Media Sain dan Teknologi Abulyatama

1. Studi Evaluasi Benefit Cost Ratio (Studi Kasus Proyek Pengembangan Waduk Langsa)

Oleh Ir. Mohd. Isa T. Ibrahim, M.T.

2. Identifikasi Formalin dalam Produk Mie Basah dan Tahu dengan Metode Kualitatif Larutan KMnO 4 Oleh Ir. Amri Amin, M.Si.

3. Potensi Perikanan Tangkap di Kota Banda Aceh Pascatsunami Oleh Rizwan, S.T., M.T.

4. Peranan Air Susu Pascapanen Oleh Ir. Zahrul Fuadi, M.Si.

5. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dan Latihan Berstruktur pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa

Oleh Drs. H. Muhammad, M.Si.

6. Penerapan Pengajaran Remedial Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Oleh Drs. Bukhari, M.Si.

7. Analisis Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Oleh Yuliana, S.E.

8. Kedudukan Mukim dalam Sistem Pemerintahan Daerah (Suatu Penelitian di Kabupaten Nagan Raya)

Oleh Muhammad Nur, S.H., M.Hum.

9. Penerjemahan dan Implikasinya dalam Pengajaan Mata Kuliah Translation Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I

10. Interferensi Bahasa Aceh Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia (Studi Kasus pada Siswa Kelas II SMP Negeri di Kabupaten Aceh Besar) Oleh Drs. Djalaluddin A. Aziz.

11. Analisis Status Eksploitasi Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Malaka Provinsi Aceh Oleh Dra. Asmawati, M.Si.

12. AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kedelai pada Industri Tempe di Kota Subulusalam Oleh Ir. Firdaus, M.Si.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

TASIMAK

Media Sain dan Teknologi Abulyatama

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Pelindung/Pembina

: Rektor Universitas Abulyatama

Penanggung Jawab

: Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama

Pemimpin Redaksi

: Drs. Yusri, M.Pd.

Redaktur Ahli : Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A. (IAIN) Prof.H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah) R. Agung Efriyo Hadi, M.Sc. Ph.D (Unaya) Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya)

Drs. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)

Redaktur Pelaksana

: Drs. Zamzami A.R., M.Si.

Yuliana, S.E. Yulinar, S.Pd.

Dewan Redaksi

: Muhammad Nur, S.H., M.Hum

Ir. Mulyadi Ir. H. Firdaus, M.Si. Dewi Astini, S.H., M.Hum. Maryati B, S.H., M.Hum. Drs. Tamarli, M.Si. Yulfrita Adamy, S.E. M.Si. Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M. Drs. Bukhari, M.Si. Fakhrurazi Abbas, S.E., M.Si.

Distributor/Komunikasi : Drs. Akhyar, M.Si.

Drs. Muhammad, M.Si.

Bendahara

: Drs. Nasruddin A.R., M.Si.

Desain Cover : aSOKA Communications ( www.asoka.web.id ) Website

: www.abulyatama.ac.id.

Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5 Lampoh Keude – Aceh Besar, Telepon 0651 21255

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

STUDI EVALUASI BENEFIT COST RATIO (St udi Kasus Proyek Pembangunan Waduk Langsa)

Mohd. Isa T. Ibrahim

Jurusan Teknik Sipil Universitas Abulyatama

Abstrak

Penundaan jadwal pelaksanaan pembangunan proyek Waduk Langsa Aceh Timur berdampak kepada cost dan benefit. Hal ini perlu dievaluasi kembali untuk melihat nilai ekonomis dari aktivitas pembangunan, yang merupakan inti dari studi evaluasi proyek untuk menentukan apakah dan sampai berapa jauhkah proyek tersebut memberikan benefit yang lebih besar daripada biayanya kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya dan kegiatan operasi dan pemeliharaan sampai akhir umur proyek. Proyek dapat dikatakan mempunyai nilai ekonomis apabila manfaat yang diperoleh relatif lebih besar dari biaya pembangunan (investasi) dan biaya operasionalnya. Pada proyek ini manfaat yang dimaksudkan adalah hasil dari produksi bertanam padi dan pendapatan air baku, sedangkan biaya pembangunan berupa investasi dan biaya operasional budi daya tanaman pertanian antara lain biaya sarana produksi, biaya pemeliharaan tahunan, penyusutan dan upah. Untuk dapat membandingkan benefit dengan cost tersebut diperlukan keseragaman nilai harga pada tahun yang sama. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa NPV proyek umumnya masih positif pada tingkat bunga diskonto 15% dengan NPV = Rp. 20.519.203,31 dan Net B/C = 1,405. Dari hasil perhitungan dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga 20% dan analisa sensitivitas dalam beberapa alternatif maka proyek dianggap masih layak untuk dilaksanakan pembangunannya untuk kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci : benefit, cost, kriteria investasi benefit cost ratio

1. Pendahuluan

terletak antara 97 o .45'. 63" BT – 98 o . 0'. 0" Waduk merupakan salah satu bentuk

BT dan 04 o .20'.88" LU – 04 o .30' 0" LU. bangunan utama yang dibangun pada daerah

Secara administratif berada dalam wilayah yang kemampuan sumber airnya relatif kecil.

Kabupaten Aceh Timur. Lokasi terletak Bangunan ini diharapkan dapat menampung

sekitar + 10 km di sebelah Barat Kota kelebihan air di musim hujan, sehingga

Langsa. Di lokasi tersebut sudah dibangun nantinya dapat digunakan di musim kering

sebuah bendungan sungai Langsa mempunyai dan waduk diharapkan mampu menyediakan

luas Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar 94 air yang dibutuhkan sepanjang tahun. Di

km 2 dengan panjang sungai utama + 32 km. samping itu waduk juga sebagai salah satu

Sampai dengan saat ini bangunan pengairan sumber daya air yang hakikatnya merupakan

yang terdapat di sepanjang alur sungai unsur penting dalam usaha peningkatan

Langsa masih sangat terbatas dan bangunan kehidupan bangsa untuk mencapai tujuan

persungaian yang ada antara lain sebuah nasional, yang hendak diwujudkan melalui

bendungan (DAM) yaitu bendungan Langsa serangkaian program pembangunan yang

berlokasi di Desa Petau terletak + 6 km dari menyeluruh, terarah, terpadu dan secara terus

hilir. Bendungan tersebut dibangun pada menerus.

tahun 1987 yang membendung sungai Langsa Lokasi daerah studi kasus proyek

dan saat ini dimanfaatkan untuk mengairi pembangunan Waduk Langsa terletak di

daerah irigasi seluas + 2.500 Ha lahan sawah Sungai Langsa antara Desa Petau dan Desa

dan kebutuhan air bersih kota Langsa. Keumuning. Secara geografis posisi lokasi

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Dalam pembangunan waduk diper- ditinjau dari segi ekonomi teknik, kemudian lukan perencanaan pemanfaatan sumber daya

untuk dapat membandingkan manfaat dan air yang matang dan menyeluruh karena

biaya tersebut diperlukan keseragaman nilai memiliki peran yang sangat penting, maka

harga pada tahun yang sama, dapat berupa nilai sejak tahun 2001 dilakukan pekerjaan peren-

uang saat ini (present value) ataupun nilai uang canaan awal (pradesain) Waduk Langsa serta

akan datang (future value). Selanjutnya benefit dibuat gambar typical bendungan waduk,

cost ratio adalah perbandingan antara benefit rencana anggaran biaya konstruksi waduk dan

dan cost yang sudah disesuaikan dengan nilai biaya operasional dan pemeliharaan tahunan.

sekarang (present value). Adanya permasalahan krisis ekonomi

Penelitian ini diharapkan dapat mem- dan keamanan yang berkepanjangan mulai

berikan masukan kepada pemerintah terutama awal tahun 2002 sampai dengan tahun 2005

Dinas Sumber Daya Air untuk pengambilan mengakibatkan penundaan rencana pem-

keputusan terhadap rencana pembangunan bangunan waduk Langsa yang akibatnya terjadi

Waduk Langsa.

perubahan kelayakan nilai ekonomi proyek. Berdasarkan dengan tujuan di atas, Berdasarkan keadaan ini perlu dilakukan

maka ruang lingkup penelitian ini adalah : evaluasi kembali bagaimana pengaruh per-

1. Analisa biaya (cost) tahun 2006, meliputi ubahan penundaan proyek tersebut berkaitan

biaya konstruksi, biaya operasional dan dengan kondisi aman dan terjadi perubahan

pemeliharaan dengan berpedoman kepada nilai uang sehingga berpengaruh terhadap biaya

rencana anggaran biaya proyek bulan dan manfaat proyek.

Desember 2001 dan disesuaikan berda- Penelitian ini dilaksanakan bertujuan

sarkan perubahan nilai uang. untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

2. Analisa manfaat (benefit) tahun 2006 penundaan rencana pembangunan Waduk

ditinjau dari hasil produksi padi dan air Langsa terhadap manfaat dan biaya proyek,

baku untuk kebutuhan domestik. dalam hal ini perlu dievaluasi kembali hubungan perbandingan antara manfaat dan

Metode yang digunakan dalam penelitian biaya dengan menggunakan parameter kriteria

ini untuk mencapai tujuan penelitian tersebut di investasi yaitu Benefit Cost Ratio dan hal ini

atas adalah melakukan terlebih dahulu salah satu alat pengukuran kelayakan proyek

penyusunan program kerja dari seluruh

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

kegiatan penelitian, dalam hal ini perlu

4. Biaya tambahan adalah Biaya yang digambarkan bagan alir proses penelitian untuk

diakibatkan oleh kenaikan output suatu mencapai tujuan evalausi proyek.

produk.

5. Biaya Hilang adalah Biaya yang dikelu- jukkan bahwa NPV proyek waduk langsa

Berdasarkan hasil evaluasi menun-

arkan pada waktu yang lalu sebelum sebesar Rp. 20.519.203,31, ini menunjukkan

kepastian pelaksanaan proyek. masih positif pada tingkat bunga diskonta 15%.

6. Biaya Kesempatan adalah Biaya yang Hasil evaluasi Net B/C = 1,405. Kemudian

diakibatkan karena penggunaan sumber grafik hubungan suku bunga terhadap B/C

daya karena keterbatasan kesempatan. dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga 20% juga masih positif. Hasil analisis

Manfaat ( Benefit)

sensitivitas menunjukkan

Menurut Gittinger, (1986), bahwa, investasi masih positif. Hasil-hasil analisis

bahwa

resiko

definisi manfaat adalah segala sesuatu yang tersebut berkesimpulan bahwa masih layak

membantu suatu tujuan yaitu merupakan direkomendasikan kepada pemerintah untuk

peningkatan penerimaan barang ataupun jasa dilaksanakan pembangunanya.

dalam hal peningkatan pendapatan bersih

2. Tinjauan Kepustakaan Biaya (Cost)

pihak-pihak terkait.

Gittinger, (1986), menjelaskan bahwa, Ada dua macam benefit, yaitu: definisi biaya secara sederhana adalah segala

1. Manfaat langsung yaitu manfaat yang sesuatu yang mengurangi suatu tujuan yaitu

langsung diperoleh sesuai dengan tujuan mengurangi pendapatan bersih pihak-pihak

investasi.

terkait.

2. Manfaat tidak langsung yaitu manfaat Macam-macam cost dalam proyek:

yang merupakan dampak dari adanya

1. Biaya Investasi adalah Biaya atau modal proyek suatu investasi. yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek

Benefit juga dapat diklasifikasikan sebagai:

2. Biaya Tetap atau Overhaed adalah Biaya

a. Tangible Benefit atau yang dapat dinilai yang tidak terpengaruh oleh adanya

dengan uang

kegiatan-kagiatan (misal : gaji)

b. Intangible Benefit atau yang sulit dinilai

3. Biaya Variabel adalah Biaya yang lang-

dengan uang.

sung berhubungan dengan

kegiatan-

kegiatan.

Proyek

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

1. Net present Value (NPV) adalah

Menurut Kadariah (1978), proyek

NPV merupakan selisih antara “Present direncanakan untuk mendapatkan benefit/

suatu rangkaian

aktivitas

yang

Value” benefit dan “present value” dari cost, manfaat dalam jangka waktu tertentu. Di dalam

yang dinyatakan dengan rumus : proyek-proyek pengairan dilakukan evaluasi ekonomi pada:

Bt Ct

 Tahap Recounaissance

................ (1)  Tahap Master Plan

NPV =

 Tahap Feasibility Study Perhitungan pada tahap Feasibility

Dimana :

study proyek dianggap layak, maka kemudian

t = umur proyek

dilaksanakan detail design untuk seterusnya

i = tingkat bunga

menginjak pelaksanaan. Tetapi pada prak- Bt = benefit (manfaat proyek) pada tahun t teknya bahwa kadang-kadang ada keraguan

Ct = cost (biaya) pada tahun t terhadap analisa yang dilaksanakan pada

Bila nilai NPV > 0 dan positif berarti feasibility study tersebut, karena hal-hal

proyek dapat dilaksanakan, karena akan berikut:

memberikan manfaat. NPV = 0, berarti proyek

a. Biaya pelaksanaan pekerjaan sering lebih tersebut mengembalikan persis sebesar biaya besar dari biaya yang telah dihitung pada

(cost) yang dilakukan, sedangkan apabila nilai feasibility study.

