Tanggapan Orang Tua tentang Pendidikan Anak

91 kuat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan keluarga ibu R Tumorang yang memiliki luas lahan yang lebih sedikit dari bapak R Naibaho justru memilki keinginan yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan anaknya. Antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendidikan mempunyai keterkaitan yang erat, tingkat pendidikan yang tinggi memerlukan dana yang memadai. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya seorang yang berhasil dalam pendidikannya berlatar belakang sosial ekonomi yang rendah.

4.2.2 Tanggapan Orang Tua tentang Pendidikan Anak

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting bagi setiap umat manusia. Karena dengan pendidikan manusia mampu beradaptasi dengan sesama baik itu dengan lingkungan sekitar maupun lingkungan luas pada perkembangan saat ini. Pendidikan adalah usaha sadar yang di lakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran maupun pelatihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan secara tepat di masa yang akan datang. Tabel 6: Tingkat Pendidikan Orang Tua Tingkat Pendidikan Orang Tua Universitas Sumatera Utara 92 Tidak tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SMP Tamat SMA Apabila dilihat dari pendidikan formal orang tua di desa ini, sebagian besar pendidikan orang tua yang mengecap pendidikan formal rata-rata berpendidikan rendah. Pendidikan orang tua berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa walaupun sebagian besar pendidikan orangtua adalah tidak tamat SD dan SLTP tetapi mereka tetap memberikan dorongan kepada anaknya untuk tetap melanjutkan pendidikan. Pendidikan rendah orang tua tidak menjadi suatu penghalang mereka untuk tidak menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka berharap anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardi 1982 bahwa fenomena yang terjadi kebanyakan orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan dan karirnya, sehingga dimasa yang akan datang mereka dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pengertian pendidikan itu memiliki pandangan yang berbeda-beda dari setiap orang. Begitu juga dengan pandangan masyarakat di desa parbaba terhadap arti dari pendidikan itu. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan bahwa pengertian pendidikan itu tidak semua informan mengerti apa itu pendidikan. Pengertian pendidikan di desa ini bagi masyarakatnya khususnya petani merupakan hal yang tidak di mengerti. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan orang tua maka akan semakin tinggi motivasinya untuk menyekolahkan anaknya. Asumsi seperti ini sepertinya terpatahkan oleh petani yang ada di desa ini. Walaupun Universitas Sumatera Utara 93 pendidikan orang tua di desa ini pada umumnya berpendidikan rendah tetapi mereka mematahkan asumsi tradisional yang ada pada diri mereka bahwa mereka memiliki kemauan dan kesadaran yang tinggi akan pentingnya pendidikan. Perubahan kualitas pendidikan orang tua dapat mempunyai konotasi orang tua sekarang ada kecenderungan memperhatikan pendidikan anak. Sebagai contoh dapat terlihat dari orang tua yang pendidikannya tidak tamat SD tetapi dapat mendidik anak-anaknya untuk mencari bekal yang lebih tinggi dari dirinya, secara tidak langsung dapat di katakan pula bahwa latar belakang pendidikan yang relatif rendah pada orang tua tidak selalu berakibat kurang terhadap upaya peningkatan pendidikan anak. Antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendidikan mempunyai keterkaitan yang erat, tingkat pendidikan yang tinggi memerlukan dana yang memadai. Meskipun demikian tidak menutup kemugkinan adanya seorang yang berhasil dalam pendidikannya yang berlatar belakang sosial ekonomi yang rendah. Meskipun pendidikan orang tua relatif rendah tetapi mereka tetap memberikan dorongan kepada anaknya untuk tetap melanjutkan pendidikan. Selain pendidikan orang tua yang rendah pemahaman akan pengertian pendidikan bagi masyarakat petani di desa ini tidak semua orang tua mengerti apa arti dari pendidikan itu. Pengertian pendidikan yang kurang di mengerti oleh petani di desa ini tidak merupakan suatu penghalang bagi mereka untuk menyekolahkan anaknya. Meskipun informan tidak mengerti apa itu pendidikan tetapi mereka tetap saja menyekolahkan anaknya. Seperti ibu R tumorang yang tidak mengerti akan arti pendidikan itu apa tetapi anaknya sudah ada yang sarjana, begitu juga dengan bapak M Sihaloho yang mengerti apa itu pendidikan juga memiliki anak yang sudah Universitas Sumatera Utara 94 sarjana. Hal ini menandakan bahwa tahu dan ketidak tahuan mereka terhadap apa itu pendidikan tidak berpengaruh terhadap minat atau motivasi mereka untuk tetap melanjutkan pendidikan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Hal yang terpenting bagi mereka adalah anak harus sekolah dan tidak gagal dan tentunya akan berhasil. Dari sini dapat di lihat bahwa semangat mereka sudah menunjukkan bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi anak itu. Partisipasi orangtua dalam pendidikan anaknya tentu tidak hanya diberikan sebatas pendidikan saja atau diberikan uang yang cukup, tapi juga dengan pengasuhan dari orangtua, dengan memberi perhatian kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Selain pentingnya pendidikan tinggi yaitu pendidikan formal yang harus dimiliki oleh seorang anak, orang tua juga tidak lupa menerapkan pendidikan informal yaitu pendidikan di dalam keluarga, baik itu berupa nasehat-nasehat maupun pendidikan agama. Pendidikan informal juga merupakan hal yang harus di miliki oleh setiap anak. Pelaksanaan pendidikan ini merupakan suatu tanggung jawab orang tua untuk menuntut kehidupan anak- anaknya ke arah yang lebih baik, memberi bekal pengetahuan kepada anak dalam rangka mempersiapkan kehidupannya agar mampu menjalani kehidupan sebagai mana yang di laksanakan masyarakat di lingkungannya. Setelah menyerahkan anaknya pada sekolah tertentu, tidak berarti orang tua bebas dari tanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan anaknya. Menurut ibu R Sinurat 43 tahun bahwa, “…agar nantinya anak kita itu sukses tidak hanya pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan di rumah, misalnya memberikan nasehat-nasehat Universitas Sumatera Utara 95 kepada anak, kalian itu harus bagus-bagus sekolah lihat kita bukan orang kaya kita orang miskin, kalau kalian baik-baik sekolah maka orang pun akan segan sama kalian dan juga saya selalu mengajarkan orang itu mulai dari kecil pergi ke gereja, perkumpulan pemuda-pemuda di gereja juga saya selalu menyarankan agar orang ini ikut…” Hal serupa juga di ungkapkan oleh bapak M Sihaloho 58 tahun bahwa, “…saya selalu mengatakan pada anak-anak saya untuk selalu giat belajar, berdoa, pintarpun kamu kalau kamu bandal kamu tidak akan di pandang oleh orang. Saya juga selalu menganjurkan kepada anak-anak saya untuk ikut perkumpulan muda- mudi di gereja, karena menurut saya kalau anak kita itu sudah sejak dari awal kita arahkan untuk rajin ke gereja maka kita tidak perlu lagi kawatir kalau kita sudah melepaskan anak kita jauh dari kita…” Dari hasil wawancara dengan responden sebagian besar mereka mengatakan bahwa anak itu perlu diberikan suatu nasehat-nasehat yang mampu memberikan suatu semangat dan keinginan yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuannya. Orang tua juga sudah membiasakan dan menerpakan pendidikan agama kepada anaknya mulai dari kecil. Sejak kecil anak sudah diajarkan untuk berdoa baik itu sebelum makan, sebelum tidur, dan juga membiasakan anak untuk ikut sekolah minggu dari kecil. Setelah anak beranjak dewasa maka anak akan mampu membiasakan diri untuk mengikuti ibadah dan segala kegiatan-kegiatan di gereja. Menurut mereka hal ini dilakukan untuk membiasakan anak menjadi anak yang baik dan tidak mudah terpengaruh dengan kenakalan-kenakalan orang muda pada saat ini, misalnya narkoba, perjudian, dan lain-lain. Selain itu orang tua tidak perlu begitu Universitas Sumatera Utara 96 kawatir atau tidak ada lagi rasa cemas yang berlebihan setelah anak mereka jauh dari mereka karena mereka sudah membekali anak dengan ajaran agama dari sejak kecil. Pendidikan itu merupakan suatu proses untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan juga mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup tidak dapat di capai hanya melalui pengembangan intelektual saja, sementara jiwanya gersang. Dengan demikian hal yang dilakukan agar anak berkembang seimbang yaitu di barengi dengan pendidikan agama dan juga nasehat-nasehat dari orang tua. Seperti hal yang dilakukan oleh orang tua di desa Parbaba, bahwa mereka tidak hanya memberikan pendidikan sekolah bagi anaknya tetapi juga pendidikan di luar sekolah. 4.2.3 Harapan Orang Tua Menyekolahkan Anak Sampai Jenjang yang Lebih Tinggi atau Hanya Sampai Jenjang Menengah Melihat tanggapan orang tua akan pentingnya pendidikan tinggi itu kepada anak meskipun pekerjaan orang tua hanya sebagai petani dan tingkat pendidikan orang tua rendah yang sebagian besar tidak tamat SD tetapi, mereka memiliki keinginan yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya. Minat mereka untuk menyekolahkan anak terlihat sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya anak mereka yang duduk di bangku kuliah. Dari hal ini terlihat bahwa orang tua memiliki suatu tujuan sehingga mereka rela untuk menyekolahkan anaknya meskipun dalam keadaan gagal panen. Dengan demikian dapat dilihat pada tabel 7. Universitas Sumatera Utara 97 Tabel 7: Harapan Orang Tua Menyekolahkan Anak Sampai Jenjang yang Lebih Tinggi dan Hanya Sampai Jenjang Menengah Saja. Informan Harapan orang tua Penjelasan Orang tua  Harapan orang tua menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi. • Mendapatkan ilmu pengetahuan. • Mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari orang tua. • Perubahan status sosial keluarga • Memberi jaminan hari tua • Mendapatkan pasangan hidup  Motivasi orang tua Dengan pendidikan anak akan mampu menghadapi perkembangan jaman. Setelah anak lulus kuliah orang tua mengharapkan pekerjaan yang baik bagi anak dan anak tidak mewarisi pekerjaan orang tua. Pekerjaan yang di harapkan oleh orang tua dari anaknya lebih mendambakan pekerjaan sebagai PNS. Mendapatkan pekerjaan yang bagus mampu merupakan dambaan orang tua sehingga anak akan memberikan nama baik bagi keluarga. Orang tua berharap kelak anak akan mengurus dan memberikan kebahagiaan baik secara materi