Auditing Analisis penerapan informasi dan komunikasi dalam siklus penjualan dan dampkanya terhadap efektivitas pembuatan laporan keuangan (studi kasus Pt. Pertamina

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Auditing

Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf 2010:4 adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Arens et al.2010 pada umumnya terdapat tiga jenis audit, yaitu: a. Financial statement audit audit laporan keuangan, yang mencakup mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti terhadap laporan keuangan suatu entitas sebagai upaya memberikan opini kewajaran penyajian laporan keuangan. b. Compliance audit audit kepatuhan, mencakup mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti apakah aktivitas suatu entitas baik keuangan maupun operasionalnya mematuhi peraturan dan standar tertentu. 11 c. Operational audit audit operasional, mencakup mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas aktivitas suatu entitas untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Boynton dan Johnson 2010:6, definisi audit yang berasal dari The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association Accounting Review, Vol 47 adalah sebagai berikut: “A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users ” Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan”. Kemudian Boynton et al. 2010:8-9 membagi tipe-tipe audit dalam 3 kelompok, yaitu: a. Financial statement audit “A financial statement audit involves obtaining and evaluating evidence about an entity’s presentation of its financial position, results of operations, and cash flows for the purpose of expressing an opinion on whether they are presented fairly in comformity wwith established criteria usually GAAP”. 12 b. Compliance audit “A compliance audit involves obtaining and evaluating evidence to determine whether certain financial or operating activities of an entity conform to specified conditions, rules or regulation”. c. Operational audit “An operational audit involves obtaining and evaluating about effiency and effectiveness of entity’s operating activities in relation to specified objectives”. Namun belakangan muncul satu audit lagi, yaitu audit fraud atau audit investigasi. Audit ini memfokuskan pada ada atau tidaknya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan entitas kemudian menelusuri pihak- pihak yang melakukan kecurangan tersebut. Audit ini memerlukan keahlian khusus tambahan diluar pengetahuan audit secara umum. Fraud audit berbeda dengan audit investigasi, fraud audit meliputi proses pendeteksian, pencegahan, dan perbaikan. Sedangkan, audit investigasi lebih kepada kegiatan untuk mendapatkan bukti-bukti yang mendukung sangkaan awal. Bukti tersebut nantinya akan digunakan sebagai pendukung dalam proses penuntutan di pengadilan Widiastono, 2008. Menurut Widiastono 2008, agar dapat membongkar terjadinya fraud kecurangan maka seorang akuntan forensik harus mempunyai pengetahuan dasar akuntansi dan audit yang kuat, pengenalan perilaku manusia, dan organisasi human and organization behaviour, pengetahuan tentang aspek yang mendorong terjadinya kecurangan incentive, pressure, attitudes, rationalization, opportunities, 13 pengetahuan tentang hukum dan peraturan standar bukti keuangan dan bukti hukum, pengetahuan tentang kriminologi dan viktimologi profiling , pemahaman terhadap pengendalian internal, dan kemampuan berpikir seperti pencuri think as a theft. Personel yang melakukan audit disebut dengan auditor. Menurut Arens et al., 2010:15. Terdapat empat jenis auditor yang umum dikenal masyarakat, yaitu: a. Certified Public Firms Akuntan Publik Akuntan publik disebut juga auditor eksternal atau auditor independen Untuk membedakannya dengan auditor internal, akuntan ini bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan, serta memberikan opini atas informasi yang diauditnya. b. General Accounting Office Auditors Akuntan Pemerintah Dilaksanakan oleh auditor pemerintah sebagai karyawan pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Laporan audit ini diserahkan kepada kongres, dalam hal ini untuk Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat. c. Internal Revenue Agent Akuntan Pajak Akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak. Lingkup pengerjaannya adalah memeriksa apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku. 14 d. Internal Auditors Auditor Internal Auditor internal bertanggung jawab terhadap manajemen perusahaan. Tinjauannya adalah audit terhadap berbagai prosedur-prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran-saran rekomendasi manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan. Berdasarkan penjabaran diatas, maka pengertian audit adalah suatu proses yang sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai dan kejadian ekonomi informasi suatu entitas dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

2. Sistem Informasi Akuntansi Accounting Information System