Sejarah Perda Pelayanan Publik

Tabel 10 Data Tenaga Harian No. Jenis Pendidikan Jumlah I PARAMEDIS AKPER 106 SPK 35 II PARAMEDIS NON PERAWATAN S1 APOTEKER 2 D III RADIOLOGI 9 D III ANALISA MEDIS 5 D III FISIOTERAPI 4 SMF 13 III NON MEDIS S1 Administrasi 11 S1 Hukum 3 S1 Ekonomi 19 S1 Pertamina 3 S1 Lain-lain 5 D III Manajemen Perbankan 2 SLTA 478 SMP 81 SD 54 Jumlah 830 Sumber : Profil dan Sejarah Singkat RSU Dr. Soetomo 2002

2.5. Sejarah Perda Pelayanan Publik

Keluhan yang selama ini muncul berkaitan dengan buruknya kinerja pelayanan publik adalah tiadanya undang-undang yang dapat dijadikan payung dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Artinya undang-undang yang secara khusus mengatur pelayanan publik hingga kini belum ada. Ketentuan mengenai pelayanan publik hanya tersirat dalam konstitusi dan beberapa undang-undang. Padahal undang-undang tersebut dapat dijadikan pijakan melindungi hak-hak publik selaku pihak yang menggunakan jasa layanan publik. Pelayanan publik merupakan pelayanan yang wajib diselenggarakan negara untuk pemenuhan kebutuhan dasar atau hak-hak warga negara publik. Kepmen PAN No. 63 Tahun 2003 merinci tiga jenis pelayanan publik, yaitu : 1. Pelayanan administratif seperti sertifikat tanah dan KTP 2. Pelayanan barang seperti telepon dan air dan 3. Pelayanan jasa seperti pos dan puskesmas Secara lebih mendetil pelayanan publik meliputi 21 bidang pelayanan publik. Diantaranya rumah sakit, pelayanan perizinan, penanganan limbah kota, sampah, perumahan sederhana, jalan dan jembatan, air minum, pemadam kebakaran, perkuburan, taman pasar, pendidikan, pertahanan keamanan, kawasan industri dan transportasi. Sebagaimana tercantum dalam arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Jawa Timur 2006- 2008, tentang revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik, maka diwujudkan dengan memberikan pelayanan masyarakat dengan lebih baik dan efisien serta hubungan kerja antar pemerintah, DPRD, masyarakat dan lembaga non pemerintah secara optimal sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing. Untuk itu maka reformasi birokrasi dan pelayanan publik menjadi kebutuhan agar terjadi percepatan good governance yang ditandai dengan profesionalisme aparatur dan akuntabilitas publik. Selama ini peraturan yang dijadikan dasar bagi pelayanan publik secara nasional adalah Surat Keputusan Menpan No. 63 Tahun 2003. SK Menpan tersebut berisi pedoman yang harus diikuti instansi pemerintah selaku penyelenggara pelayanan publik dengan memberikan pelayanan secara prima efektif dan memuaskan. Pelayanan publik harus diberikan dengan mendasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, nondiskriminasi dengan memperhatikan keseimbangan hak dan kewajiban. Dalam SK Menpan juga ditentukan standar pelayanan meliputi kesederhanaan prosedur. Ketepatan waktu, biaya serta sarana dan prasarana, dan lain-lain. Kelemahan yang sering dikeluhkan berkaitan dengan pengaturan pelayanan publik adalah tiadanya sanksi dan kompensasi jika terjadi pemberian pelayanan publik yang tidak sesuai standar pelayanan. Oleh karena itu kemudian muncul gagasan agar pelayanan publik diatur dalam peraturan daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota. Sebenarnya ketiadaan regulasi yang mengatur pelayanan publik tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak memberikan pelayanan prima. Kesemuanya bergantung pada semangat pelaksananya. Apabila semangat aparat pelaksananya rendah, meski telah dibentuk juga akan jauh dari baik. Sebaliknya, kendati peraturan perundang-undangannya lemah namun tidak semangat aparatur pelaksananya baik, maka pemberian pelayanan publik akan dapat dilakukan dengan baik dan prima. Provinsi Jawa Timur melalui Surat Menpan No. B233MPan22005, tanggal 3 Februari 2005 telah ditunjuk sebagai pilot project bagi pelayanan publik di Indonesia. Menurut Soekarwo, penunjukan tersebut disamping merupakan kehormatan juga tantangan tidak ringan yang harus dapat dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Jawa Timur telah mengambil beberapa langkah dengan melakukan reformasi pelayanan publik dibeberapa instansi dan dinas-dinas. Lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 11 Tahun 2005, tentang Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur Perda Pelayanan Publik merupakan terobosan sejarah dalam ranah public services. Perda tersebut merupakan tonggak “perombakan paradigma” dalam relasi politik hukum pemerintahan di Indonesia yang selama ini terkesan didominasi pandangan sentralistik dan state centre.

2.6. Regulasi Pelayanan Publik