LATAR BELAKANG PEMIKIRAN THOMAS HOBBES Hobbes merupakan pemikir yang dilahirkan dan

Inggris membuktikan produktivitas Hobbes pada usia yang semakin lanjut. Hobbes berusia 63 tahun ketika Leviathan diterbitkan, dan ia terus menulis hingga umur 91 tahun ketika ia meninggal. Hobbes hidup bersama keluarga Cavendish yang memberinya perlindungan dan keamanan. Hobbes meninggal pada tanggal 4 Desember 1679. Ia mengidap sakit serius sejak bulan Oktober dan seminggu sebelum meninggal ia terkena stroke. Hobbes dimakamkan di Hault Hukcnall, dekat Hardwick Hall.

2.2 LATAR BELAKANG PEMIKIRAN THOMAS HOBBES Hobbes merupakan pemikir yang dilahirkan dan

mengalami proses intelektualisasi diri dalam hidupnya di saat situasi dan keadaan sosial politik yang chaos pada abad 17. Sejak awal kehidupannya hingga akhir hayatnya, perang agama,perang sipil,konfrontasi antara raja dan parlemen atau rakyat terjadi secara terus-menerus. 57 Situasi yang kacau,kekejaman,kebengisan,dendam,kerakusan,ketakutan terus 57 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 166 mendera dan membayangi kehidupan masyarakat akibat perang sipil maupun agama yang terjadi di Inggris. Bisa dibayangkan bagaimana situasi dan kondisi ini turut mewarnai kehidupan Hobbes. Oleh karena keadaan tersebut,sampai-sampai Hobbes melukiskan dirinya sendiri adalah saudara kembar dari ketakutan. ‘Fear and I,Hobbes said were born together.’ 58 Menjelang dewasa dan hingga masa tuanya banyak peristiwa yang dilihatnya, diantaranya adalah konflik antara Gereja Anglikan,kaum puritan dan Katolik serta yang juga terutama adalah tentang konflik antara raja dan parlemen. Di Hal ini bisa tergambarkan bagaimana pada awal kelahirannya yang prematur juga diwarnai oleh ketakutan ibunya di saat Armada Spanyol mendekati kawasan Inggris. Akibat rasa takut yang mencekam ibunya inilah yang memaksa Hobbes dilahirkan lebih awal. Ketika dia lahir,Ratu Elizabeth sedang sibuk menaklukkan golongan katolisisme dan juga penaklukan Irlandia dan Skotlandia menjadi bagian dari Inggris Raya Great Britain. 58 Ibid, hlm 166 . yang juga merupakan sebuah kutipan dari Makers of Modern Thoughtkarya Cranston terbitan American Heritage Publishingtahun 1972 hal 93 yang berisikan uraian Biografi Thomas Hobbes usianya yang senja ia menyaksikan sendiri bagaimana raja Charles I dan pertentangannya dengan parlemen yang berakhir dengan kekalahan raja sehingga mengakibatkan raja Charles I dihukum mati dengan cara dipenggal. Masa-masa konflik maupun perang dan kekacauan yang ditimbulkannya seperti sudah menjadi hal yang biasa dalam kisah perjalanan hidup Thomas Hobbes hingga akhhir hayatnya. Banyak sekali peristiwa-peristiwa sosial politik yang disaksikannya sehingga sedikit banyaknya mempengaruhi pandangan dan pemikirannya,terkhusus tentang manusia,negara dan kekuasaan politik. Kondisi sosial yang kacau balau pada masa itu juga mendorong Hobbes untuk bisa ikut andil dalam mencari pemecahan masalah tersebut. Bagaimana perang dan konflik dapat ditekan dan dihindari sehingga tercipta ketentraman dan kedamaian yang sejati. Hobbes dengan serius mengkaji dan mempelajari bagaimana persoalan-persoalan sosial politik yang dihadapi oleh masyarakat Eropa,khususnya negaranya sendiri yaitu Inggris. Hingga pada akhirnya Hobbes tertuju kepada beberapa kesimpulannya sendiri dalam pengkajiannya tentang permasalahan-permasalahan tersebut. Pertama,salah satu penyebab terjadinya perang agama,perang sipil,dan konflik- konflik sosial dalam masyarakat adalah dikarenakan lemahnya kekuasaan negara,kekuasaan negara terbelah dan tidak terpadu. 59 Kedua,perang akan dapat dihindari dan perdamaian akan tercipta apabila kekuasaan negara mutlak dan tidak terbagi-bagi. 60 Kemudian dalam rangka pemecahan masalah tersebut Hobbes mencoba mengkaitkan bagaimana manusia,negara,kekuasaan,hukum,moral dan agama dalam usahanya mencegah perang dan konflik. Hobbes menghadapi kenyataan kontradiktif saat dihadapkan pada persoalan perang sipil dan agama. Hobbes terkejut sebab di satu pihak dia melihat bahwa raja maupun kaum agama sama-sama menyematkan bahwa perjuangan mereka adalah didasarkan pada nilai dan norma-norma agama yang luhur. Tetapi dalam prakteknya Hobbes melihat kenyataan yang sebaliknya. Kaum agama muncul 59 Ibid, hlm 167 60 Ibid, hlm 167 dalam sejarah sebagai aktor-aktor politik yang kejam dan bengis. 61 Tidak jarang mereka bersama-sama dengan raja dan kekuasaan yang ada padanya membodohi dan menindas orang lain. Dalam diri mereka tersimpan rasa penuh dendam dan iri hati terhadap orang lain. Fakta empiris memperlihatkan bagaimana kaum agama bukanlah manusia-manusia suci yang tidak dikendalikan oleh nafsu kebinatangan. Sehingga Hobbes berkeyakinan bahwa agama merupakan salah satu sumber konflik yang potensial serta pemicu suatu ketegangan sosial. 62 Hal-hal yang ada di atas adalah bagaimana penjabaran keadaan dan situasi sosio-historis masyarakat Eropa khususnya Inggris yang ikut serta mewarnai dan mempengaruhi pandangan dan pemikiran Hobbes terkait manusia dan kemoralannya,agama,negara dan kekuasaanya serta hukum. Terkhusus tentang pandangan dan pemikirannya terkait politik dituangkannya ke dalam salah satu karya tulisannya yang berjudul Leviathan 1651 yang di dalamnya tampak jelas 61 Ibid, hlm 168 62 Syam Firdaus, Pemikiran..., op.Cit hlm 120 bagaimana pengaruh gejolak sosial politik yang terjadi di negaranya terhadap isi tulisannya dalam buku tersebut. 63 63 Ibid ,hlm 121 2.3 PEMIKIRAN THOMAS HOBBES 2.3.1 Tentang Manusia