BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
• Kadar Timbal Pb dalam air baku adalah 0,012 mgl dengan standar
persyaratan maksimum kandungan Timbal Pb dalam air baku sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 tanggal 14 Desember 2001
adalah sebesar 0,03 mgl. Sedangkan dalam air reservoir kadar Timbal Pb adalah 0,003 mgl dengan standar persyaratan maksimum kandungan Timbal
Pb pada kualitas air sesuai dengan PerMenKes No. 492MENKESPERIV2010 tanggal 19 April 2010 adalah sebesar 0,01 mgl.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa air baku dan air reservoir di IPA PDAM Tirtanadi Hamparan Perak masih memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. •
Metode analisa yang digunakan untuk memeriksa kadar Timbal Pb dalam air baku dan air reservoir di IPA PDAM Tirtanadi Hamparan Perak adalah
metode spektrofotometri sinar tampak visible dengan alat spektrofotometer visible DR2004 dan dalam menganalisa digunakan larutan ditizon.
5.2. Saran
• Sebaiknya untuk menganalisa atau memeriksa kandungan logam Timbal Pb
juga dilakukan dengan metode yang lain sehingga dapat dibandingkan hasil
Universitas Sumatera Utara
analisa yang diperoleh. Dengan demikian dapat diketahui metode mana yang dapat memberikan hasil yang lebih baik dan akurat.
• Sebaiknya alat – alat di Laboratorium IPA PDAM Tirtanadi Hamparan Perak
lebih diperlengkap. Hal ini tujuannya untuk lebih mempermudah dalam menganalisis kualitas air.
• Sebaiknya didaerah sumber air sungai belawan yang digunakan sebagai
sumber air baku dalam pengolahan air di IPA PDAM Tirtanadi Hamparan Perak perlu di jaga dan diperhatikan kebersihannya terutama dari
pencemaran limbah industri yang ada di sekitar sumber air tersebut.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R., 2004, Kimia Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal : 1 - 3, 15 - 17.
Arya Wardhana, Wisnu., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal : 74
Azwar, A., 1996, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya. Hal : 38 – 39
Bassett, J. dkk., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Hal : 809, 862
Chandra, B., 2006, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Hal : 39 – 44
Darmono, 2008, Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam, Jakarta : UI Press Universitas Indonesia.
Hal : 28 – 32 Khopkar, S.M., 2007, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : UI Press. Hal :
216 – 217 Palar, H., 2008, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Cetakan keempat,
Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta. Hal : 74 – 85 Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Anali, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal :
240 – 242 Situmorang, M., 2007, Kimia Lingkungan, Cetakan Pertama, Medan : Fakultas
MIPA UNIMED. Hal : 45 Suriawiria, U., 2005, Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat,
Bandung : PT ALUMNI. Hal : 85 Sutrisno, T., 2008, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Cetakan kelima, Jakarta :
Penerbit PT Rineka Cipta. Hal: 1, 12 – 19, 25 – 32 Widowati, W. dkk., 2008, Efek Toksik Logam, Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal:
109 - 12
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN I
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
: 492MenkesPerIV2010 Tanggal
: 19 April 2010
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
I. PARAMETER WAJIB No
Jenis Parameter Satuan
Kadar maksimum yang diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi