

Akan tetapi setelah diberlakukan UU nomor perbedaan tugas antara Imuem Mukim

11 tahun 2006 maka Mukim mulai dilak- dengan Keuchik di dalam melaksanakan

sanakan lagi, melihat secara yuridis jelas Tugas dan fungsinya di dalam menjalankan

bahwa pelaksanaan sistem pemerintahan Pemerintahan Mukim. 23 Mukim legal menurut Hukum. Tidak ada lagi

Sehingga dengan spesifikasi itu, banyak berlaku peraturan yang dapat melarang hal yang perlu mendapat perhatian ulang.

terlaksananya sistem Pemerintahan Gam- Kembali ke Gampong, bukankah sebagai

pong di Aceh.

sesuatu yang logis

Dengan demikian, paradigma tersebut merupakan sesuatu keadaan yang tidak dapat

keaneka ragaman

haruslah diubah. Pemerintahan Mukim dan dihindari dalam wilayah Indonesia, sehingga

Gampong haruslah dilihat sebagai kesatuan masyarakat hukum dan adat dalam struktur kekuasaan terendah dan mempunyai wilayah

23 H. Zainal Abidin Nyak Syeck, kekuasaan sendiri serta memiliki kekayaan S.Ag, Tokoh Masyarakat, Wawancara pada

atau sumber pendapatan sendiri pula. tanggal 23 April 2010 di keude linteng

Pemerintahan Mukim dipimpin Oleh Imuem Kabupaten Nagan Raya.

Mukim dan beserta Imuem Chik dan

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Sekretaris Mukim sedangkan Gampong mempunyai batas wilayah tertentu dan dipimpin Keuchik dan Teungku Imuem

harta kekayaan sendiri, berkedudukan Meunasah. Keuchik bertugas di bidang

langsung di bawah Camat yang administrasi pemerintahan dan berjalannya

dipimpin oleh Imeum Mukim. Imeum hukum (adat), sedangkan Teungku bertang-

Mukim adalah Kepala Pemerintahan gungjawab atas terlaksananya kehidupan

Mukim. Dalam konteks budaya ideal, keagamaan masyarakat, berjalannya hukum

aktualisasi produk paket-paket budaya (syariat),

adat, dapat memasuki pasar global, (agama dan moral), dan atas bidang-bidang

terselenggaranya

pendidikan

memperhatikan beberapa lain yang berkaitan dengan kehidupan sosial

dengan

unsur, sebagai berikut: dan kemasyarakatan umat.

a. Berakhlak agamis: kuat aqidah Masyarakat juga lebih terobsesi dengan

dalam penegakan syiar dan syariat lembaga Imuem Mukim bila dibandingkan

Islam.

b. Berjiwa adatis: Penampilan prilaku Pertumbuhan budaya adat Aceh, andainya

dengan lembaga Pemerintahan Kecamatan.

yang adatis, dengan norma-norma menjadi bagian kesetiaan dalam konteks

adat dalam upacara-upacara ke- harkat dan martabat identitas keacehan,

khidmatan, bernilai ekonomi, har- menghadapi

kat dan martabat. global, maka wujud budaya idealis, akan

tantangan

sebaran budaya

c. Bertata Etika: budaya adat yang mudah adaptatis, akselirasasi dan beraku-

transparan (bermasyarakat, ber- mulasi secara kompetitif dan terprogram.

aturan, berencana, berorganisasi, Maksudnya; Budaya adalah suatu peradaban

bergerak dan rensponsif), dibawah yang mengandung berbagai nilai ilmu

manajemen Keuchik dan perang- pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,

katnya.

hukum, kebiasan dan berbagai kemampuan

Estetika. implimentas rekayasa (keterampilan) seseorang sebagai

d. Bertata

kreasi, apersiasi dalam format anggota masyarakat, Mengaktualkan Adat

dengan nilai-nilai seni keindahan, dan Budaya Aceh Untuk memelihara

bersih anggun, menarik (cantik), tumbuhnya adat istiadat Aceh, ada dua ka-

penuh nilai-nilai martabat yang wasan yang perlu diprogramkan pengem-

santun,kebanggaan dan berwiba- bangan apresiasi adat, dimana para tokoh

wa.

