Spektrum Inframerah Proses Pengikatan Logam Oleh Kitosan Nanopartikel

spectrum dengan ketelitian yang tinggi dan tajam, serta menghasilkan pancaran cahaya yang diskrit dengan garis serapan yang kelebaran jalurnya 0.0001 . Nyala yang digunakan harus memberi suhu 2000 K untuk mencapai suhu biasanya digunakan gas pembakar dalam gas pengoksida oksigen seperti udara dan nitrogen oksida N 2 O. Gas pembakar yang umum dipakai adalah etena C 2 H 2 , Hidrogen H 2 dan propane C 3 H 8 . Monokromator pada SSA adalah memisahkan, mengisolasi serta mengontrol intensitas radiasi yang mencapai detector. Sampai saat ini detector tabung penggandaan foton PMP = Photo Multipler Tube. Frekuensi resonansi yang telah dipisahkan oleh monokromator selanjutnya ditransmisikan ke amplifier. A

2.5 Spektrum Inframerah

Seperti hal nya tipe penyerapan energi yang lain maka molekul akan tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi bila menyerap radiasi inframerah. Penyerapan radiasi inframerah sesuai dengan perubahan energi. Karena setiap ikatan yang berbeda mempunyai sifat frekuensi vibrasi yang berbeda dan arena tipe ikatan yang sama dalam dua senyawa yang berbeda terletak dalam lingkungan yang sedikit berbeda, maka tidak ada dua molekul yang berbeda struktur akan mempunyai bentuk serapan inframerah atau spektrum inframerah dari dua senyawa yang diperkirakan identik, maka seseorang dapat menyatakan apakah kedua senyawa tersebut identik atau tidak. Pelacakan lazim disebut dengan bentuk sidik jari dari dua spektrum inframerah. Jika puncak Universitas Sumatera Utara spektrum inframerah kedua senyawa tepat sama maka dalam banyak hal dua senyawa tersebut adalah identik. Alat yang menentukan spectrum serapan suatu senyawa disebut spektrofotometer inframerah.Spektrofotometer menentukan kekuatan dan kedudukan relatif dari semua serapan dalam daerah inframerah dan melukiskannya pada kertas grafik yang telah dikalibrasi. Gambar yang menyatakan intensitas serapan lawan bilangan gelombang disebut spektrum inframerah. Bentuk dari puncak sering mengungkapkan identitasnya. Sebagai contoh,daerah N-H, sedangkan O-H biasanya memberikan puncak serapan yang lebar. Dalam mempelajari spectra inframerah maka kita perlu memperhatikan bentuk intensitas.Sehingga kita sering mendapat serapan-serapan dengan tanda kuat s, medium m, tanda lemah w, lebar atau tajam. Untuk memperoleh informasi struktur dari spectra inframerah lebih lanjut, kita harus terbiasa dengan frekuensi atau panjang gelombang dimana sebagai gugus fungsional menyerap sebagai pelengkap informasi tersebut, dipakai tabel yang disebut tabel korelasi inframerah yang memuat informasi dimana berbagai gugus fungsional menyerap.

2.6 Proses Pengikatan Logam Oleh Kitosan Nanopartikel

Kitosan bersifat poli elektrolit kation yang dapat mengikat logam berat, sehingga dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam dalam air limbah. Prinsip dasar dalam mekanisme pengikatan antara kitosan dan logam berat yang Universitas Sumatera Utara terkandung dalam limbah cair adalah prinsip penukar ion.Gugus amina khususnya nitrogen dalam kitosan akan bereaksi dan mengikat logam dari persenyawaan limbah cair. Kitosan yang tidak larut dalam air akan menggumpalkan logam menjadi flok – flok yang akan bersatu dan dapat dipisahkan dari air limbah. Kitosan dapat bekerja sempurna jika dilarutkan dalam larutan asam.Marganof., 2003:Widodo et al., 2005. Proses koagulasi logam berat oleh kitosan seperti gambar berikut Gambar 2.4. Mekanisme Pengikatan Logam Berat oleh Kitosan Contoh di atas menggunakan logam Cu atau tembaga.Terjadi pengikatan Cu oleh gugus N nitrogen dan O oksigen. Logam Cu tersebut akan terikat atau terserap, terkumpul dan terjadi flok – flok logam. Kitosan dengan kemampuan daya ikat atau daya serapnya mampu menjadikannya jadi tidak berbahaya. Polielektrolit merupakan bagian dari polimer khusus yang dapat terionisasi dan mempunyai kemampuan untuk membuat terjadinya suatu flokulasi dalam medium cair. Kitosan merupakan salah satu contoh dari polielektrolit. Koagulasi yang disebabkan oleh polielektrolit meliputi empat tahap, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Dispersi dari polielektrolit dalam suspensi. 2. Adsorbsi antara permukaan solid- liquid. 3. Kompresi atau pemeraman dari polielektrik yang teradsorbsi. trik yang telah terlingkupi oleh enjadi flok 4. Penyatuan dari masing –masing polielek partikel untuk membentuk flok-flok kecil dan berkembang m yang lebih besar. Keempat proses tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.5 Tahap-tahap koagulasi polielektrolit kitosan Kennedy, dkk.2001 rutan elektrolit erupakan partikel bermuatan positif, sedangkan kitosan adalah polielektrolit Logam berat dan logam lain secara keseluruhan dalam la m bermuatan negatif, reaksi antara kedua partikel akan menuju ke arah penghilangan gradien muatan dan terbentuk senyawa produk yang tidak bermuatan ditunjukkan oleh gambar 2.5 Gambar 2.6 Mekanisme koagulasi perbedaan muatan Kennedy, dkk.2001 Universitas Sumatera Utara Kitosan juga bersifat hidrofilik, menahan air dalam strukturnya dan membentuk gel secara spontan. Pembentukan gel berlangsung pada pH asam dan sedikit asam, disebabkan sifat kationik kitosan.viskositas gel kitosan akan meningkat dengan meningkatnya berat molekul atau jumlah polimer. Viskositas jug itosan terdegradasi a meningkat dengan meningkatnya derajat deasetilasi. Gel k secara berangsur-angsur sebagaimana halnya kitosan melarut Muzzarelli et al, 1988. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium penelitian FMIPA USU Medan dan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Penyediaan Kitosan 2. Penyediaan Kitosan Nano Partikel

3.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kitin fluka Asam Asetat Glasial p.a E.Merck Aquadest HNO 3 Pekat p.a E.Merck NH 3 Pekat p.a E.Merck

3.3 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Labu Takar 1L, 100mL, 50mL Gelas Ukur pyrex Pipet volumetri pyrex Botol Sampel Ultrasonic Batch 27 Universitas Sumatera Utara