itu,semua manusia mempunyai keinginan abadi dan tanpa batas akan kekuatan dan kekuasaan yang hanya berakhir oleh
kematian. Perjuangan terus menerus akan kekuasaan tidak selalu disebabkan oleh kenyataan bahwa manusia mengharapkan
kesenangan yang lebih besar daripada yang telah diraihnya, atau manusia tidak merasa puas dengan kekuasaan yang sedang-
sedang saja, tetapi karena ia tidak bisa melanggengkan kekuasaan dan sarana-sarana untuk kehidupan yang lebih
baik,yang dimilikinya sekarang tanpa memperoleh hasil yang lebih dari itu. Lingkaran setan ini,dengan demikian terbentuk
dari lingkaran persengketaan,permusuhan,kebencian, dan dendam.
2.3.2 Keadaan Alamiah State Of Nature Berangkat dari premis-premis psikologi yang ada pada manusia
di atas,Hobbes menarik kesimpulan bahwa keadaan normal dari kehidupan manusia adalah keadaan konflik yang terus-
menerus,persaingan yang brutal dalam meraih kekuasaan dan kedudukan,dan keadaan perang dari setiap orang melawan orang
lain.
74
Bisa dikatakan bahwa keadaan alamiah ini adalah keadaan di mana fitrah dan tabiat manusia terdapat tanpa ada hambatan
dan restriksi apapun, keadaan seperti itu menggambarkan permusuhan sengit antara manusia yang satu dengan yang
lain,permusuhan yang sama dijumpai dalam keadaan perang.
75
Dalam keadaan alamiah pra-politik ini,setiap individu bebas melakukan apa saja yang diinginkannya untuk melangsungkan
dan mempertahankan hidup serta mencari kebahagiaannya. Tidak ada hambatan yang bisa menghambat setiap individu
untuk melakukan hal-hal tersebut. Hal ini tentunya dikarenakan bahwa setiap manusia mempunyai kesamaan kemampuan yang
setara dengan manusia lainnya untuk mempertahankan diri dan juga mempertahankan kebebasannya. Semuanya ini hanya bisa
berjalan dengan efektif apabila seseorang individu dapat menguasai individu lainnya. Tidak ada hal lain yang
dilakukannya kecuali hal itu bisa membantunya mempertahankan kehidupannya menghadapi musuh-musuhnya;
74
Ibid, hlm 311
75
Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat , Bandung: Mizan Pustaka. 1996 hlm 104
dalam keadaan seperti ini setiap orang mempunyai hak atas segala sesuatu, bahkan terhadap tubuh orang lain.
76
Dala keadaan alamiah ini,Hobbes juga menggambarkan bagaimana hubungan yang terjadi antar manusia-manusia ini.
Tidak ada kekuasaan politik yang berdaulat,tidak ada hukum legal atau moral yang mengatur tindakan manusia; tidak ada
prinsip benar atau salah ataupun keadailan dan ketidakadilan Didorong oleh hasrat untuk mengejar kepuasan dan
kebahagiaannya masing-masing dengan keterbatasan benda- benda material yang dijadikan untuk alat pemenuhan kepuasan
manusia tersebut membuat manusia memaksakan kehendaknya terhadap manusia lainnya. Kesombongan yang ada pada dirinya
ternyata memperdaya dirinya dengan melebih-lebihkan kemampuannya dan tidak mau mengakui kemampuan orang lain
membawa manusia-manusia itu kepada hasrat untuk selalu bisa mengalahkan orang lain. Akibatnya yang terjadi adalah konflik
dan perang yang terjadi secara terus-menerus. Di sini yang berbicara adalah kekerasan bukan pertimbangan yang lain.
76
Henry J.Scmandt, Filsafat Politik .... Op.Cit, hlm 311
yang berlaku karena tidak ada standar tingkah laku yang obyektif.
77
Adapun hukum alam natural law yang dihasilkan dari keadaan alamiah tersebut,Hobbes beranggapan bahwa
hukum tersebut hanyalah untuk menjaga setiap individu untuk tidak berbuat sesuatu yang mungkin menghancurkan dan
membinasakan dirinya sendiri. Hukum ini hanyalah suatu proses untuk memperoleh apa yang individu kehendaki dan menjauhkan
apa yang tidak individu sukai.
78
Apapun yang diinginkan manusia adalah baik dan adil.Apa yang tidak diinginkannya adalah jahat dan tidak adil. Tidak ada
jaminan keamanan yang bisa menjamini kelangsungan hidupnya tanpa kelihaian dan kekuatannya. Di bawah kondisi semacam ini
tidak adatempat bagi industri karena tidak ada kepastian dan konsekuensinya tidak ada kebudayaan di dunia... tidak ada
seni,tidak ada sastra,tidak ada masyarakat; dan yang paling buruk lagi,terdapat ketakutan terus-menerus dan kematian yang
mengerikan.
79
77
Ibid, hlm 312
78
Deliar Noer, Pemikiran Politik ..... Op.Cit , hlm 104
79
Henry J.Scmandt, Filsafat Politik .... Op.Cit, hlm 312
Jika orang ragu bahwa demikianlah alam
membentuk manusia,Hobbes memberikan suatu ilustrasi.Jika manusia tidur di malam hari, ia menutup pintu dan jendela, ia
menyimpan barang-barang berharga di berangkas besi yang kuat, dan ia mengeluarkan banyak uang untuk membayar polisi
dan tentara.
80
Dengan memahami watak manusia yang tergambar dalam Leviathan, tidaklah sulit membayangkan kondisi masyarakat
yang tidak toleran tanpa kedaulatan politik serta kekuasaan penekannya. Kehidupan manusia dalam state of nature ini bersifat
terpencil,miskin,penuh bahaya,brutal dan pendek.
81
Terjadi peperangan antara seseorang dengan orang lain bellum opium
contra omnes ; setiap orang memperlihatkan perasaannya yang sunggu egoistis dan saling bersaing.
82
Setelah menjelaskan kondisi kehidupan manusia yang tidak menentu di saat keadaan alamiah state of nature,Hobbes
mencoba menerapkan filsafat mekanistiknya untuk melahirkan 2.3.3 Hukum Alam
80
Ibid, hlm 313
81
Ibid, hlm 313
82
Syam Firdaus, Pemikiran..., op.Cit hlm 119
mosi tandingan yang akan mendorong manusia untuk masuk ke dalam masyarakat politik. Ia mencoba untuk menjelaskan
bagaimana alur peralihan dari keadaan awal alamiah yang tidak terkontrol kepada negara.
Perasaan dan akal menjadi pendorong dan instrumen penting yang muncul dari keadaan kacau balau sebelumnya.
Perasaan paling kuat dari diri manusia adalah takut akan kematian dan hal ini selanjutnya diikuti oleh keinginan akan
kehidupan yang leluasa.
83
Perasaan ini mendorong manusia pada perdamaian,dan akal menunjukkan jalan untuk mencapai tujuan ini dengan
merumuskan beberapa aturan-aturan tertentu yang bertujuan Dua perasaan ini terutama ketakutan
dan kecemasan akan kematian pada akhirnya mendorong manusia untuk menciptakan perdamaian. Hal ini dikarenakan
manusia juga akhirnya berfikir bahwa keadaan konflik dan perang yang terjadi secara terus-menerus ternyata membawa
kehancuran yang dapat membinasakan hidupnya.
83
Henry J.Scmandt, Filsafat Politik .... Op.Cit, hlm 313
untuk membuat kehidupan manusia menjadi aman dan tenteram. Dan akal menetapkan piranti perdamaian yang memadai,di mana
manusia bisa membuat persetujuan.Piranti inilah yang dikenal dengan Hukum Alam. Hukum alam natural law sebagaimana
yang dikemukakan oleh Hobbes adalah ketetapan-ketetapan atau peraturan umum yang ditemukan oleh akal,yang dengannya
manusia dilarang melakukan sesuatu yang merusak kehidupannya, atau merampas sarana kelangsungan hidup orang
lain.
84
Manusia mempunyai hak alamiah yang dalam hal ini dimaksudkan adalah hak kebebasan dan kemerdekaan dari tiap-
tiap individu untuk bertindak meyelamatkan apa yang dianggapnya sebagai kebaikan tertinggi dan menghindari bahaya
sewaktu ia bertindak.
85
84
Ibid, hlm 313
85
Ibid, hlm 313
Akan tetapi dikarenakan setiap orang mempunyai hak alamiah tersebut,kedamaian dan keamanan itu
tidak akan tercipta. Oleh karena itu akal mendikte bahwa manusia harus mencari perdamaian. Ini adalah hukum alam yang
pertama dan fundamental.
86
Dari hukum pertama ini akan diturunkan hukum yang kedua yang menetapkan bahwa manusia
akan bersedia,ketika orang lain juga demikian,mencari perdamaian dan mempertahankan dirinya ketika ia
menganggapnya perlu menggunakan hak ini pada semua hal dan merasa puas dengan begitu banyaknya kebebasan melawan orang
lain ketika ia membiarkan orang lain menentangnya.
87
Hukum ketiga konsekuensi dari hukum kedua adalah manusia
mempertahankan perjanjiannya. Hobbes menyebutkan tujuh belas hukum alam lain yang pada dasarnya merupakan aturan
tingkah laku yang dirancang menjadi pedoman untuk mencari perdamaian.
88
Hobbes membedakan antara hak alamiah manusia, atau kebebasan untuk melakukan apa saja yang disenanginya, dengan
hukum alam, atau tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari kehancuran sendiri self destruction.
89
86
Ibid, hlm 314
87
Ibid, hlm 314
88
Ibid, hlm 314
89
Ibid , hlm 315
Dia menganggap hukum alam adalah seperangkat aturan-aturan
yang membatasi kebebasan atas kesukarelaan manusia di mana tujuannya adalah untuk membangun tatanan yang didalamnya
hak-hak alamiah ditentukan dan menjadi legitimate. Mencermati perkembangan berikutnya,Hobbes melihat hukum sebagai
ketentuan dari lembaga yang berdaulat yang mempunyai otoritas untuk membuat aturan dan kekuasaan untuk menjalankannya,
hukum alam menjadi hukum hanya setelah negara terbentuk dan penguasa memerintahkan kepada orang-orang untuk mematuhi
aturan-aturan ini.
