Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi, sekolah tinggi, akademi yang pada hakekatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan sepenuhnya dikelola oleh perguruan tinggi untuk menunjang terlaksananya Tridharma Perguruan Tinggi yaitu bidang pendidikan atau teaching, penelitian atau research, dan pengabdian pada masyarakat atau dikenal dengan cooperative extention 1 . Karena peranannya yang sangat penting itulah maka perpustakaan perguruan tinggi sering disebut jantungnya perguruan tinggi. Salah satu dari Tridharma Perguruan Tinggi seperti disebutkan di atas adalah penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah berperan penting dalam membentuk integritas ilmiah dosen maupun mahasiswa. Dosen dituntut mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan penelitian sedangkan mahasiswa program sarjana S1 dituntut menyelesaikan studinya dengan penulisan skripsi yang juga harus melalui penelitian ilmiah. Dengan demikian, penelitian ilmiah mutlak dilakukan oleh mahasiswa ataupun dosen dalam rangka menyumbangkan karya ilmiahnya. Penulisan karya ilmiah tidak terlepas dari keharusan menggunakan bahan pustaka sebagai bahan rujukan. Bahan pustaka yang disitir dipakai 1 Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta : Universitas Terbuka, 1995. h. 13. sebagai pedoman untuk mendukung uraian penulisan. Pencantuman daftar pustaka bukan saja berfungsi sebagai pajangan, tetapi sebagai dasar penyusunan argumentasi atau sebagai bahan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh 2 . Untuk mendukung penulisan sebuah karya tulis inilah seorang peneliti membutuhkan informasi sebagai sumber rujukan dalam penelitiannya. Sumber rujukan adalah semua publikasi yang dijadikan sebagai sumber untuk memperoleh informasi. Sumber ini tidak terbatas pada rujukan saja tetapi juga mencakup sumber lain. 3 Dalam memperoleh sumber rujukan ini banyak sekali jenis dan bentuk literatur yang dapat digunakan baik dalam bentuk cetak maupun non cetak seperti buku teks, abstrak, indeks, kamus, ensiklopedi, jurnal, majalah, surat kabar dan sebagainya. Pencarian informasi sumber rujukan melalui dunia maya atau internet dapat dilakukan melalui search engine, online database, jurnal elektronik, reference online, dan informasi lain yang tersedia secara elektronikdigital. Seorang peneliti akan lebih mudah mendapatkan informasi yang dikehendaki melalui komputer dan media internet dengan jenis dan macam yang cakupannya lebih luas lagi. Perpustakaan dalam hal ini harus mengetahui dan menyediakan berbagai sumber-sumber informasi yang dibutuhkan oleh sivitas akademika, khususnya bagi seorang peneliti. Koleksi perpustakaan yang baik dan 2 Soehardjan, Pengertian Tentang Mutu Karya Tulis Ilmiah dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian Bogor : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2003 Vol. 9 No. 1, h. 18-21. 3 Lasa HS, Kamus Istilah Perpustakaan Yogyakarta : Gajahmada University Press, 1998, h. 105. seimbang, diharapkan mampu melayani kebutuhan pemakai yang dinamis mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Analisis sitiran yaitu penyediaan melalui data sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang disitir maupun dokumen yang menyitir. Hal ini menyangkut pengarang, subjek, dan sumber dokumen misalnya nama jurnal dan tahun terbit. Ketika dokumen A disebut oleh dokumen B sebagai catatan kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar pustaka maka dikatakan bahwa dokumen A disitir oleh dokumen B dan dokumen B menyitir dokumen A. Dalam bibliometrika dokumen A disebut sebagai “cited document”, sedangkan dokumen B disebut sebagai “citing document”. 4 Sebagai ilustrasi untuk menjelaskan antara dokumen yang menyitir dan dokumen yang disitir adalah sebagai berikut 5 : Sri Hartinah menyitir Judul: ……. Sumber: …… “Citing document” Mustangimah menyitir Sulistyo-Basuki Judul: ……. Judul: ……. Sumber: …… Sumber: …… “Citing document” “Cited document” Igif menyitir Judul: ……. Sumber: …… “Citing document” 4 Sri Hartinah, Analisis Sitiran citation analysis disampaikan pada Kursus Bibliometrika di Pusat Kajian Jepang-UI pada tanggal 20-23 Mei 2002, h. 1. 5 Ibid., h. 2 Kesimpulan : Sulistyo-Basuki memperoleh 3 sitiran Semakin tinggi frekuensi suatu artikel yang dirujuk, semakin besar pula dampaknya bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sitiran tidak dapat dipakai untuk menilai tinggi rendahnya mutu suatu artikel, namun dapat dipakai sebagai indikator tentang peringkat pemanfaatan artikel dan produktivitas penyebarannya. Pengembangan kajian analisis sitiran pada perpustakaan perguruan tinggi memberikan dampak yang positif terutama pada proses pengembangan koleksi. Dari berbagai sitiran yang diteliti dapat diketahui berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan perguruan tinggi yang notabene koleksinya digunakan untuk menulis karya ilmiah oleh para sivitas akademika. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang ketersediaan sumber rujukan yang disitir sebagai bahan referensi pada penulisan Skripsi Program Sarjana S1 Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka dari itu penulis mengangkat kajian bertajuk “Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Bidang Sains dan Teknologi : Analisis Sitiran terhadap Skripsi Program Sarjana S1 Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 20062007”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah