Pencucian dan Pemutihan Pengaruh Penambahan So2 Terhadap Bubur Pulp Yang Telah Diputihkan Pada Proses Pulp Machine Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk – Porsea

2.6 Pencucian dan Pemutihan

Adalah perlu untuk membersihkan pulp setelah pembentukannya untuk menghilangkan cairan pemasak danatau kotoran-kotoran. Setelah pemasakan pulp secara kimia, campuran serat kayu-cairan pemasak dikeluarkan dari tangki pemasak kedalam apa yang disebut sebagai ruang hembusan. Disini serat dikumpulkan dan pertama kali dipisahkan dari cairan pemasak yang telah digunakan dan gas-gas yang mungkin telah terjadi. Serat kemudian dibersihkan pada proses pencucian bertingkat banyak untuk menghilangkan setiap cairan sisa. Tanpa perlakuan, pulp kayu berwarna coklat sampai coklat kemerah-merahan, disebabkan terutama karena adanya lignin atau ekstraktif-ekstraktif kayu teras. Jadi apabila membuat kertas tulis atau buku atau produk-produk lain yang mementingkan keputihannya, serta harus diputihkan. Ini biasanya dilakukan dengan mengenakannya pada senyawa dasar klor yang kuat. Teknik pemutihan dengan oksigen juga telah dikembangkan . Pemutihan menyerang lignin sisa dan dapat dilakukan sampai titik bahwa lignin secara total dihilangkan atau hanya dimudakan warnanya. Tingkat perlakuan yang terakhir ini adalah yang paling tidak mahal, pengaruhnya sedikit pada hasil, tetapi hasilnya hanya keputihan yang sementara. Pencucian yang pada dasarnya untuk mencapai penghilangan semua lignin benar-benar memberikan keputihan yang Universitas Sumatera Utara tetap, tetapi mahal. Dalam hal ini, penggunaan airnya tinggi dan hasil pulp secara nyata berkurang. Haygreen, J.G. 1996 Pemutihan yang sudah modern biasanya dilaksanakan secara bertahap dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia dan kondisi-kondisi yang berbeda-beda pada setiap tahap. Pada umumnya digunakan perlakuan kimia dan secara singkat ditunjukkan dengan urutan sebagai berikut: a. khlorinasi C : reaksi dengan elemen khlorin dalam suatu media asam b. ekstraksi alkali E : pemisahan hasil reaksi deengan caustic c. ekstraksi oksidasi EO : ekstraksi oksidasi yang diperkuat dengan peroksida EOP d. hypoklorit H : reaksi dengan hypoklorit dalam suasana alkali e. khlorin dioksida D : reaksi dengan khlorin dioksida dalam suasana asam f. oksigen O : reaksi dengan elemen O 2 yang bertekanan dalam suasana alkali Universitas Sumatera Utara a. Menara Khlorimasi D Tahap – tahap pemutihan di PT. Toba Pulp Lestari,Tbk : Menara yang bervolume 335 m 3 ini mempunyai kecepatan proses yaitu 650 Adtd dan konsistensi stock sebesar 4,5 . Pada menara ini, khlorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan substitusi. Secara Oksidasi : Cl 2 + Lignin Lignin Teroksidasi + 2 HCl Secara substitusi : Cl 2 + CH 3 COH CH 3 COCl + HCl CH 2 CH 2 CHOH CHOH CH 3 O CH 3 O OH OH Cl 2 + Lignin Lignin – Cl + HCl Universitas Sumatera Utara b. Menara EOp Menara ini mempunyai volume 288 m 3 dengan kecepatan proses 650 Adtd dan konsistensi 10 . c. Menara D 1 Menara ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tabung menanjak beserta menaranya. Volume tabung menanjak sebesar 128 m 3 dengan kecepatan proses 650 ADtd dan konsistensi juga sebesar 10 . Sedangkan volume menaranya adalah 385 m 3 dengan kecepatan dan konsistensi yang sama, masing-masing adalah 650 ADtd dan 10 . d. Menara Ep 2 Menara ini juga terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tabung menanjak beserta menaranya. Volume tabung menanjak sebesar 198 m 3 dengan kecepatan proses 650 ADtd dan konsistensi juga sebesar 10 . Sedangkan volume menaranya adalah 495 m 3 dengan kecepatan dan konsistensi yang sama, masing-masing adalah 650 ADtd dan 10 . Sirait,S., 2001 Universitas Sumatera Utara

2.7 Penggilingan dan penghalusan