90
Dalam perkembangan selanjutnya,Thomas Hobbes mencoba untuk menggambarkan bagaimana manusia atau
individu-individu yang ada tersebut untuk mulai bisa bersama- sama saling memikirkan bagaimana bisa menciptakan keadaan
yang damai dan tentram dan mengubah keadaan primitif yang kacau balau tersebut. Hal ini juga didorong oleh akal pikiran
manusia tersebut yang sudah mulai berfikir untuk bisa hidup 2.3.4 Kontrak Sosial dan Persemakmuran Negara
90
Ibid , hlm 315
dalam keteraturan dan itu tidaklah mungkin bisa apabila keadaan alamiah yang primitif tersebut dipertahankan.
Sesuai dengan hukum alam kedua Hobbes,manusia bisa menjamin keamanan dan penjagaan diri mereka apabila mereka
bersedia membuat perjanjian dengan orang lain dan melepas hak alamiah yang absolut yang melekat pada diri mereka.
Namun,karena sifat alamiah yang ada pada manusia seperti mementingkan diri sendiri,ingin menguasai satu sama
lain,iri,dengki,benci,dendam dan menganggap dirinya lebih pintar dan bijaksana dari manusia lainnya, persetujuan atau
kesepakatan semacam ini akan terus berbenturan dengan semua emosi yang mengarah pada sengketa terus-menerus yang
tentunya akan tetap menciptakan keadaan chaos seperti sebelumnya.
Hobbes menyatakan bahwa manusia tidak bisa dipercaya memegang perjanjiannya tanpa adanya kekuatan eksternal;
“Persetujuan tanpa pedang tidak lain hanyalah kata-kata dan tidak mempunyai kekuatan sama sekali untuk menjamin keselamatan
manusia.”
91
Sehingga diperlukan suatu unsur lain,yang bisa menjamin persetujuan atau kesepakatan yang dibuat oleh
manusia ini bisa dipegang dan ditaati oleh semua pihak yang menyepakatinya. Satu-satunya pemecahannya adalah
menciptakan otoritas publik yang mempunyai kekuatan koersif memaksa untuk memaksa semua orang tunduk pada perjanjian
sosial tersebut.
92
Penyerahan ini dilakukan seolah-olah setiap orang berkata kepada orang lain, “Aku menguasakan dan menyerahkan hak
mengatur diriku sendiri pada orang ini,atau pada sekumpulan orang,dengan syarat Anda juga menyerahkan hak Anda
kepadanya,dan memberikan kekuasaan kepadanya dengan cara ini.” Kumpulan hak dari orang-orang yang disatukan dengan
cara ini yang diberikan kepada satu orang disebut Commonwealth Tentunya otoritas semacam ini bisa dibuat
apabila tiap individu secara sukarela menyerahkan hak alamiah absolut yang melekat pada dirinya kepada orang yang tidak
terlibat dalam perjanjian tersebut.
91
Ibid , hlm 316
92
Ibid , hlm 316
Persemakmuran – dalam Bahasa Latin disebut Civitas.
93
Sifat negara politik yang diciptakan oleh perjanjian ini bisa dilihat dari
defenisi persemakmuran sebagai satu pribadi yang tindakannya mewakili banyak orang,dengan perjanjian timbal balik antara
satu dengan yang lain; mereka menjadikannya penguasa,untuk mencapai tujuannya ia bisa menggunakan kekuatan dan cara-
cara lain yang dianggapnya layak,demi perdamaian dan pertahanan bersama.
94
Akan tetapi,ada beberapa sifat dari defenisi Hobbes tentang kontrak soial yang penting untuk dikemukakan. Pertama,
perjanjian yang telah dibuat itu bukanlah perjanjian antara penguasa ruler dengan rakyat ruled,tetapi adalah kesepakatan
bersama yang dilakukan oleh individu-individu untuk mengakhiri keadaan alamiah yang chaos tersebut dan untuk menciptakan
perdamaian bersama yang tentunya adalah untuk menjamin keamanan diri mereka. Artinya kontrak sosial yang dimaksudkan
Hobbes di sini adalah di saat manusia belum mengenal suatu masyarakat yang tersusun oleh struktur politik antara yang
93
Ibid , hlm 316
94
Ibid , hlm 316
memerintah penguasa dengan yang diperintah rakyat. Kedua, kontrak sosial dalam pandangan Hobbes dilakukan oleh individu-
individu yang hidup dalam kebebasan dan secara alamiah adalah terisolir dan anti sosial. Maksudnya adalah manusia atau
individu-individu yang liar ini sebenarnya memiliki kepentingan bersama selain hasrat kebebasannya,yaitu untuk sama-sama
menginginkan suatu keteraturan dan menciptakan masyarakat sipil. Hal ini tentunya tidak jauh-jauh dari keinginan manusia ini
untuk menjaga dan mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
2.3.5 Kekuasaan Absolut Penguasa Pihak yang kepadanya individu-individu ini menyerahkan atau