NPV < 0, maka proyek tidak akan memberikan

b. Ada perbedaan hasil dari proyek yang sudah manfaat sehingga tidak layak untuk dilak- berfungsi dengan perkiraan hasil yang ada

sanakan.

pada entimasi sebelumnya (biaya maupun

2. Benefit Cost Ratio (B/C) benefitnya).

Benefit cost ratio adalah perbandingan antara benefit dan cost yang sudah disesuaikan

Parameter Kelayakan Proyek

dengan nilai sekarang (present value). B/C Menurut Yacob (1997) parameter-

dapat dinyatakan dengan persamaan : parameter kelayakan ekonomi yang biasa digunakan dalam analisa ekonomi teknik adalah sebagai berikut :

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Bt adalah mencari dari kesalahan tersebut

berdasarkan persentase (%) kenaikan biaya dan

1 i penurunan harga. Cara untuk mencari variabel B/C =

Ct yang berpengaruh pada hasil analisa tersebut

dinamakan : analisa sensitivitas. Biasanya dilakukan dengan mengubah-ubah komponen-

1 t komponen yang menentukan, yaitu:

a. Biaya investasi

b. Produksi atau Yield

Proyek dapat dikatakan layak apabila

c. Harga atau nilai jual produksi parameter :

Setelah kita dapat menentukan komponen Apabila nilai B/C > 1, NPV > 0 dan

mana, dari ketiga komponen tersebut yang IRR > suku bunga bank.

sangat berpengaruh pada analisa kelayakan proyek, kemudian kita cari sejauh mana

Analisis Sensitifitas

perubahan komponen tersebut mempengaruhi Menurut Kadariah, (1978), analisa

yaitu dengan cara sensitivitas tujuannya adalah untuk melihat apa

perhitungan analisa,

mengubah-ubah komponen tersebut. Dari nilai- yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek nilai tersebut, kemudian dicari kombinasi yang jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan mana yang paling memuaskan. Setelah dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau

kombinasi tersebut kemudian manfaat. Di dalam analisis ekonomi sering

diperoleh

dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya. timbul pertanyaan :  Seberapa handal dan seberapa

Evaluasi Proyek

tepatkah prakiraan dari analisa Menurut Yacob, (1997), evaluasi tersebut?

 Sudah tepatkah prakiraan cost dan proyek bertujuan untuk menilai kelayakan suatu gagasan usaha/ proyek dan hasil dari

benefit hasil dari perhitungan? penilaian kelayakan ini merupakan bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk

Cara yang paling umum dilakukan menerima atau menolak usaha/ proyek yang untuk mencari kesalahan atau mencari hal yang

direncanakan.

paling berpengaruh pada hasil perhitungan

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Proyek menyatakan suatu rangkaian kepustakaan. Daridata tersebut dapat dihitung aktivitas yang direncanakan untuk menda-

dan dianalisis biaya (cost) dan manfaat patkan benefit/ manfaat dalam jangka waktu

(benefit) proyek Waduk Langsa untuk studi tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut

evaluasi benefit cost ratio. diperlukan pengorbanan dari resources yang

Data ukuran Waduk Langsa Aceh dimiliki, karenanya dalam pemilihan suatu

Timur berdasarkan batasan kondisi topografi proyek yang akan dikerjakan harus diadakan

dan analisa keseimbangan air, dengan batasan penilaian, baik dari segi teknis maupun

tersebut direkomendasikan sebagai berikut : ekonomis agar penanaman modal/ investasi

Volume waduk : 102,18 juta m 3 jatuh pada pilihan proyek yang paling tepat.

Tinggi maximum bendungan: + 55 m Manfaat yang berdasarkan evaluasi

Volume tubuh bendungan : 0,702 juta m 3 proyek pada umumnya lebih bersifat sosial

Panjang As bendungan: 185 m benefit dari pada financial benefit. Sebaliknya

Panjang pelimpah utama :212 m perhitungan studi kelayakan lebih menitik

Panjang terowongan pengelak:325 m. beratkan pada financial benefit dari pada social benefit. Ruang lingkup studi kelayakan, pada

Perhitungan dan Cara Pengukuran

umumnya, lebih menitik beratkan pada

Kelayakan Proyek

kelayakan usaha dari pengusaha secara individu. Sedangkan ruang lingkup dari

Perhitungan kelayakan ekonomi tek- evaluasi proyek, melihat kelayakan suatu

nik proyek dalam kaitan evaluasi proyek proyek ditinjau dari kepentingan masyarakat

Waduk Langsa Kabupaten Aceh Timur secara keseluruhan.

dimaksudkan untuk melihat nilai ekonomi dari

3. Metode Penelitian

aktivitas pembangunan. Kapasitas operasi dan

Pengumpulan Data Proyek

pemeliharaan sampai akhir umur proyek. Dalam studi ini diperlukan data pokok

Proyek dapat dikatakan ekonomi apabila yaitu gambar desain waduk, rekapitulasi

manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya rencana anggaran biaya konstruksi proyek

pembangunan (investasi) dan biaya operasional tahun 2001, biaya operasi dan pemeliharaan

& pemeliharaan.

proyek hasil produksi padi, biaya produksi Pada proyek ini, manfaat yang padi, harga jual padi, luas areal sawah

dimaksudkan adalah hasil sebagai berikut : pertanian, pendapatan air baku dan referensi

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

- Manfaat dari tanaman pertanian seperti

Benefit Cost Ratio (BCR) peningkatan hasil produksi padi -

Manfaat dari pandangan

air

baku

Analisis Sensitivitas

kebutuhan domestik. Dalam analisa sensitivitas bahwa setiap kemungkinan itu, harus diuji, yang Untuk dapat membandingkan manfaat

berarti setiap waktu harus diadakan analisis terhadap biaya tersebut diperlukan kesera-

kembali. Ini perlu sekali, karena analisa proyek gaman nilai harga pada tahun yang sama.

proyeksi-proyeksi yang Dapat berupa nilai uang saat ini (present value)

didasarkan pada

mengandung banyak ketidakpastian tentang ataupun nilai uang yang akan datang (future

apa yang akan terjadi di waktu yang akan value). Perhitungan dan cara pengukurannya

datang. Bagaimana sensitifitas (kepekaan) sebagai berikut :

interval economic return suatu proyek terhadap kenaikan biaya atau terhada turunnya harga-

a) Perhitungan nilai uang sekarang harga. Jadi analisa sensitifitas mencoba melihat Rumus yang digunakan untuk menghitung

hasil realitas rencana proyek yang sangat nilai uang sekarang (present value) adalah:

dipengaruhi unsur-unsur ketidakpastian menge-

F nai apa yang akan terjadi, maka perlu menguji PV =

proyek yang diajukan untuk mengetahui

1 i sentifitas terhadap kesalahan-kesalahan dalam

Dimana : memperkirakan hasil yang mungkin bisa PV = Nilai uang sekarang

dicapainya. Cara penerapannya adalah hanya

F = Nilai uang tahun yang akan menghitung nilai proyek sekali lagi dengan datang

menggunakan perkiraan baru untuk salah satu

i = Besar bunga uang unsur biaya atau manfaat. n

= Jangka waktu (tahun)

b) Cara Pengukuran Nilai Proyek

4. Hasil dan Pembahasan

Cara pengukuran nilai suatu proyek yang

Hasil Perhitungan

biasa digunakan dalam analisa ekonomi Sehubungan dengan maksud dan teknik dengan rumus sebagai berikut :

tujuan dari penelitian ini yaitu untuk -

Net Present Value (NPV) mengetahui bagaimana pengaruh perubahan

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

tahun pelaksanaan pembangunan

proyek

waduk langsa dari tahun 2001 ke tahun 2006 akibat penundaan pembangunan dan hal ini perlu dievaluasi kembali dengan analisa berdasar parameter benefit cost ratio (BCR) untuk penentuan kelayakan proyek; hasil perhitungan sebagai berikut :

4.1.1. Perhitungan Biaya Konstruksi

Berdasarkan hasil

analisa

biaya

pembangunan (investasi) untuk pembangunan Waduk Langsa sebesar Rp. 72.000.000.000,- dan biaya operasional, pemeliharaan & peng- gantian pertahun sebesar Rp.231.653.846,20,-

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

4.1.2 Perhitungan Nilai Hasil Produksi Padi

a. Tabel P.9. Perhitungan Nilai Hasil Produksi Padi pada Musim Hujan. Luas

Nilai Hasil Biaya Produksi Nilai Hasil Nilai Hasil Total Tahun Area

Luas Area

Luas Area Hasil Padi

Bersih Baku

Fungsional

(Rp) (Ha) (Ha)

(Kw/Ha)

(Rp/Ha)

(Rp / Ha)

(Ha)

(Rp/Ha)

x (4)

(7) = (5) - (6) (8) = (7) x (3)

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Luas

Luas

Luas Area

Nilai Hasil

Tahun Area

Nilai Hasil Total Baku

Area Fungsional Hasil Padi

Nilai Hasil Biaya Produksi

Bersih

(Rp) (Ha)

(Kw/Ha)

(Rp/Ha)

(Rp / Ha)

(Ha)

(Rp/Ha)

b. Tabel P.10 Perhitungan Nilai Hasil Produksi Padi Pada Musim Kemarau

Luas

Luas Area

Nilai Hasil Bersih Tahun Area Baku (Ha)

Luas Area

Hasil Padi Nilai Hasil Biaya Produksi

(Rp/Ha) Nilai Hasil T (Ha)

Fungsional

(Kw/Ha)

(Rp/Ha)

(Rp / Ha)

(Ha)

180.000 x

(7) = (5) - (6) (8) = (

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

4.1.3 Perhitungan Present Value dan BCR dalam beberapa Interest Rate

Tabel P.14. Perhitungan Present Value dan Benefit Cost Ratio Untuk berbagai Interest Rate

T Hasil a Biaya

PV Benefit hu n (Cost) (Benefit)

Total

Manfaat

PV Biaya

PV Benefit

PV. Biaya

PV Benefit

PV Biaya

PV Benefit

PV. Biaya

(2)/1.40^n (7) = (3)/1.40^n 25,000,00

(2)/1.10^n

(3)/1.10^n

(2)/1.20^n (5) = (3)/1.20^n

(2)/1.30^n

(6) = (3)/1.30^n

1 0,000 5,343,750,0-19,656,250,022,727,272,727. 4,857,954,545 20,833,333,333 4,453,125,000 19,230,769,231 4,110,576,923 17,857,142,857 3,816,964,286 20,000,00

2 0,000 5,343,750,0-14,656,250,016,528,925,619. 4,416,322,314 13,888,888,889 3,710,937,500 11,834,319,527 3,161,982,249 10,204,081,633 2,726,403,061 15,000,00

3 0,000 5,343,750,0-9,656,250,0011,269,722,013. 4,014,838,467 8,680,555,556 3,092,447,917 6,827,492,035 2,432,294,037 5,466,472,303 1,947,430,758 12,000,00

4 0,000 5,343,750,0-6,656,250,00 8,196,161,464.4 3,649,853,152 5,787,037,037 2,577,039,931 4,201,533,560 1,870,995,413 3,123,698,459 1,391,021,970 2,830,000 5 ,000 24,822,776,821,992,776,80 1,757,207,344.3 15,412,991,413 1,137,313,529 9,975,717,271

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

72,407,328,400 139,784,784,500 55,643,306,600 66,662,420,310 45,347,350,420 39,484,619,790 38,484,685,140 25,627,815,390 Benefit Cost Ratio (BCR)

Perhitungan Present Value dan Benefit Cost Ratio Untuk berbagai Interest Rate

T a Hasil Total Manfaat PV Biaya PV Benefit

PV. Biaya

PV Benefit

PV Biaya

PV Benefit PV. Biaya PV Benefit h

u (Cost) (Benefit) Bersih (10% IR) (10% IR)

(30% IR) (40% IR) (40% IR) n Rp

(6) = (3)/1.30^n (7) = (2)/1.40 ^n

(2)/1.10^n

(3)/1.10^n

=(2)/1.20^n

(2)/1.30^n

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

2 20,000,00 - 16,528,92

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

0 41,604,756,830 0 12,224,883,060 Benefit Cost Ratio (BCR)

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Perhitungan/ analisa Sensitifitas dalam Beberapa Alternatif adalah sebagai berikut: Perbandingan NPV (i = 15% )

I. Hasil Perhitungan Pertama

= Rp 20.519.203,31

II. Hasil 30% cost over-run

= Rp 12.408.979,21

III. Harga Padi Turun dengan 10%

= Rp 22.274.413,76

Perbandingan Net B/C Ratio ( = 15% )

