4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Scenedesmus dimorphus
2.1.1. Klasifikasi dan Struktur Sel S. dimorphus
Klasifikasian S. dimorphus menurut Bold dan Wyne 1985 sebagai berikut:
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorophyccales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
Spesies : S. dimorphus
S. dimorphus merupakan jenis alga hijau berkoloni. Setiap koloni disebut “Coenobium” dengan jumlah sel selalu berkelipatan dua, biasanya 2, 4 atau 8,
kadang-kadang 16 atau 32. Sel berbentuk silinder yang meruncing disetiap ujungnya dengan sel terluar berbentuk bulan sabit. Sel mempunyai panjang antara
12 µm sampai 25 µ m dan lebar antara 3 µm sampai 9 µ m. Sel muda Scenedesmus sp. mempunyai kloroplas yang memanjang dan berisi satu pirenoid. Kloroplas
pada sel yang sudah tua biasanya mengisi seluruh rongga sel. Setiap sel dalam coenobium mempunyai sebuah inti. Smith, 1955 dan Pentecost, 1984 dalam
Afrizi, 2002.
Gambar 1. Koloni sel A dan struktur scenedesmus sp. B Cahyaningsih, 2008 dan Anonim, 2011
Struktur dinding sel Scenedesmus sp. tersusun atas lapisan pektin dan selulosa Gambar 1. Khotimah, dkk 2010 menyatakan bahwa struktur selulosa
pada dinding sel Scenedesmus sp. berpotensi cukup besar untuk dijadikan sebagai penangkap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi dengan komponen
adsorbat Gambar 2. Adanya gugus OH pada selulosa menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben tersebut, dengan demikian selulosa lebih kuat
menangkap zat yang bersifat polar.
Gambar 2. Struktur kimia selulosa Khotimah, dkk, 2010
A B
Mekanisme pertukaran ion tergambarkan pada penelitian Cossich, dkk 2002 yang menggunakan Sargassum sp dalam biosopsi logam Cr III, di mana Cr VI
mengalami reaksi reduksi pada pH rendah menjadi Cr III dan Cr III dihilangkan melalui proses pertukaran kation.
Gambar 3. Proses pertukaran ion Cr pada permukaan membran sel Cossich, dkk, 2002
2.1.2. Reproduksi Scenedesmus sp.
Bold dan Wyne 1985 menyatakan bahwa Scenedesmus sp. berkembang biak secara aseksual dengan autokoloni membelah diri. Pembelahan sel terjadi dua
kali. Pembelahan pertama berlangsung secara melintang sedangkan pembelahan yang kedua terjadi secara membujur Steenberge, 1975 dalam Afrizi, 2002.
Pembelahan akan dilakukan sampai terbentuk empat sel anakan. Pelepasan autokoloni dilakukan dengan cara memecah dinding sel induk, tiap koloni yang
dihasilkan mempunyai kemampuan untuk memproduksi autokoloni Graham dan Wilcox, 2000 Gambar 4.
Gambar 4. Pembelahan sel secara autokoloni
Reproduksi seksual Scenedesmus sp. terjadi melalui isogami. Koloni Scenedesmus sp. akan menghasilkan sel gamet biflagel. Sel gamet tersebut akan
melebur dan membentuk zigot, kemudian zigot akan membesar dan membelah menjadi 40 sel atau lebih. Sel gamet yang tidak dapat melebur dengan sel gamet
lainnya akan mati dan mengalami lisis Bold dan Wyne, 1985 Scenedesnus sp. tersebar luas di perairan tawar dan payau, khususnya pada
kondisi yang kaya nutrient. Selain itu menurut Bold dan Wyne 1985, Secenedesmus sp. tersebar luas di perairan tawar dan tanah.
2.1.3. Pertumbuhan Scenedesmus sp.