maupun nonmateri bagi orang tua. Dengan pendidikan yang tinggi orang tua akan berharap anaknya mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik, baik itu dari segi pendidikan dan juga pekerjaan. Orang tua menggap bahwa Universitas Sumatera Utara 98 menyekolahkan anak hanya sampai jenjang menengah saja. pendidikan anak itu tidak perlu tinggi-tinggi karena, setelah sarjana pasti pengangguran dan cukup hanya tamatan SMA dan setelah itu pergi merantau. Dari tabel dapat kita lihat bahwa orang tua menyekolahkan anak itu sampai ke jenjang yang lebih tinggi, agar anak itu mendapatkan ilmu pengetahuan maka seseorang itu akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu N Simarmata yang mengatakan bahwa, “…anak itu perlu sekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi, karena dengan pendidikan maka anak itu akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tidak di bodoh-bodohi, apalagi jaman sekarang dengan kejanggihan teknologi, mampu memberikan motivasi kepada adek-adeknya nanti…” Orang tua mengharapkan bahwa anak itu perlu mendapatkan pendidikan yang tinggi sehingga dengan pendidikan yang tinggi maka anak akan mendapatkan pengetahuan sehingga dengan pengetahuan yang di peroleh anak mampu mengikuti perkembangan jaman dan menguasai teknologi yang sedang berkembang saat ini. Dengan ilmu pengetahuan maka orang itu akan di hargai. Pendidikan merupakan wadah untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan. Melalui pendidikan maka akan menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan. Pendidikan bertugas menyiapkan anak didiknya sebagai calon pekerja dalam masyarakat sebagai calon warga Negara dan sebagai manusia yang berkependidikan. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk Universitas Sumatera Utara 99 bekerja. Setiap orangtua berharap anaknya lebih baik dari orang tuanya terutama dalam hal pendidikan dengan harapan di masa yang akan datang kualitas hidup anaknya akan lebih baik dari kehidupan sekarang. Begitu juga halnya dengan petani yang ada di desa Parbaba mereka menginginkan anaknya jauh lebih baik dari mereka. Dari hasil wawancara dengan informan hal yang senada juga di ungkapkan oleh petani di tempat penelitian. Menurut ibu R br Tumorang 63 tahun bahwa “…menyekolahkan anak merupakan dambaan saya. Anak itu perlu mendapatkan pendidikan yang tinggi, pendidikan bagi anak-anak sangat penting, karena dengan pendidikan anak-anak dapat meningkatkan taraf hidup mereka dikemudian hari, karena mereka telah mendapat bekal dari ilmu-ilmu yang mereka pelajari, saya tidak mengiginkan anak saya sama seperti saya tidak mengerti apa-apa, saya tidak ingin melihat anak saya banting tulang bekerja di ladang memegang cangkul. Saya ingin anak saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Saya bercita- cita kalau kelak saya akan menyekolahkan anak saya sampai sarjana…” Dari hasil wawancara di peroleh bahwa menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus dari SMA merupakan hal yang sangat penting bagi sebagian besar petani di daerah ini. Melihat kondisi yang semakin rumit yang di alami oleh petani di desa Parbaba pada saat sekarang ini dan juga pengalaman yang di alami oleh orang tua selama menjadi petani dianggap sangat menderita. Orang tua tidak menginginkan anaknya merasakan derita menjadi seorang petani, yang setiap harinya hanya memegang cangkul dan tubuh terbakar oleh sengatan matahari. Pagi sudah harus berangkat ke ladang, menahan panas terik matahari dan hasil yang di peroleh pun tidak seimbang dengan rasa capek. Mereka mengharapkan bahwa anak Universitas Sumatera Utara 100 itu tidak hanya tau baca dan tulis saja tetapi anak itu perlu untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi mungkin sehingga bekal yang sudah ada mampu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dengan pekerjaan tersebut orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat berguna bagi keluarga maupun bagi lingkungan sekitarnya. Pekerjaan dan pendapatan yang besar tentunya sangat di pengaruhi oleh pendidikan. Dan mendapatkan pendidikan yang cukup seseorang di harapkan akan mendapat pekerjaan yang baik. Oleh karena itu pendidikan dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Seperti yang dikatakan oleh Jhon Vaize, pendidikan itu berpengaruh besar untuk perkembangan ekonomi sebab dari pendidikan yang tinggi tercipta suatu teknik baru yang menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi. Untuk itu yang dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik adalah dengan cara proses pendidikan yang baik Jhon Vaize;1974. Untuk itu motivasi dan keinginan petani di desa ini untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang yang lebih tinggi itu di sebabkan karena mereka tidak menginginkan anak-anaknya kelak menjadi seperti mereka, para informan tidak mengiginkan anak-anak mereka mewarisi pekerjaan orang tuanya sebagai petani. Mereka menginginkan pekerjaan anaknya lebih baik dari pekerjaan orang tuannya. Ini menunjukkan bahwa responden menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang maju agar menjadi lebih baik dari pada orang tuanya. Dengan demikian anggapan bahwa anak harus mewarisi pekerjaan orang tua sudah terlupakan, sebaliknya orang tua selalu berharap kelak di kemudian hari anaknya mampu untuk menaikkan derajat orang tuannya misalnya, yang dulunya Universitas Sumatera Utara 101 tidak mampu membeli susu atau tidak mampu memakai sebuah perhiasan maka setelah anak berhasil orang tua akan mampu merasakan yang dulunya tidak bisa dimiliki. Selain itu orang tua juga akan merasa bangga dan bahagia setelah anaknya berhasil. Seperti yang di ungkapkan oleh A.S yang mengatakan bahwa, “...kalau nanti anak saya sarjana dapat kerja, berhasillah kan…, nah kalau dia pulang kampung orang-orang akan bilang ke gini…itukan anaknya mak diko udah sukses yah…kan saya jadi bangga ha…ha…” Dengan menyekolahkan anak, maka orangtua mempunyai harapan setelah anak lulus dari sekolah mendapat pekerjaan yang layak, dan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi dari pada orang tuanya, menjadi pegawai negeri atau swasta dan mendapat kehidupan yang lebih baik. Orang tua senantiasa berharap kelak anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan sehingga akan menjadi orang yang sukses. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardi 1982:283 bahwa fenomena yang terjadi kebanyakan orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan dan karirnya, sehingga dimasa yang akan datang mereka dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keberadaan anak dalam keluarga berfungsi sebagai penyambung garis keturunan, jaminan hari tua dan curahan kasih sayang. Keberadaan anak dalam keluarga menimbulkan rasa tentram di hari tua. Orang tua mengharapkan manfaat ekonomi dan juga tunjangan hari tua bagi mereka dari anak-anaknya. Anak merupakan jaminan bagi orang tua pada saat tidak dapat bekerja lagi. Universitas Sumatera Utara 102 Keberhasilan anak setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan merupakan sumbangan anak terhadap peningkatan produktivitas rumah tangga. Dengan adanya partisipasi anak lambat laun ekonomi keluarga akan semakin baik. Hal ini sama halnya seperti yang dikatakan oleh Lucas bahwa orang tua kelak akan menerima manfaat ekonomi dari anak manfaat ini akan nampak ketika anak memberikan sebagian penghasilannya kepada orang tua. Harapan orang tua setelah anaknya mendapatkan pekerjaan kelak anaknya akan mendapatkan rasa sayang dan juga ketenangan dengan menikmati hari tua tanpa kerja keras membanting tulang. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu R br Tumorang bahwa menurutnya setiap orang itu mengharapkan kelak anaknya mendapatkan pekerjaan yang baik dan kelak anak- anaknya mampu untuk membantu keuangan keluarga, yang dulunya orang tua memiliki banyak utang akan terlunasi oleh bantuan anak. Jaminan hari tua tidak hanya berfungsi bagi orang tua saja tetapi juga berfungsi bagi anak. Orang tua menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi supaya anak memiliki jaminan untuk masa depannya setelah berkeluarga. Walaupun orang tua di desa ini mengharapkan bantuan dari anak-anaknya setelah bekerja tetapi tidak sepenuhnya orang tua menaruh harapan bagi anak-anaknya. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak ingin berhenti bekerja sebagai petani yang sudah mendarah daging dalam diri mereka. Alasan orang tua menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi juga di pengaruhi oleh keinginan mereka untuk mendapatkan menantu yang lebih baik, baik itu dari segi pekerjaan dan juga dari segi pendidikan. Orang tua menganggap bahwa semakin tinggi pendidikan anak-anaknya maka orang yang akan Universitas Sumatera Utara 103 menjadi menantunya juga akan orang yang memiliki pendidikan yang tinggi juga. Apalagi anaknya perempuan semakin tinggi pendidikan anak tersebut maka mahar atau dalam bahasa batak disebut dengan “sinamot” dari anak perempuan itu akan semakin tinggi. Orang yang akan menikah maka yang pertama sekali mereka tanyakan adalah pekerjaan menantu tersebut. Mendapatkan menantu yang lebih baik, baik itu dari segi pendidikan dan juga dari segi pekerjaan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi para orang tua. Gambaran diatas tidak sepenuhnya terjadi secara keseluruhan di desa ini dari hasil wawancara masih ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA meskipun anaknya sangat mengharapkan untuk melanjutkan pendidikan. Menurut bapak R Naibaho 57 tahun memiliki anak tiga orang dan satupun tidak di ijinkan untuk melanjutkan pendidikannya, dia mengatakan bahwa, “…anak itu sudah cukup hanya tamat SMA saja, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Ngapain kuliah, anak orang itu aja sudah tamat kuliah dan sudah sarjana tetapi sampai sekarang belum bekerja dan masih pengangguran, tidak perlu kuliah menghabiskan uang saja, lebih baik uang itu aku beri modal bagi anakku untuk berjualan…” Dari hasil wawancara dapat di peroleh bahwa orang tua yang tidak menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi karena di pengaruhi oleh lingkungan dimana orang tua melihat bahwa seorang anak yang sudah memperoleh gelar sarjana tetapi tinggal di kampung dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu orang tua merasa rugi dan merasa dengan Universitas Sumatera Utara 104 menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi tidak perlu dan hanya akan menghabiskan biaya saja.

