Pembuatan pulp kimia Proses Pembuatan Pulp

mekanis. Serat-serat yang kaku ini memiliki potensi ikatan serat – ke – serat yang kecil dan membentuk lembaran yang kasar dan tebal. Kertas yang terbentuk karenanya memiliki kekuatan yang rendah dan kualitas permukaan yang jelek. Kehadiran lignin dalam pulp mekanis juga menyebabkan masalah yang lain, satu hal yang berhubungan dengan ketahanan jangka lamanya. Lignin dan karbohidrat-karbohidrat tertentu menjadi kuning dalam jangka lama, terutama apabila terpajankan pada sinar ultra ungu sinar matahari; inilah sebab warna kuning yang umum terlihat pada kertas-kertas koran yang tua. Suatu variasi cara pembuatan pulp mekanis islah proses termomekanis. Disini tatal – tatal dikenakan uap yang sangat panas pada suhu 120 – 135 C saat bergerak melewati mesin penghalus berarti bahwa penghalusab dilakukan dibawah tekanan. Panas berfungsi melunakkan lignin, menyebabkan pemisahan serat yang lebih rendah daripada yang terjadi dalam pembuatan pulp mekanis secara murni. Kekuatan dan peresapannya keduanya meningkat. Pulp termomekanis umumnya disebut TMP.

2.5.2 Pembuatan pulp kimia

Suatu cara yang digunakan untuk mencapai pemisahan serat , yang pada waktu yang sama menghilangkan lignin yang menyusahkan, melibatkan penggunaan bahan kimia Universitas Sumatera Utara dan energi panas. Tatal kayu ditempatkan didalam suatu larutan kimia yang disebut cairan pemasak dan dipanaskan didalam tangki tekan disebut tangki pemasak. Pemisahan serat terjadi saat lignin pengikat sel-ke-sel terlarut. Dua proses pembuatan pulp kimia yang berbeda digunakan orang, dan keduanya berbeda pada tipe bahan kimia penyusun cairan pemasak; proses-proses ini ialah proses sulfit dan proses sulfat. a. Proses Sulfit Proses sulfit menggunakan campuran asam sulfit dan ammonium, magnesium, kalsium, atau natrium bisulfit. Dikukuhkan dalam tahun 1974-1975, proses sulfit ternyata menghasilkan tipe pulp berkualitas tinggi yang diinginkan untuk kertas tulis halus. Senyawa bisulfit dengan dasar kalsium ternyata menjadi paling umum digunakan bersama-sama asam sulfit. Senyawa kalsium sangat murah dan memberikan hasil yang cukup baik dalam pembuatan pulp spesies berserat panjang seperti spruce, hemlock dan fir asli. Tetapi terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan penggunaaan proses dengan dasar kalsium bisulfit. Yang paling berat adalah pemulihan cairan pemasak dan proses panasnya secara teknis sukar dan secara ekonomis tidak menguntungkan. Akibatnya ialah pabrik-pabrik sulfit secara Universitas Sumatera Utara tetap mempunyai masalah pembuangan cairan pemasak yang telah dipakai, yang akhirnya paling sering pemecahannya dengan membuang residu tersebut pada aliran air yang terdekat. Masalah lain ialah bahwa proses tersebut tidak baik hasilnya dalam pembuatan pulp kayu-lunak beresin tinggi seperti pinus. Karenanya, pertumbuhan sistem kalsium bisulfit-asam sulfit berhenti pada kira-kira tahun 1940 dan instalasi sulfit baru dirancang untuk menggunakan ammonium atau magnesium bisulfit. Sejak awal 1960-an hanya sedikit terjadi perluasan yang terbatas dari semua bentuk kapasitas pabrik pulp sulfit, sedangkan penggunaan proses sulfat telah tumbuh dengan cepat. b. Proses Sulfat Proses sulfat dilaporkan telah ada sejak 1884, yairtu ketika sebuah paten dari Jerman mendapatkan penghargaan dalam teknik pembuatan pulp kimia pH tinggi alkalis yang baru. Proses tersebut berdasar atas penggunaan cairan pemasak yang dibuat terutama dari natrium hidroksida dan natrium sulfidadan memperoleh namanya dari penggunaan natrium sulfat sebagai bahan kimia pembantu dalam proses pemulihan cairan pemasak yang telah digunakan. Dapat dipulihkannya cairan pemasak berarti bahwa proses sulfat secara perbandingan bebas dari masalah pembuangan residu. Proses ini, lebih lanjut, efektif dalam pembuatan pulp segala spesies, termasuk spesies-spesies dengan kandungan Universitas Sumatera Utara resin tinggi. Faktor-faktor ini apabila ditambahkan pada hasil pulpnya yang berkekuatan tinggi, menerangkan popularitas proses kraft atau sulfat yang besar sekali. Satu sifat negatif adalah suatu sifat bau kobis busuk yang khas yang disebabkan oleh senyawa-senyawa belerang yang lebih sederhana yang mudah menguap.

2.5.3 Pembuatan pulp semi-kimia