Detoksifikasi Logam Berat oleh Mikroalga Spektrofotometer Serapan Atom Kerangka Berfikir

Selain itu mikroalga juga mampu melakukan detoksifikasi logam berat yang merupakan proses pengubahan logam berat menjadi bentuk yang tidak beracun Rusmin, 2005. Detoksifikasi dapat terjadi secara ekstraseluler dan intraseluler Twiss Nalewajko, 1992.

2.6. Detoksifikasi Logam Berat oleh Mikroalga

Detoksifikasi ektraseluler disebut juga mekanisme toleransi. Proses tersebut terjadi melalui adsorbsi logam berat pada dinding sel. Logam berat dapat teradsorpsi pada dinding sel karena dinding sel mikroalga memiliki gugus funsional yang dapat berikatan dengan logam berat Rusmin, 2005. Proses detoksifikasi secara intraseluler disebut juga mekanisme resistensi. Proses tersebut berlangsung melalui pembentukan protein pengikat logam yang merupakan salah satu protein pengikat logam merupakan salah satu proses detoksifikasi secara intraselular. Protein pengikat logam yang terdapat pada mikroalga antara lain metalotionin dan fitokelatin yang dapat berikatan dengan logam berat karena memiliki gugus sulfidril -SH yang dapat berikatan dengan logam berat Pinto dkk. 2003.

2.7. Spektrofotometer Serapan Atom

Spektrofotometer serapan atom adalah suatu metode pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom bentuk gas dalam keadaan dasar Sony, 2009. Spektrofotometer serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah renik karena mempunyai kepekaan tinggi. Cara analisis dengan alat ini akan mendapatkan kadar total unsur dalam cuplikan. Untuk analisis suatu logam tertentu dapat dilakukan dengan campuran unsur- unsur lain tanpa dilakukan pemisahan terlebih dahulu Triani, 2006. Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan nyala yang mengandung atom-ataom bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap. Jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Hal ini merupakan dasar penentuan kuantitatif logam-logam dengan menggunakan SSA Sony, 2009.

2.5. Kerangka Berfikir

Dampak Positif Pencemaran Lingkungan Air Udara Logam Berat Cr VI Cd Mikroalga Pengolahan Limbah Industrialisasi Pengurangan Konsentrasi Logam Pada Limbah Cair Penyerapan Logam Kesejahteraan Dampak Negatif Tanah Organik Anorganik Fisika Biologi Kimia Aman bagi lingkungan Gambar 6. Kerangka berfikir 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, analisis kandungan logam dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan di Laboratorium BTL-Puspitek Serpong. Waktu pelaksanaan bulan Juli-Oktober 2011.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan Bahan yang digunakan selama penelitian berupa kultur S. dimorphus, berasal dari koleksi laboratorium Limnologi-LIPI Cibinong dan pupuk daun komersil DUTATONIK H-16 yang mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap yang dibutuhkan, meliputi N, P, K, Mg, Ca, S, Zn, Cl, Fe, Mn, Cu, B, Mo, Co, Na dan vitamin B Kompleks, akuades, alkohol 70, dan spiritus. Alat Peralatan yang digunakan meliputi alat gelas labu Erlenmeyer, gelas objek, gelas penutup, kuvet, gelas ukur, gelas piala, pipet tetes, batang pengaduk, Lampu TL berkekuatan 36 watt, Automatic onoff, timbangan analitik, pH meter, luxmeter, termometer, autoklaf, alat sentrifugasi, tabung sentrifugasi, mikroskop