adat (leading) sektor dengan perangkatnya

e. Pengembangan nilai-nilai sejarah: amat berperan di dalamnya, yaitu kawasan

memorial, monumen Gampong dan kawasan Mukim:

Gedung

Daerah Modal, Monumen Perju-

angan, Istimewa, Serambi Mekah, hukum yang merupakan organisasi

1. Gampong: Kesatuan

masyarakat

Syariat Islam, musium alat-alat Pemerintahan terendah langsung di

teknologi pertanian tradisional, bawah

transportasi, musium perikanan, wilayah

musium kereta api dan lainnya. Keuchik dan yang berhak menye-

Oleh karena dengan telah adanya lenggarakan urusan rumah tangganya

penyeragaman pola pemeritahan di daerah sendiri. Keuchik adalah Kepala Badan

seluruh Indonesia melalui Undang-undang Eksekutif Gampong dalam Penyeleng-

No. 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan garaan Pemerintahan Gampong.

Daerah, yang kemudian diikuti dengan

2. Mukim: kesatuan masyarakat hukum lahirnya Undang-undang No. 5 Tahun 1979 dalam

tentang Pemerintahan Desa, menunjukkan Darussalam yang terdiri atas ga-

sistem pemerintahan ini menutup peluang bungan beberapa Gampong yang

bagi

daerah

untuk membentuk pola

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

pemerintahan daerah yang berdasarkan karakter dan budaya daerah yang sekaligus melemahkan posisi masyarakat dan lembaga adat terhadap akses kepemilikan atau penguasaan atas sumber daya alam. Dapat dikatakan bahwa kehadiran struktur politik desa selama masa orde baru telah mengikis eksitensi Mukim yang selama ini mampu memegang

peranan sosial

masyarakat,

menjaga relasi harmonis antar gampong. Keputusan adat yang telah dijatuhkan kepada pihak-pihak yang bersengketa dapat dijadikan salah satu pertimbangan oleh aparat penegak hukum dalam penyelesaian perkara. Mukim memiliki kuasa yang sah (legitimasi) untuk bertindak dalam hal pengurusan sumber alam, penyelerasan hu- bungan antara kampung dan menyeleng- garakan sejenis peradilan (mahkamah), Kuasa mukim dalam hal pengurusan sumber alam meliputi empat aspek. :Pertama, hak untuk mempertahankan pemilikan perse- kitaran dan sumber alam dalam wilayahnya. Kedua, hak untuk memanfaatkan perse- kitaran dan sumber alam. Ketiga, hak untuk mengatur tatacara pemanfaatan dan keempat, hak untuk mengurus atau menyelesaikan perselisihan yang berhubung kait dengan pemilikan dan pengurusan sumber alam.

Keempat hal tersebut dikawal sepe- nuhnya oleh Mukim melalui mekanisme tempatan dan tiap Mukim memiliki kekhas- annya masing-masing, dalam konteks hak untuk mengatur tatacara pemanfaatan sumber alam, Mukim merupakan institusi tertinggi di wilayahnya untuk merumuskan, menetapkan dan menguatkuasakan aturan-aturan tentang pemanfaatan sumber alam. Selanjutnya kampung melaksanakan aturan-aturan yang telah disepakati pada peringkat mukim secara outonom.

Berasaskan kepada adat pula, tiap Gampong dan Mukim di Aceh memiliki harta bersama berupa tanah dan perairan dalam wilayah tempatan. Istilah yang lazim dipakai untuk menyebut harta bersama pada tingkat gampong disebut tanah gampong dan pada tingkat mukim disebut tanah mukim.

Istilah tanah gampong digunakan untuk tanah-tanah bebas dan belum dimiliki secara pribadi yang terletak dalam wilayah sebuah kampung. Akan tetapi untuk saat ini semua itu dikuasai

oleh Pemerintah

Daerah sehingga mukim tidak ada lagi penghasilah didalam menjalankan pemerintahannya dan hanya mendapat insentif tiga bulan sekali

mendapatkannya dari Pemerintah. 24

4.2.2 Kendala yang dihadapi Imuem Mukim selaku Lembaga Pemerintahan

Merujuk kepada catatan sejarah, pada masa dahulu penghulu Mukim merupakan wakil Sultan di wilayahnya masing-masing. Penghulu memiliki kuasa untuk mengum- pulkan cukai untuk sultan. Atas tugasnya tersebut, penghulu mendapatkan imbalan dari sultan. Selain daripada itu, penduduk Mukim memberikan sokongan tenaga untuk mengerjakan sawah penghulu pada musim menanam padi. Hal seperti ini juga dite- ruskan oleh kolonial Belanda. Pada masa itu, penghulu menerima gaji bulanan untuk menunpang hidupnya sehari-hari. Keadaan tersebut berbeda dengan masa sekarang. Penghulu Mukim hanya mendapatkan insen- tif yang jumlahnya tidak mencukupi untuk kehidupan

sehari-hari. Imuem Mukim bekerja untuk warganya dan menggunakan sebahagian waktu dan uangnya untuk kelancaran administrasi baik dalam mobiler maupun trasformasi sebagai Imuem Mukim.

Seperti hanya Kecamatan Seunagan fungsi dan tugas Mukim tidak mempunyai kesejahteraan bagi kehidupan Imuem Mukim sehingga

lembaga pemerintahan tidak berjalan tetapi Mukim hanya sebagai lembaga adat yang menyelesaikan persoalan- persoalan di dalam gampong yang berada diwilayahnya. Wewenang yang ada pada Mukim saat ini hanya sebagai lambang.

24 Anzani, S.Ag selaku Plt. Camat Seunagan, Wawancara pada tanggal 26 Mei

2010 di Jeuram Kab. Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Seperti sebuah sebuah kapal yang tidak

5. Kendala yang dihadapi Imuem

berikan nahkodanya, maka kapal tersebut

Mukim dalam sistem Pemerintahan tidak akan berjalan. 25 Kabupaten

Imuem Mukim merupakan Lembaga Dalam UUPA Nomor 11 Tahun 2006 Pemerintahan yang telah ada dari semenjak

telah dijelaskan bahwa kedudukan Mukim Pemerintahan Iskandar Muda dan kemudian

berada di atas Gampong dan dibawah di hapus pada masa orde lama dan mulai

Kecamatan. Untuk pelaksanaan di tingkat diberlakukan lagi Undang-undang Nomor 44

daerah sangat tergantungan pada aturan Tahun

hukum di tingkat atas karena apabilaaturan keietimewaan Propinsi Istimewa Aceh. Keis-

1999 tentang

Penyelenggaraan

yang dibuat di daerah bertentangan antara timewaan meliputi penyelenggaraan ke-

dengan aturan yang di buat oleh Provinsi hidupan adat, penyelenggaraan pendidikan,

maka aturan yang dibuat di daerah dengan dan peran ulama dalam penetapan kebijakan

sendirinya batal menurut hukum. daerah. Khusus dalam hal penyelenggaraan

Camat selaku atasan langsung Mukim kehidupan adat, dapat membentuk lembaga

telah mengintruksikan kepada keuchik- adat dan mengakui lembaga adat yang sudah

keuchik di wilayahnya agar membawa segala ada sesuai dengan kedudukannya masing-

permasalahan didalam gampong kepada masing di provinsi, Kabupaten/Kota, keca-

Mukim dan apabila Mukim tidak bisa matan, kemukiman dan Kelurahan/Desa atau

menyelesaikannya maka permaslahan terse- Gampong. Bahkan daerah diberi kewe-

but baru boleh dibawa ke kecamatan untuk nangan luas untuk mengembangkan dan

diproses lebih lanjut. 27 mengatur keistimewaan yang dimilikinya.

Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim

di Kabupaten Nagan Raya banyak terdapat di Kabupaten Nagan Raya banyak terdapat

hambatan-hambatan di dalam menjalankan hambatan-hambatan di dalam menjalankan

tugas dan fungsi sebagai Imuem Mukim, ini tugas dan fungsi sebagai Imuem Mukim, ini

disebabkan oleh tidak adanya kewenangan disebabkan oleh tidak adanya kewenangan

memutuskan suatu Mukim

Mukim

didalam

permasalahan, karena semua hal yang permasalahan, karena semua hal yang

didalam memutuskan

suatu

menyangkut dengan Gampong diatasi oleh menyangkut dengan Gampong diatasi oleh

keuchik kemudian keuchik apabila tidak keuchik kemudian keuchik apabila tidak

sanggup mengatasinya langsung menghadap sanggup mengatasinya langsung menghadap

Camat tampa harus melapor kepada Imuem Camat tampa harus melapor kepada Imuem

Mukim terlebih dahulu. Keberadaan Imuem Mukim terlebih dahulu. Keberadaan Imuem

Mukim setelah tahun 1979 dalam hal Mukim setelah tahun 1979 dalam hal

pelaksanaan Pemerintahan baik di Keca- pelaksanaan Pemerintahan baik di Keca-

matan maupun di Gampong telah hilang. matan maupun di Gampong telah hilang.

Hanya yang ada saat sekarang Imuem Hanya yang ada saat sekarang Imuem

Mukim berperan sekedar untuk menghadiri Mukim berperan sekedar untuk menghadiri undangan Penjabat Daerah maupun Keca-

matan. 26

April 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan

25 Anzani, S.Ag selaku Plt. Camat Timur Kabupaten Nagan Raya. Seunagan, Wawancara pada tanggal 26 Mei

27 Said Zulkarnaeni, Camat Seunagan 2010 di Jeuram Kab. Nagan Raya.

Timur, Wawancara pada tanggal, 23 April

26 Nyak Na Ye, Imuem Mukim 2010 di Keude Linteng Kecamatan Seunagan Keude Linteung, Wawancara pada tanggal 23

Timur Kabupaten Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

undangan Penjabat Daerah maupun Keca- baga pemerintahan dapat berjalan dan matan. 28 Mukim tidak hanya sebagai lembaga adat

Dalam membuat suatu aturan hukum di yang menyelesaikan persoalan-persoalan di tingkat daerah sangat tergantungan pada

dalam gampong yang berada diwilayahnya aturan hukum di tingkat atas karena apabila

akan tetapi meluas ke persoalan-persoalan bertentangan antara aturan yang dibuat di

yang lain. Untuk itu wewenang yang telah Kabupaten/Kota dengan aturan yang di buat

ada pada Mukim saat ini lebih dikembangkan oleh Provinsi maka aturan yang dibuat di

kepada posisi lain agar pemerintahan Mukim Kabupaten/Kota dengan sendirinya batal

memiliki wibawa didalam masyarakat. 31 menurut hukum. Karena sampai dengan saat

Imuem Mukim untuk meningkatkan ini belum ada petunjuk teknis dalam

masyarakatnya sangatlah membuat suatu qanun tentang Lembaga

kesejahteraan

susah. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang Mukim, dan untuk saat sekarang seluruh

membuat Imuem Mukim tidak ada fungsi Kabupaten belum ada yang mengeluarkan

dan tugas yang berjalan di kabupaten Nagan dan mengesahkan qanun kabupaten tentang

Raya dan belum lagi seorang Imuem Mukim Mukim. untuk sekarang Mukim lebih

tersebut berbicara masalah dalam rumah diposisikan sebagai lembaga adat, sedangkan

tangganya sendiri yang pendapatannya saja dalam penegakan hukum diselesaikan secara

tidak bisa untuk mencukupi nafkah dalam adat dan pelaksanaan penyelesaian perkara

keluarga. Kalau kita berbicara kenapa Imuem adalah di dalam Gampong. 29 Mukim dahulu makmur dalam masyarakat

5.1 Upaya Yang ditempuh Imuem

maupun keluargannya ini dikarenakan ada

Mukim Dalam Mengaktifkan

hak-hak adat atas tanah (ulayat) Gampong

dan kedudukan Imuem Mukim dalam Tugas dan fungsi yang layak diberikan

Pemerintahan Mukim

Gampong sebagai pengurus sumber alam kepada Imuem Mukim adalah mengkoordinir

yang ada didalam Kemukimannya. 32 gampong, mengawasi keuchik-keuchik dan

Untuk saat ini para Imuem Mukim menampung persoalan dari kechik. Sedang-

merasa pesimis terhadap kelangsungan kan tugas Camat adalah sebagai atasan

Pemerintahan Mukim, karena kewibawaan Imuem Mukim yang mengkoordinil segala

tidak ada lagi yang kegiatan Mukim di dalam wilayahnya.30

Mukim

sudah

diakibatkan oleh tidak dilaksanakan aturan- Di Kecamatan Seunagan fungsi dan

aturan tentang Mukim. Keuchik dengan tugas Mukim dalam menghidupkan kembali

mudah menhadap ke Camat untuk meminta keberadaan Imuem Mukim sehingga lem-

penyelesaian suatu permasalahan, tampa diselesaikan permasalahan tersebut lebih dahulu dengan Mukim. Dan bagaimana mau

28 Nyak Na Ye, Imuem Mukim bejalan Pemerintahan Mukim, Camat sendiri Keude Linteung, Wawancara pada tanggal 23

yang memberi peluang para keuchik untuk April 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan

tidak mematuhi Mukim. Oleh karena itu Timur Kabupaten Nagan Raya.

29 Zulfika, SH. Kabag. Hukum

Setdakab. Nagan Raya, Wawancara Pada

31 Anzani, S.Ag selaku Plt. Camat tanggal 21 Mei 2010 di Suka Makmue

Seunagan, Wawancara pada tanggal 26 mei Kabupaten Nagan Raya.

2010 di Jeuram Kab. Nagan Raya.

32 Sahabuddin, Mukim Suak Sikha, Kab. Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 10

30 Teuku Tjut Adek. BA, Ketua MAA

Wawancara pada tanggal 22 Mei 2010 di Juni 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan Kab.

Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Imuem Mukim berharap agar mukim dapat fungsi dan tugas Imuem Mukim yang diberdayakan sebagaiman mestinya sehingga

diberikan maka apabila telah ada aturannya tidak ada anggapan masyarakat yang bahwa

dapat dijadikan arah dari tugas dan fungsi Mukim adalah saat diperlukan. Maka fungsi

dapat dijelaskan, untuk saat ini yang ada Mukim dalam masyarakat adalah apabila

landasanya hanya qanun no. 4 tahun 2003 masyarakat tidak lagi membutuhkan maka

yang disahkan oleh Gubenur Prov. NAD.36 saat itu tidak ada fungsi Imuem Mukim.

Seharusnya didalam pemilihan Imuem Harusnya pemerintah membuat ketegasan

Mukim :

didalam peraturan sehingga Pemerintahan

1. Pemilihan Imuem Mukim harus sesuai Mukim dapat berjalan sebagaimana di

dengan aturan yang telah ada amanatkan oleh UUPA No.11 tahun 2006. 33 2. Jangan ada interpensi dari Pemerintah

Dan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah didalam menetapkan Imuem Mukim

tidak akan

Pemerintahan jika antara Camat dan Mukim

3. Syarat-syarat menjadi Imuem Mukim saling koodinasi dalam menjalankan roda

dan Keuchik harus jelas 37 pmerintahan, sehingga tidak ada perasan

Imuem Mukim dimasa yang akan curiga diantara kedua lembaga pemerintahan

datang diharapkan dapat berperan dalam tesebut dan masing-masing mempunyai

segala lini didalam pemerataan pem- kewibaan tersendiri dalam masyarakat. 34 bangunan diwilayah kemukiman, di anta-

ranya: Imuem Mukim dan Keuchik harus diberikan kepada Imuem Mukim sehingga

Belum adanya

kewenangan

yang

kompak tentang apa yang perlu dibangun di kedudukan, tugas dan fungsinya tidak dapat

dalam Gampong. Mukim sebagai lembaga berjalan apalagi mengharapkan berjalannya

adat yang mengurus segala permasalah manajemen seperti sebuah badan pemerin-

diwilayahnya, sebelum permasalahan itu tahan yang telah ada. Akan tetapi apabila

dibawa ke Camat atau pengadilan. Apabila wewenang Imuem Mukim jelas didalam

yang diberikan kepada menjalankan Pemerintahan Mukim maka

ada

bantuan

masyarakat maka pihak kecamatan atau akan berjalan seperti yang di harapkan oleh

siapapun yang menyalurkan bantuan tersebut UUPA dan qanun.35

harus melibatkan Mukim didalam membe- Belum

rikan informasi terhadap pemberinan bantuan pelaksanaan Imuem Mukim di tingkat

ada satu

landasan

dalam

kepada masyarakat dan diharapkan kepada Kabupaten sehingga untuk menentukan

Camat agar Imuem Mukim dapat berjalan. 38

36 Said Azman, SH., Selaku Tokoh Mukim Paya Undan, Wawancara pada tanggal

33 H. Nyak Dollah Illah, Imuem

Masyarakat, Wawancara Pada tanggal 23 April

26 Mei 2010 di desa Latong Kecamatan 2010 di Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya. Seunagan Kab. Nagan Raya

37 Drh Muhammad Zhahid, Ketua

34 Drs. Djasmi, Setda Kabupaten KNPI Kabupaten Nagan Raya, Tokoh Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 3 Mei

Masyarakat , Wawancara pada tanggal 21 Mei 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan

2010 di Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Kabupaten Nagan Raya.

38 T.Djuneidi, Sekretaris MAA Kabupaten Nagan Raya, Wawancara pada

35 Mohd. Al-fatah, Ketua DPRD

Kabupaten Nagan Raya, Tokoh Masyarakat , tanggal 6 Mei 2010 di Suka Makmue Kab.

Wawancara pada tanggal 21 Mei 2010 di Nagan Raya

Keude Blang Sapek Kec. Suka Makmue,

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

penyelenggaraan Pemerintahan, antara didalam

Dalam menyelesaikan

sengketa

lain: penetapan organisasi Pemerintahan diproses melalui pengadilan gampong maka

Mukim, penetapan perangkat Mukim. mukim terlebih dahulu meminta pertang-

Membina kehidupan beragama dan gungjawaban keuchik terhadap kelangsungan

pelaksanaan Syariat Islam di wilayah gampong yang di pimpim selama peme-

kerjanya.

rintahannya, kemudian memudahkan mukim

2. Kendala yang dihadapi Pemerintah di dalam mengatur setiap kegiatan di dalam

Kabupaten Nagan Raya dalam menja- gampong sebagaimana diharapkan oleh

lankan pemerintahan Mukim adalah warganya.39

Pemerintah Kabupaten Nagan Raya Lembaga-lembaga yang telah dike-

belum berani dalam mengambil kebi- luarkan qanun oleh Pemerintah sehingga

membuat Peraturan diperlukan suatu aturan pelaksanaannya,

jakan

untuk

(Qanun) tentang kedudukan dan tupoksi akan tetapi aturan tersebut diserahkan kepada

dikarenakan belum ada Kabupaten/kota

Mukim

petunjuk dari Pemerintah Nanggroe syarat-syarat yang berhubungan dengan

Aceh Darussalam. Pemilihan ditentukan oleh Pemerintah dalam

3. Upaya yang dilakukan untuk meng- hal ini Pemerintah Aceh. Sehingga di daerah

aktifkan kembali Kedudukan dan tugas menjadi kebinggungan didalam membuat

Mukim dalam pemerintahan di Kabu- aturan seperti yang diperintahkan didalam

paten Nagan Raya adalah dengan mene- UUPA No.11 tahun 2006. Dan hal ini

tapkan Organisasi Pemerintahan Mukim ditakuti adalah posisi Camat dimana, jika

tentang struktur Pemerintahan Mukim qanun tentang mukim di sahkan karena

yang terdiri dari Imuem Mukim, Imuem hampir semua kedudukan, tugas dan fungsi

Chiek dan Sekretaris Mukim dan Camat ada pada kesemua aturan tersebut. 40 penetapan perangkat Mukim adalah

V. Kesimpulan

untuk penyelenggaraan Pemerintahan Mukim. Disamping itu pemerintah

1. Kedudukan Mukim adalah sebagai unit Kecamatan juga bertugas untuk mema- pemerintahan yang membawahi bebe-

jukan Pemerintahan Mukim, karena rapa Gampong yang berada langsung di

Camat dalam setiap pelaksanaan peme- bawah dan bertanggung jawab kepada

rintahan di kecamatan sangat berperan Camat yang mempunyai tugas untuk

sehingga apabila ada keuchik yang menyelenggarakan pemerintahan, pe-

menajukan permasalahan tanpa pembe- laksanaan pembangunan, pembinaan

terlebih dahulu kepada kemasyarakatan,

Imuem Mukim.

pelaksanaan Syariat Islam, sebagai

Kabupaten Nagan Raya

39 Sahabuddin, Mukim Suak Sikha, Wawancara pada tanggal 22 Mei 2010 di

Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

40 Zulfika, SH. Kabag. Hukum Setdakab. Nagan Raya, Wawancara Pada

tanggal 21 Mei 2010 di Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421