4.2.4 Strategi Orang Tua Mengatasi Dampak Gagal Panen Terhadap Pendidikan Anak

Dokumen yang terkait

Analisis Nilai Ekonomi Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Di Desa Parbaba Dolok, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

2 81 52

Perbandingan kualitas hidup anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik lebih dari 10 bulan dengan kurang dari 10 bulan

3 64 77

Gambaran Resiliensi Pada Pekerja Anak Yang Mengalami Abuse

2 33 209

Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.Samosir

0 36 84

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PARMALIM DI DESA HUTATINGGI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

0 11 69

NASKAH PUBLIKASI Persepsi Keluarga Tentang Pendidikan Dan Status Ekonomi Keluarga Petani Terhadap Kelanjutan Studi Anak Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.

0 2 13

PERSEPSI KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI KELUARGA PETANI TERHADAP KELANJUTAN Persepsi Keluarga Tentang Pendidikan Dan Status Ekonomi Keluarga Petani Terhadap Kelanjutan Studi Anak Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Groboga

0 2 14

PENDAHULUAN Persepsi Keluarga Tentang Pendidikan Dan Status Ekonomi Keluarga Petani Terhadap Kelanjutan Studi Anak Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.

0 2 8

Kemampuan Masyarakat Tani Terhadap Pentingnya Kelanjutan Pendidikan Bagi Anak-anak di Desa Tonrorita Kec. Briringbulu Kab. Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 73

Kesadaran Masyarakat terhadap pentingnya Kelanjutan Pendidikan Anak (Studi Kasus terhadap Masyarakat Petani di Desa Bontongan Kec. Baraka Kabupaten Enrekang) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 74