71 . 144 . 203 , I. 31 Hasil Perhitungan Pertama = = 1.405

66 . 832 . 429 , II. Hasil 30% Cost Over 21 – Run = = 1,22

62 . 142 . 838 , III. Harga Padi Turun dengan 10% 76 = = 1,558

2.2 Hasil Analisis Ekonomi Teknik

4.2.2 Hasil Cash Flow Diagram

4.2.1 Hasil Evaluasi

Cara lain untuk memperkirakan nilai Setelah

adalah dengan jalan sebagaimana di atas, maka di peroleh hasil

mengurangkan biaya (cost) pada manfaat evaluasi, yaitu Cash Flow Diagram, Benefit

(benefit) tahun demi tahun untuk memperoleh Cost Ratio, Present Value dan Benefit Cost

incremental net benefit (manfaat tambahan Ratio untuk berbagai interest rate dan analisa

bersih) atau Cash Flow yang digunakan untuk sensitivitas. Dari hasil tersebut dapat

memperoleh kembali modal yang ditanamkan diketahui perbandingan biaya dan manfaat

pada proyek Waduk Langsa sama dengan dalam hal pembangunan proyek Waduk

mengkompensasikan Langsa pada tahun 2006. Perhitungan

penyusutan

dan

penggunaan uang untuk keperluan proyek tersebut dilakukan untuk membandingkan

sama dengan profit. Dalam evaluasi ini, antara waktu rencana pembangunan proyek

untuk memperoleh Cash Flow sebagai basis pada tahun 2001 dengan waktu rencana

untuk mengetahui produktivitas modal. pelaksanaannya dilakukan pada tahun 2006,

Diagram Cash Flow untuk biaya dijelaskan sebagai berikut :

Investasi,

operasi, pemeliharan dan pergantian (O, P dan P) dan keuntungan (manfaat) digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1. Diagram Cash Flow

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

4.2.2 Hasil Benefit Cost Ratio (BCR)

4.2.3 Hasil Present Value dan Benefit Cost

Salah satu tujuan evaluasi ini adalah

Ratio untuk Berbagai Interest Rate

membandingkan biaya dan manfaat dengan Nilai Benefit Cost Ratio sangat menggunakannya metode Diskonto untuk

tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi waktu pelaksanaan proyek waduk Langsa yang

tingkat bunga, makin kecil Benefit Cost Ratio dilaksanakan pada tahun anggaran baru dengan

dan bila tingkat bunga cukup tinggi, nilai tahun anggaran lama. Sebagaimana hasil yang

Benefit Cost Ratio bisa kurang dari satu. Bila diperoleh pada perhitungan di atas, dapat

nilai Benefit Cost Ratio pada tingkat bunga dijelaskan bahwa Benefit Cost Ratio untuk

yang diasumsikan lebih kecil dari satu berarti waktu pelaksanaan proyek Waduk Langsa

nilai sekarang manfaat lebih kecil dari pada tahun anggaran baru (tahun 2006) sebesar

nilai sekarang biaya. Bila demikian halnya, 1.405. Bila Benefit Cost Ratio digunakan untuk

lebih baik uangnya di simpan di Bank dari pada mengevaluasi suatu proyek, supaya bisa

di investasikan dalam proyek Waduk Langsa. diterima nilainya maka harus sama dengan 1

Berdasarkan perhitungan dapat digambarkan (satu)

grafik perbandingan tingkat suku bunga pembangunannya.

atau lebih

untuk

disetujui

terhadap Benefit Cost Ratio, sebagai berikut :

Gambar 4.2. Grafik Hubungan Suku Bunga Vs B

4.2.4 Hasil Analisa Sensitivitas

Benefit Cost Ratio yang diperoleh masih berani Analisa sensitivitas adalah menga-

memutuskan menempuh resiko investasi untuk nalisa kembali proyek waduk Langsa untuk

melan-jutkan pembangunan proyek Waduk melihat apa yang akan terjadi pada proyek

Langsa pada tahun 2006. tersebut bila ada sesuatu yang tidak sejalan

4.3 Pembahasan

dengan rencana. Cara-cara penetapan analisa Perhitungan kelayakan proyek Waduk sensitivitas hanya menghitung nilai proyek

Langsa Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe sekali lagi dengan menggunakan perkiraan baru

Aceh Darussalam dalam rangka studi evaluasi untuk salah satu unsur biaya atau manfaat.

Benefit Cost Ratio di maksudkan untuk melihat Proyek Waduk Langsa di coba sensitivitas

kelayakan dari aktivitas pembangunan dan apabila biaya investasi melebihi rencana

pemeliharaan dan sampai 30% dan terhadap 10% penurunan

kegiatan

operasi,

penggantian (O, P & P) sampai akhir umur harga padi. Hasil perhitungannya dapat dilihat

dikatakan layak pada Tabel P.15, sehingga melihat realitas hasil

apabila manfaat yang

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

diperoleh relatif lebih besar dari biaya B/C menurun dan masih layak di pembangunan (investasi) dan biaya opera-

laksanakan pembangunannya. sionalnya.

4. Dari hasil evaluasi menunjukan bahwa manfaat dan

Untuk dapat

membandingkan

NPV proyek umumnya masih positif pada keseragaman nilai harga pada tahun yang sama,

tingkat bunga Diskonto 15%, dengan NPV dapat berupa nilai uang saat ini (present value)

= Rp. 20.519.203,31 dan Net B/C = 1,405. ataupun nilai uang yang akan datang (Future

perhitungan dengan Value)

Dari

hasil

mempertimbangkan tingkat suku bunga = Dari hasil evaluasi menunjukkan

20%, maka proyek pembangunan waduk bahwa NPV proyek umumnya masih positif

Langsa dianggap masih layak untuk pada tingkat bunga diskonto 15% dengan NPV

pembangunan untuk Rp. 20.519.203,31,- dan Net B/C = 1,405. Dari

dilaksanakan

kesejahteraan masyarakat. hasil perhitungan, dengan mempertimbangkan tingkat bunga 20%, maka proyek pembangunan

4.2. Saran

Waduk Langsa masih layak untuk dilaksanakan Dari hasil kesimpulan, maka ada pembangunannya. Selanjutnya berdasarkan

beberapa hal yang menjadi saran antara lain : analisa sensitivitas dalam beberapa alternatif

1. Dalam penelitian ini asumsi perhi-tungan bahwa resiko investasi masih positif dilihat dari

belum memperhitungkan : perbandingan Net B/C rationya.

a. Biaya administrasi proyek

4. Kesimpulan Dan Saran

b. Tingkat inflasi tahunan

4.1. Kesimpulan

c. Biaya pembebasan lahan dan peng- Berdasarkan hasil perhitungan dan

gantian

analisis yang dilakukan terhadap studi evaluasi

d. Biaya tidak terduga selama proses Benefit Cost Ratio Proyek Waduk Langsa,

pelaksanaan pekerjaan studi kasus yang ditinjau dalam pe-nelitian ini,

e. Besaran pajak pertambahan nilai maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

(PPN).

berikut : Maka disarankan untuk mengkaji lebih

mendalam keterkaitan terhadap analisa pembangunan dalam tahun anggaran baru

1. Hasil evaluasi

untuk

pelaksanaan

finansial. Proyek pembangunan waduk (tahun 2006) menghasilkan Net – B/C

Langsa.

sebesar 1,405.

2. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih

2. Sehubungan dengan kesimpulan point (1) akurat terhadap pembangunan Waduk menunjukkan bahwa Net B/C anggaran

Langsa, maka selain manfaat proyek dari baru layak dilanjutkan pembangunannya.

tanaman padi dan pendapatan air minum

3. Dari hasil analisa sensitivitas bahwa 30% disarankan untuk menganalisa keuntungan Cost Overrum menunjukkan bahwa Net

proyek terhadap manfaat dari kerugian B/C yang diperoleh sebesar 1,22 pada suku

banjir yang sering terjadi, manfaat dari bunga 15% sehingga NPV-nya dan Net

pembangunan PLTA dan manfaat dari tempat rekreasi untuk masyarakat umum.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

DAFTAR PUSTAKA

Amir F., Z, (2005), Penelusuran Banjir Lewat Waduk Pada Bangunan Pelimpah Embung Paya Seunara, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala. Badu S. DH., Ibnu S.W, 1998, Pengaturan Bisnis Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Daniel W. H., Ronald W.W, Construction Management, Secoud Edition. Gittinger, J.P, 1986, Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian, Penerbit Universitas Indonesia,

Jakarta. Gray C., Simanjuntak P, K. Sabur. L; Maspaitella. P.F.L, (1985), Pengantar Evaluasi Proyek, Penerbit PT. GRAmedia, Jakarta. Grant L., E. Irason, W.G dan S. Leaven Worth. 2001, Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Hendrikson, C dan Tung A, 1998, Project Manajement For Kontruction, Prentice Hall, Prittsburgh. Idris,M. I, Fachrurrazi dan Mubarak, 2004, Strategi Penentuan Alternatif Pembiayaan Proyek Real Estate, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala. Iqbal, H, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Kadariah, Karlina L, Gray Clive, 1978, Pengantar Evaluasi Proyek, Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. Nazir, M, 1999, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Rohmanhadi,1996, Ekonomi Tehnik untuk Proyek-Proyek Pengairan, PT. Medica, Jakarta. Soeharto, I, 1995, Manajemen Proyek, Penerbit Erlangga, Jakarta Soedibyo, 2003, Teknik Bendungan, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Sultan Syah, M. 2004, Manajemen Proyek, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Thusen, G.J. Fabrycky, W.J. 1993. Engineering Economy, Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs,

New Jersey. Timothy, M. Whalen, Sajini G and M. Dalcy Abraham, (2004), Cost-Benefit Model for The Construction of Tornado Shelters, Journal of Construction Engineering and Management, ASCE.

Yakob, H. M. I, 1997, Studi Kelayakan Bisnis, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

IDENTIFIKASI FORMALIN DALAM PRODUK MIE BASAH DAN TAHU DENGAN METODE KUALITATIF LARUTAN KMnO 4

Amri Amin, Fakultas Teknik Universitas Abulyatama Aceh Besar

Abstrak

Larutan formaldehid mempunyai nama dagang formalin, formol, atau mikrobisida dengan rumus molekul CH 2 O. Formalin sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang industri. Zat ini dapat digunakan sebagai pembersih lantai dan pembersih pakaian. Dewasa ini formalin banyak kasus penyalahgunaan dari fungsi kegunaan yang sebenarnya, yaitu digunakan sebagai pengawet makanan, padahal formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian sudah dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pemakaian formalin pada mie basah dan tahu di kota Banda Aceh. Sampel mie basah dan tahu diambil dari produsen dalam kawasan Banda Aceh, yaitu Pasar Penayong, Pasar Aceh, Pasar Setui, Pasar Keutapang dan Pasar Lamnyong, sedangkan tahu pada pabrik tahu di Desa Batoh dan Pango. Identifikasi formalin pada mie basah dan tahu dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan

KMnO 4 . Dari hasil penelitian bahwa mie basah di kawasan Banda Aceh terbukti positif mengandung formalin, sedangkan pada tahu negatif. Dalam hal ini menunjukkan bahwa masyarakat khususnya produsen mie basah di Banda Aceh masih banyak menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan.

Kata kunci: formalin, KMnO 4 , mie basah, dan tahu

1. Latar Belakang

yang digunakan tidak perlu sebesar pengawet Bahan aktif adalah bahan yang di-

lainnya, mudah digunakan untuk proses peng- tambahkan dan dicampurkan sewaktu peng-

awetan karena bentuknya larutan dan waktu olahan makanan untuk meningkatkan mutu.

pemrosesan pengawetan lebih singkat. Di Bahan aktif dapat berupa pewarna, penyedap

samping itu zat tersebut mudah didapatkan di rasa dan aroma, pemantap, antioksidan,

pasaran dan rendahnya pengetahuan masya- pengental, pengemulsi, anti gumpal, pemucat

rakat tentang bahaya formalin. dan pengawet (Winarno, 1992). Namun, sekarang banyak penyalah- gunaan bahan

kimia sebagai pengawet makanan seperti formalin. Salah satu bahan makana yang rawan penambahan formalin adalah mie basah, karena mie basah mengan- dung kadar air yang tinggi dan memiliki daya awet yang rendah. Untuk memperpanjang masa simpan mie basah, produsen sering meng- awetkan dengan cara sederhana dan mudah namun membahayakan bagi kesehatan seperti dengan menambahkan formalin (Astawan, 2005). Selain mie basah, bahan makanan lainnya yang rawan penambahan formalin adalah tahu, ikan asin dan ikan segar (Anonymous, 2006).

Suharjono (2006) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan pema- kainan formalin untuk pengawet makanan meningkat, antara lain harganya jauh lebih murah dibandingkan pengawet lainnya seperti natrium benzoate atau natrium sorbat, jumlah

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Penggunaan formalin pada makanan (Hadi, 2003) dan alkanon dalam media garam sangat

asetat (Supriyanto, 2008). Hadi (2003) formalin merupakan bahan kimia yang sudah

meresahkan masyarakat,

padahal

analisis formalin dilarang secara resmi sejak Oktober 1988

melaporkan

bahwa

menggunakan 2,4- dinitrofenilhidrazin dalam melalui Permenkes nomor 722/Menkes/per/

tahu diperoleh nilai rekoveri 85,3 + 3,92 % dan IX/1988.

dalam bakso 43,91 + 3,73%, dengan batas Permenkes, penggunaan formalin untuk bahan

Selain bertentangan

dengan

deteksi 11,43 pg/mL, sedangkan dengan pangan tidak sesuai dengan Undang-Undang

media garam asetat Pangan nomor 7 tahun 1996 dan Peraturan

alkanon

dalam

menggunakan spektrofotometer dapat meng- Pemerintah nomor 28 tahun tahun 2004

analisis kadar formalin sampai 3 ppm tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan. Tata

(Supriyanto, 2008). Selain itu formalin dapat cara perniagaan formalin diatur dengan

juga dianalisa dengan asam kromotropat yang Keputusan

dilarutkan dalam asam sulfat (BPPOM, 2000). Perdagangan nomor 254/MPP/Kep/7/2000.

Formalin merupakan aldehid yang Formalin merupakan senyawa kimia yang

paling sederhana karena gugus aldehid hanya digunakan

untuk pembersih lantai dan berikatan dengan salah satu atom hidrogen. pembersih pakaian (Suharjono,2006).

Senyawa ini bersifat polar, mudah larut dalam Pemakaian formalin pada makanan

air dan mudah menguap (Fesseden,1999). dapat menyebabkan keracunan pada tubuh

Berdasarkan sifat kimia tersebut, maka pada manusia. Menurut International Programme

penelitian ini sampel yang diidentifikasi on Chemical Safety (IPCS), ambang batas

formalin diberi perbedaan aman formalin dalam tubuh adalah 1 ppm.

mengandung

perlakukan dengan dicuci dan direndam dalam Gejala yang biasa timbul antara lain sukar

air mendidih.

menelan, sakit perut akut disertai muntah- Pada penelitian ini dilakukan uji muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi

kualitatif formalin dengan KMnO 4 . Sampel susunan syaraf, atau gangguan peredaran

yang diidentifikasi adalah mie basah dan tahu darah. Konsumsi formalin dengan dosis sangat

yang diambil ditempat produsen, yaitu; Mie tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-

Basah: Peunayong, Setui, Pasar Aceh, kejang), haematuri (kencing darah) dan

Ketapang dan Lamnyong. Tahu: Pango dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir

Batoh.

dengan kematian. Injeksi formalin dengan Berdasarkan uraian di atas maka yang dosis 100 gram dapat mengakibatkan kematian

menjadi permasalahan dalam penelitian ini dalam waktu 3(tiga) jam (Astawan,2005).

adalah apakah dalam produk mie basah dan Untuk meminimalisir kasus penyalah-

tahu di kota Banda Aceh mengandung gunaan formalin sebagai bahan pengawet

formalin? Penelitian ini bertujuan untuk makanan, perlu dilakukan upaya peningkatan

mengetahui ada atau tidaknya kandungan kesadaran dan pengetahuan bagi produsen dan

formalin pada produk mie basah dan tahu di konsumen tentang bahaya pemakaian bahan

kota Banda Aceh. Hasil dari penelitian ini kimia yang bukan termasuk katagori BTP

diharapkan dapat memberi informasi kepada seperti formalin. Upaya kearah ini dapat

masyarakat sebagai konsumen mengenai ada dilakukan dengan cara sosialisasi dari badan

tidaknya kandungan formalin dalam produk atau dinas pemerintah terkait, adanya regulasi

mie basah dan tahu yang diproduksi si sekitar yang baik dari pemerintah dan tindakan hukum

kota Banda Aceh, dan bahaya yang ditim- yang tegas kepada pelanggar.

bulkan bagi kesehatan bila mengkonsumsi Uji kualitatif formalin dalam makanan

secara berlebihan produk mie basah dan tahu

dapat dilakukan dengan KMnO 4 , sedangkan

analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan spektrofotometri meggunakan larutan Nash (Williams,1984),

dinitrofenilhidrazin

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

yang mengandung formalin.

1. Metode Penelitian

2. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Labora-

Pengamatan Identifikasi Formalin

torium Penelitian Kimia FMIPA Unsyiah.

secara Kualitatif

Alat dan Bahan

Pada penelitian ini diidentifikasi tujuh Alat-alat yang dilakukan adalah, pipet

sampel bahan makanan yaitu, mie basah Pasar tetes, labu ukur, pipet volum, gelas kimia,

Aceh, mie basah Pasar Peunayong, mie basah spatula, gelas ukur, corong, penghisap. Bahan-

Pasar Seutui, mie basah Pasar Ketapang, mie bahan yang digunakan adalah sampel mie

basah Pasar Lamnyong, pabrik tahu Pango dan basah yang di ambil di beberapa titik yaitu

pabrik tahu Batoh. Sampel yang akan diiden- Pasar Aceh, Peunayong, Setui, Ketapang dan

tifikasi ditimbang terlebih dahulu dan kemu- Lamnyong, Sedangkan tahu di ambil di Desa

dian dimasukkan ke dalam larutan KMnO 4

yang berwarna merah muda. Hasil identifikasi aquades.

Pango dan Batoh, KMnO 4 (0,0004 M), dan

pada sampel mie basah menunjukkan bahwa

Populasi dan Sampel

setelah diaduk warna larutan KMnO 4 yang Sampel Mie Basah dan Tahu

berwarna merah muda lama kelamaan menjadi

a. Sampel mie basah dan tahu di ambil di berkurang atau hilang, larutan yang semula pasar kawasan kota Banda Aceh.

merah muda menjadi pudar atau tidak

b. Sampel mie di ambil sebanyak 1/2 kg dan berwarna. Hal ini mengidentifikasi bahwa tahu 6 potong dari masing-masing lokasi,

sampel mie basah positif mengandung for- kemudian dimasukkan kedalam plastic dan

malin pada uji kualitatif. Sedangkan hasil diikat dengan rapat untuk menjaga kadar

identifikasi pada sampel tahu menunjukkan formalin dalam mie basah dan tahu tidak

bahwa setelah diaduk warna larutan KMnO 4 berkurang,

yang berwarna merah muda lama kelamaan menguap (volatile) di udara bebas.

menjadi warna pink tua pada tahu pabrik

Prosedur Kerja

Pango, sedangkan pada tahu pabrik Batoh Pembuatan

berwarna oranye. Hal ini mengidentifikasikan (KMnO 4 0.004 M)

Kalium

Permanganat

bahwa sampel tahu negative mengandung

a. Ditimbang serbuk KMnO 4 sebanyak 0,05 gr

formalin pada uji kalitatif.

b. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Positif atau kimia dan dilarutkan dengan 10 ml

Negatif Sampel Mengandung Formalin aquades.

No

Sampel

Lokasi Hasil Uji

Sampel Kualitatif dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan

c. Dimasukkan larutan KMnO 4 tersebut ke

Pasar Aceh (+) sampai tanda batas.

Setui (+) encerkan sebanyak 5 ml dan dimasukkan

d. Dipipet larutan KMnO 4 yang sudah di

Ketapang (+) kedalam labu ukur 100 ml dan diencerkan

sampai tanda batas. Lamnyong (+)

Batoh (-) Uji Kualitatif

e. Larutan KMnO 4 ini berwarna pink.

2 Tahu

Pango (-)

a. Dilarutkan serbuk kalium pemanganat ke

Sampel Mie Basah

dalam air hingga larutan berwarna pink

Pada

sampel mie basah yang

b. Dimasukkan potongan sampel ke dalam diperoleh dari beberapa tempat kawasan kota larutan kalium pemanganat Banda Aceh, dimana ada 5 titik yaitu, Pasar

c. jika warna pink hilang atau berkurang maka Peunayong, Pasar Aceh, Pasar Setui, Pasar positif adanya formalin dalam sampel. Keutapang dan Pasar Lamnyong. Sampel mie (BPPOM,2000) basah ada dua jenis yang diambil, yaitu :

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

yang berwarna pink yang sudah dibuat dan

a. Mie yang dibuat untuk mie bakso dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250 Mie yang dibuat untuk mie bakso ini

ml, selanjutnyadi aduk dan didiamkan sambil mempunyai sedikit perbedaan dengan mie

diperhatikan selama + 5 menit sampai larutan goreng, yaitu warnanya putih tidak terlalu

yang berwarna pink itu berubah menjadi warna kuning dan bentuknya sedikit lebih kecil dari

pudar warnanya/hilang. mie goreng. Untuk sampel mie bakso ini

pink

tua tidak

Perubahan ini bias disebabkan adanya zat-zat ditimbang sebanyak 20 gram, kemudian

lain yang bereaksi dengan KMnO 4 yang tidak dimasukkan ke dalam 100 ml larutan KMnO 4 kita ketahui, waktu di beli tahu ini langsung di yang berwarna pink yang sudah dibuat dan

ambil di dalam ember yang terbuka. dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250

Pada tahu di pabrik Batoh juga dibeli ml, selanjutnya di aduk dan sidiamkan sambil

sebanyak Rp.2000 dapat 6 potong dengan ciri- diperhatikan selama + 5 menit sampai larutan

cirinya berwarna putih berbentuk segi empat yang berwarna pink itu pudar/hilang, dan hasil

dengan kondisi tahu kurang bagus sedikit percobaan ternyata pada mie bakso itu terbukti

kerusakan dan kenyal dengan baunya yang positif adanya formalin.

menyengat, tahu di masukkan ke dalam plastic yang diikat rapat untuk menghindari konta-

b. Mie yang dibuat untuk mie goreng minasi dengan udara luar. Pengujian pada tahu Mie yang dibuat untuk mie goreng ini

ini dilakukan dengan cara menimbang mempunyai ciri-ciri, yaitu warnanya kuning,

sebanyak 30 gram sampel kemudian dima- kenyal, mengkilat dan bentuknya sedikit lebih

sukkan kedalam 100 ml lerutan KMnO 4 yang besar dari mie bakso. Pengujian pada mie

berwarna pink yang sudah dibuat dan goreng ini dilakukan dengan cara menimbang

dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250 sebanyak

ml, selanjutnya di aduk dan di diamkan sambil dimasukkan kedalam 100 ml larutan KMnO 4 diperhatikan + 5 menit sampai larutan yang

yang berwarna pink yang sudah dibuatdan berwarna pink itu berubah menjadi warna dimasukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250

orange tidak pudar/hilang. Mungkin ini ml. selanjutnya di aduk dan di diamkan sambil

disebabkan tahu yang digunakan adalah tahu diperhatikan selama + 5 menit sampai larutan

sisa dari pasar yabg tidak habis terjual, waktu yang berwarna pink itu pudar/hilang dan hasil

dibeli tahunya di ambil dalam mobil yang baru percobaan pada mie goreng ini hasilnya sama

pulangdati pasar dan sisa tahunya masih berada juga seperti pada mie bakso yang positif

di dalam mobil dalam keadaan terbuka di adanya formalin.

udara bebas, jadi kemungkinan besar formalin Sampel Tahu

sudah berkurang karena menguap di udara Pada sampel tahu yang diambil di

bebas, bahkan bias juga disebabkan karena pabrik tahu yang ada di kawasan kota Banda

adanya zat-zat lain yang bereaksi dengan Aceh ada 2 pabrik tahu yaitu, pabrik tahu di

KMnO 4 .

Pango dan pabrik tahu di Batoh. Dari hasil pengujian pada sampel mie Pada tahu di pabrik pango hanya dibeli

basah yang diperoleh dari beberapa tempat sebanyak Rp.2000 dapat 6 potong, dengan ciri-

kawasan di kota Banda Aceh, di mana ada 5 cirinya berwarna putih berbentuk segi empat

titik yaitu, Pasar Peunayong, Pasar Aceh, Pasar dengan kondisi tahu bagus dan kenyal dengan

Setui, Pasar Keutapang dan Pasar Lamnyong, baunya yang menyengat, tahu dimasukkan ke

tedapat hasil yang sama pada tiap-tiap dalam plastic yang diikat dengan rapat tanpa

pengujian sampelnya yaitu terbukti positif bias masuk udara dari luar. Pengujian pada

adanya formalin, sedangkan pada sampel tahu tahu ini dilakukan dengan cara menimbang

hasilnya negative.

Pada analisis kualitatif, perubahan dimasukkan kedalam 100 ml larutan KMnO 4 warna pada larutan KMnO 4 disebabkan karena

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

aldehid mereduksi KMnO 4 sehingga warna

larutan yang asalnya pink menjadi akhirnya pudar/hilang. Hal ini menjadi dasar dalam pemilihan untuk melakukan uji kuantitatif formalin.

3. Kesimpulan