Surat Pengantar Pengiriman Surat Jalan Tidak diarsip,

64 terdapat arsip surat jalan atas pengiriman produk BBM yang telah ditandatangani oleh pihak Pertamina maupun transportir dan pelanggan. Hal ini disebabkan karena peraturan surat jalan baru diberlakukan pada tahun 2009, namun sosialisasi atas pembuatan dan pengarsipan dokumen ini masih kurang, sehingga fungsi penjualan di depot belum memahami benar prosedur atas pembuatan dan penyimpanan dokumen surat jalan ini. Selain itu, terdapat beberapa faktur komersial dibuat melebihi tanggal jatuh tempo invoice tersebut, yaitu 30 hari dari tanggal BL hal ini disebabkan karena keterlambatan atas pengumpulan dokumen-dokumen yang menjadi dasar untuk pembuatan commercial invoice yaitu diantaranya dokumen BL. Jika dokumen tersebut belum tersedia, maka fungsi keuangan belum dapat membuat dan mengirim commercial invoice. Sehingga mengakibatkan keterlambatan atas penerimaan dari penjualan pelumas ekspor. Adanya keterlambatan pembuatan sales order terkait dengan penjualan pelumas ekspor di MY SAP, dimana sales order dibuat setelah dilakukan pengiriman. Keterlambatan ini disebabkan karena fungsi penjualan baru mendapatkan informasi final pengiriman barang setelah barang tersebut dikirim. Hal ini menyebabkan fungsi penjualan di depot tidak dapat melakukan goods issue di MY SAP pada saat pengiriman telah dilakukan, dampak berikutnya ialah proses billing secara otomatis di MY SAP juga terlambat karena proses billing 65 didasarkan pada proses goods issue. Hal ini dapat mengakibatkan terlambatnya pengakuan penjualan dan biaya terkait. 3. Adanya Kesalahan Master Data Konsumen Sehingga Ada Pelanggan yang diakui Sebagai Pelanggan Pihak IntercompanyHubungan Istimewa ataupun Sebaliknya. Adanya penjualan BBM ke pihak ketiga namun dicatat sebagai penjualan pelanggan inter company. Hal ini dikarenakan master data pelanggan tidak di-review secara periodik, sehingga menyebabkan penyajian penjualan berdasarkan kelompok pelanggan menjadi tidak akurat. Sebagai contoh penjualan pelumas ke Pertamina EP yang merupakan perusahaan konsolidasian, penjualan dari bulan Januari sampai juli sebesar Rp.15.277.209.745, diklasifikasikan sebagai penjualan ke pihak ketiga. Hal ini disebabkan karena terjadinya kesalahan setting master data pelanggan di dalam MY SAP. Selain itu fungsi penjualan tidak melakukan review atas detail penjualan. Dari permasalahan ini mengakibatkan jumlah penjualan ke Pertamina EP tidak akan sama dengan jumlah yang dicatat oleh Pertamina EP, hal ini menyebabkan angka penjualan dan biaya tidak dapat di eliminasi.

4. Adanya Sejumlah Tertentu Pada General Ledger Akun Discount

dan Margin yang Tidak Teridentifikasi Nama Produknya. Sejumlah angka diskon dan margin yang tidak teridentifikasi nama produknya adalah sebagi berikut: 66 GL Account Jumlah 4001112000 Discount – Domestic Sale – 3rd Party 38.945.700 4001130000 Margin – Domestic Sales – ICT 6.065.169.200 4001132000 Margin – Domestic Sales – 3rd Party 8.181.501.595 Total 14.197.725.095 Tidak teridentifikasinya nama produk disebabkan adanya transaksi pemberian diskon dan margin melalui prosedur yang tidak sesuai dengan prosedur yang semestinya sehingga nama produk tidak dapat diinput. Hal ini mengakibatkan tidak dapat diketahuinya saldo diskon dan margin BBM menurut nama produk dapat menyebabkan tidak dapat disajikannya secara akurat penjualan bersih per nama produk.

5. Terdapat Pencatatan Ganda PPN Keluaran Atas Penjualan.

Adanya pencatatan ganda atas transaksi penjualan propylene bulan april 2009, jurnal yang terjadi adalah sebagai berikut: Account Debet Kredit Piutang Usaha US 11.545.221,67 - Penjualan - US 10.495.656,06 Hutang PPN Keluaran - US 1.049.565,61 Tabel 4.6 Pencatatan Jurnal Penjualan Sumber PT. Pertamina Sumber PT. Pertamina Tabel 4.5 Transaksi Yang Tidak teridentifikasi Nama Produknya