Tidak Dilakukannya Rekonsiliasi Angka Penjualan untuk

63 Dari tabel 4.4, dapat kita ketahui bahwa perbedaan tersebut mengakibatkan adanya perbedaan antara jumlah penjualan berita acara dengan jumlah yang tercatat di GL akun penjualan MY SAP. Pada umumnya proses rekonsiliasi dibagian pemasaran lebih difokuskan terhadap angka hutang piutang sehingga tidak dilakukan rekonsiliasi terhadap jumlah penjualan sehingga mengakibatkan seringnya terjadi perbedaan dari penjualan kepada pihak pembeli.

2. Surat Pengantar Pengiriman Surat Jalan Tidak diarsip,

Keterlambatan dalam Pembuatan Faktur Komersial, dan Sales Order Penjualan Pelumas. Setiap akan dilakukan pengiriman BBM industri dari depot, fungsi penjualan di depot akan menerbitkan surat jalan. Surat jalan dibuat 4 rangkap, rangkap pertama untuk di file oleh pertamina dan 2, 3, 4 untuk pelanggan. Namun kenyataan yang terjadi dilapangan tidak No. Nama Customer Jumlah Penjualan Dalam Ribuan Per Berita Acara Per MY SAP Perbedaan 1. PT. Indonesia Power 11.686.562 11.610.199 76.363 2. PT. Pembangkitan Jawa Bali 8.532.428 8.550.246 17.818 3. PT. PLN Persero 19.370.554 19.395.158 24.594 TOTAL 39.589.554 39.555.603 33.951 Tabel 4.4 Transaksi Penjualan Sumber PT. Pertamina 64 terdapat arsip surat jalan atas pengiriman produk BBM yang telah ditandatangani oleh pihak Pertamina maupun transportir dan pelanggan. Hal ini disebabkan karena peraturan surat jalan baru diberlakukan pada tahun 2009, namun sosialisasi atas pembuatan dan pengarsipan dokumen ini masih kurang, sehingga fungsi penjualan di depot belum memahami benar prosedur atas pembuatan dan penyimpanan dokumen surat jalan ini. Selain itu, terdapat beberapa faktur komersial dibuat melebihi tanggal jatuh tempo invoice tersebut, yaitu 30 hari dari tanggal BL hal ini disebabkan karena keterlambatan atas pengumpulan dokumen-dokumen yang menjadi dasar untuk pembuatan commercial invoice yaitu diantaranya dokumen BL. Jika dokumen tersebut belum tersedia, maka fungsi keuangan belum dapat membuat dan mengirim commercial invoice. Sehingga mengakibatkan keterlambatan atas penerimaan dari penjualan pelumas ekspor. Adanya keterlambatan pembuatan sales order terkait dengan penjualan pelumas ekspor di MY SAP, dimana sales order dibuat setelah dilakukan pengiriman. Keterlambatan ini disebabkan karena fungsi penjualan baru mendapatkan informasi final pengiriman barang setelah barang tersebut dikirim. Hal ini menyebabkan fungsi penjualan di depot tidak dapat melakukan goods issue di MY SAP pada saat pengiriman telah dilakukan, dampak berikutnya ialah proses billing secara otomatis di MY SAP juga terlambat karena proses billing