Perlindungan Hak-hak Pasien HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

151

3.3. Perlindungan Hak-hak Pasien

Masyarakat sebagai pasien-konsumen memerlukan pelindungan dan jaminan hukum atas hak-hak dasar yang layak diterimanya. Payung hukum bagi perlidungan hak-hak masyarkat selaku pasien konsumen berupa peraturan hukum yang berisi segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum pada masyarakat. Sejalan dengan corak hukum Indonesia yang legal positivisme : “hukum di susun berjenjang dan bermuara pada Pancasila sebagai grand norm”. intinya, pasien yang berobat ke rumah sakit mendapatkan jaminan perlindungan hukum atas segala akibat dan risiko yang ditimbulkannya. Negara Kesatuan Republik Indonesia tergolong sebagai negara hukum modern welfare state, yang ciri utamanya adalah negara memajukan kesejahteraan umum. Sebagai warga negara Indonesia mempunya hak dasar yang berkaitan dengan kesehatan, diantaranya ditetapkan bahwa “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan pasal 28 H, UUD 1945. Kewajiban negara, dalam hal ini pemerintah termasuk pemerintah daerah memberikan pelayanan kesehatan, diantaranya melalui sarana rumah sakit, dengan melakukan serangkaian aktivitas yang harus berdasar atas hukum. Sebagai pasien berarti pengguna produk kesehatan mempunyai hak-hak seperti: hak kenyamanan, keamanan, memilih, didengar keluhannya, informasi yang benar dan tidak diskriminatif, mendapat kompensasi ganti rugi, penggantian jika produk barang dan jasa tidak sesuai perjanjian sebagaimana mestinya. 152 Konsumen kesehatan, di samping punya hak tentu punya kewajiban, yang meliputi kewajiban: mengikuti petunjuk atau prosedur, beritikad baik, membayar sesuai nilai tukar yang disepakati, mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa konsumen secara patut, dan sebagainya. Adanya pelanggaran hak-hak pasien, menjadi problematika hukum bagi rumah sakit, baik secara sosiologis maupun normatif. Dalam menentukan apa dan siapa yang bertanggung jawab atas tindakan RS, haruslah case by case, secara bertahap demi tahap. “Pengelola rumah sakit adalah direktur, yang sehari-harinya memimpin dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan RS”. Rumah sakit memiliki tanggungjawab secara umum dan khusus. Tanggung jawab menyangkut kegiatan-kegiatan di RS, dan tanggung jawab khusus mencakup pelanggaran-pelanggaran kaidah, seperti hukum, tata tertib dan disiplin. Antara RS-karyawanpegawai, baik tetap atau tidak tetap mempunyai hubungan kerja berdasar hukum perdata. Berdasar hubungan hukum antara RS- PegawaiKaryawan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1367. Dalam hubungan ini ditentukan bahwa “majikan dan mereka yang mengangkat orang lain untuk mewakili mereka adalah bertanggungjawab atas kerugian yang diterbitkan oleh pelayan atau bawahan mereka di dalam melakukan pekerjaan untuk mana orang ini dipakainya. Sedangkan lawan pihak RS, si pasien yang dirugikan atas tindakan RS dapat memilih, upaya penyelesaian melalui jalur profesi, jalur hukum dan jalur non- hukum. Jalur profesi ke Majelis Kehormatan Rumah Sakit dan Majelis Kehormatan Disiplin. 153

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diurai pada bab sebelumnya, yakni mengenai evaluasi Perda Pelayanan Publik bidang kesehatan dengan mengambil unit analisis RSU Dr Soetomo, maka berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Sinkronisasi Perda Pelayanan Publik ke dalam kebijakan internal RSU Dr. Soetomo berjalan cukup baik. Sebab sinkronisasi memperoleh dukungan politik dari elit politik khususnya gubernur dan anggota Komisi A DPRD Jawa Timur. Perda Pelayanan Publik diterjemahkan melalui Program Pelayanan Prima sebagai bentuk pelayanan kepada pelanggan melebihi yang diharapkan, pada saat mereka membutuhkan dengan cara yang mereka inginkan. Namun demikian tindak lanjut sinkronisasi di lapangan menemui masalah dalam hal pendanaan, keterbatasan SDM dan kesejahteraan pegawai. 2. Terkait dengan kondisi baik buruknya, Implementasi Perda Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di RSU Dr. Soetomo berjalan cukup baik seiring dengan tersedianya fasilitas dan peralatan medis rumah sakit, kualitas SDM yang memadai, prosedur baku pelayanan kesehatan dan biaya pengobatan yang terjangkau. Namun demikian, tindak lanjut terhadap