pertanian pemakaian pupuk dan pestisida juga memberikan kontribusi terhadap pencemaran logam.
Beberapa metode dalam mengolah limbah cair yang mengandung cemaran logam adalah perlakuan dengan pengendapan, koagulasi atau flokulasi, filtrasi,
proses membran, pertukaran ion, proses biologi dan reaksi – reaksi kimia. Dalam penerapannya setiap metode memiliki keunggulan dan keterbatasan masing –
masing dari aspek teknis, ekonomis dan dampak ikutannya. Logam dapat juga menyebabkan timbulnya suatu bahaya pada makhluk
hidup.Hal ini terjadi jika sejumlah logam mencemari lingkungan.Logam – logam tersebut berbahaya jika ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam lingkungan
dalam air, tanah dan udara karena logam tersebut memiliki sifat yang merusak jaringan tubuh makhluk hidup. Pencemaran lingkungan oleh logam – logam
berbahaya dapat terjadi jika orang atau pabrik yang menggunakan logam tersebut untuk proses produksinya tidak memperhatikan keselamatan lingkungan.
2.3.1 Limbah Cair Logam Besi Fe
Besi atau ferrum Fe adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk.Kandungan Fe di bumi sekitar 6,22 , di tanah sekitar 0,5 – 4,3 ,
di sungai sekitar 0,7 mgL, di air tanah sekitar 0,1 – 10 mgL, air laut sekitar 1 – 3 ppb, pada air minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan biasanya
kandungan zat besi relatif rendah yakni ± 1 mgL, sedangkan konsentrasi besi pada air tanah 0,01 mgL – 25 mgL. Di alam biasanya banyak terdapat didalam
bijih besi hematite, magnetite, dan sebagainya, sedangkan didalam air umumnya
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk terlarut sebagai senyawa garam ferri Fe
+
³ atau garam ferro Fe²
+
; tersuspensi sebagai butir koloidal diameter 1 mm atau lebih besar seperti FeOH
3
;dan tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik seperti tanah liat dan partikel halus terdispersi . Eaton et,al, 2005 .
Besi berperan dalam aktivitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo protein apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi Fe akan menjadi
akumulasi besi Fe karenanya kulit menjadi hitam. Juli Soemirat., 1996 Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat
merusak dinding usus. Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding usus, debu Fe juga dapat diakumulasi dalam alveori menyebabkan berkurangnya
fungsi paru – paru Juli Soemirat.,1996 .
2.3.2 Limbah Cair Logam Natrium Na
Natrium elemental Na sangat reaktif, karenanya bila berada di dalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium sendiri bagi tubuh tidak merupakan
benda asing, tetapi toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. NaOH atau hidroksida Na ini sangat korosif.
2.3.3 Detergen
Produk yang disebut detergen merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan – bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan produk terdahulu
yaitu sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Universitas Sumatera Utara
Detergen adalah Surfaktant anionik dengan gugus alkil umumnya C
9
– C
15
atau garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari Natrium RSO¯
3
Na
+
dan ROSO¯
3
Na
+
yang berasal dari derivate minyak nabati atau minyak bumi fraksi parafin dan olefin .
Proses pembuatan detergen dimulai dengan membuat bahan penurun tegangan permukaan, misalnya : p-alkilbenzena sulfonat dengan gugus alkil yang
sangat bercabang, disintesis dengan polimerisasi propilena dan dilekatkan pada cincin benzena dengan reaksi alkilasi Friedel – Craft Sulfonasi, yang disusul
pengolahan dengan basa. Pada umumnya, detergen mengandung bahan – bahan berikut :
1. Surfaktan surface active agent merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile suka air dan hydrophobe suka lemak . Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan
permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktan ini dapat berupa anionik Alkyl Benzene
SulfonateABS, Linier Alkyl Benzene SulfonateLABS, Alpha Olein SulfonateAOS , Kationik Garam Ammonium , Non ionic Nonyl
phenol polyethoxyle , Amphoterik Acyl Ethylenediamines . 2.
Builder Pembentuk berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Baik berupa Phosphates Sodium Tri Poly PhosphateSTPP, Asetat Nitril Tri AcetateNTA, Ethylene Diamine Tetra AcetateEDTA, Silikat
zeolit, dan Sitrat asam sitrat.
Universitas Sumatera Utara
3. Filler pengisi adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat memadatkan dan memantapkan sehingga dapat menurunkan harga.
Contoh sodium sulfate. 4.
Additives adalah bahan suplementambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pewarna dan sebagainya yang tidak
berhubungan langsung dengan detergen. Additives ditambahkan untuk maksud komersialisasi produk. Contoh: Carboxy Methyl Cellulosa
CMC, di pakai agar kotoran yang telah dibawa oleh detergen ke dalam larutan tidak kembali ke bahan cucian pada waktu mencuci anti
dereposisi. Parfum dipakai agar cucian berbau harum, sedangkan air sebagai bahan pengikat.
Kemampuan detergen untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kain dan objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang
menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain dan lainnya sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan detergen,
sehingga menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern. Tanpa mengurangi makna manfaat detergen dalam memenuhi kebutuhan
sehari –hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada detergen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Spektrofotometer Serapan Atom