PEMERINTAHAN SOEKARNO DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1966

heavy,yang memberikan legitimasi kekuasaan yang amat besar kepada lembaga eksekutif ternyata membawa dampak terhadap kedudukan lembaga eksekutif itu sendiri Presiden. Ditambah lagi dengan sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan presidensial semakin membuat kekuasaan yang melekat pada Presiden menjadi dominasi kekuasaan terhadap lembaga negara lainnya. Dominasi kekuasaan ini yang lambat laun menempatkan Presiden memiliki kekuasaan yang terpusat dan menjalankan pemerintahan yang bersifat otoriter dan sentralistik. Hal ini terlihat jelas dari praktek pemerintahan yang dijalankan rezim Soekarno dengan Demokrasi Terpimpinnya 1959-1966.

3.3 PEMERINTAHAN SOEKARNO DEMOKRASI TERPIMPIN 1959-1966

Pemerintahan Soekarno yang dimaksudkan di sini adalah pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Soekano dengan model Demokrasi Terpimpin yang berlangsung sejak tahun 1959- 1966. Demokrasi terpimpin merupakan sebuah sistem yang membawa perubahan yang begitu besar bagi bangsa Indonesia. Karena perlu juga diketahui bahwa sebelum memasuki periode dari tahun 1959 ini Indonesia menerapkan suatu sistem pemerintahan parlementer yang ditandai dengan berubahnya bentuk negara Republik Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat yang menganut bentuk negara federal sebagai konsekuensi dari perjanjian ataupun kesepakatan yang dilahirkan dengan pihak Belanda dalam perang revolusi kemerdekaan. Menurut pengamatan Soekarno,demokrasi liberal yang diterapkan pada masa sebelum Demokrasi Terpimpin ini tentunya tidak akan mampu membawa bangsa Indonesia kepada cita-cita dari revolusi kemerdekaan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal ini dikarenakan semua pihak baik itu partai-partai politik dan juga militer saling mengedepankan kepentingannya masing-masing dan saling menyikut satu sama lain. Masing-masing pihak hanya mengutamakan keuntungannya sendiri dan tak lagi mengutamakan kepentingan nasional. Ini bisa dibuktikan dengan rapuh dan jatuh bangunnya kabinet pemerintahan yang dibangun oleh koalisi partai politik saat ini. Sehingga pada masa itu,aroma-aroma perpecahan sangat terasa ditambah lagi dengan ketidakpuasan daerah-daerah yang ditandai dengan meningkatnya pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di banyak daerah. Hal inlah yang mendorong Soekarno untuk segera bertindak dan mengeluarkan sebuah dekrit yang dikenal dengan sebutan Dekrit Presiden 5 Juli 1959,Demokrasi Terpimpin pun mulai dijalankan. Tujuan dikeluarkannya Dekrit Presiden adalah untuk menyelesaikan masalah negara yang semakin tidak menentu dan jauh dari yang diharapkan oleh bangsa Indonesia. Dekrit ini berisi ketentuan pokok diantaranya: pertama, menetapkan pembubaran konstituante, kedua, menetapkan bahwa UUD 1945 berlaku kembali bagi segenap bangsa Indonesia dan ketiga pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara MPRS dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara DPAS. Setelah dekrit ini dikeluarkan,kabinet Juanda menyerahkan mandat kekuasaan pemerintahannya kepada Presiden Soekarno. Dengan berlakunya kembali UUD 1945 menempatkan kembali Presiden Soekarno sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Langkah selanjutnya adalah Presiden Soekarno membentuk Kabinet Kerja yang menteri-menterinya tidak terikat kepada partai. 116 Presiden Soekarno merupakan pencetus lahirnya Demokrasi Terpimpin, dimana Soekarno sendiri merupakan pelaku kekuatan politik utama yaitu sebagai Presiden Republik Indonesia. Seperti yang dikutip dalam buku Abdul Gafur yang berjudul Pak Harto Pandangan dan Harapannya, yaitu: Peristiwa ini juga menandai bahwa sistem pemerintahan Presidensial kembali dijalankan di Indonesia. 117

1. Sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak sesuai