Situasi Desa Gambaran Kehidupan Masyarakat Parbaba .1 Sarana Fisik Pemukiman

69 sebagai “marsiadapari” tidak di temukan lagi misalnya pada saat musim tanam tiba, pembukaan lahan baru, membangun rumah dan lain-lain namun hal itu tidak mengakibatkan sistem hubungan sosial para petani di desa ini menjadi renggang karena adanya sikap yang mementingkan diri sendiri. Sifat kekerabatan yang terjalin tidak hanya terlihat pada saat adanya pesta tetapi juga terlihat pada saat saling memberi informasi mengenai masalah-masalah pertanian. Misalnya petani yang lebih mengerti dan paham dalam hal tanaman ini maka petani tersebut tidak akan enggan untuk memberikan informasi, baik itu dalam hal bibit, pengobatan dan lain-lain. Sifat saling membantu juga terlihat jelas dari pemberian lahan pertanian secara cuma-cuma kepada petani yang memiliki lahan sedikit untuk di olah.

3.2.5 Situasi Desa

Masyarakat petani di desa Parbaba merupakan masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian. Hari-hari yang mereka habiskan adalah di lakukan di ladang. Aktivitas petani di desa Parbaba ini mulai aktif sejak subuh atau sekitar pukul lima pagi. Pada musim tanam tiba maka para suami akan berangkat ke ladang untuk melakukan aktivitas membajak. Dan istri akan mempersiapkan sarapan bagi suami dan juga anak-anak mereka. Biasanya petani di desa ini melakukan kegiatan membajak itu pada pagi hari dan juga pada sore hari kira-kira pukul lima sore. Biasanya hanya membajak saja yang di lakukan pada pukul lima pagi tetapi kalau mencangkul membuat gundukan yang berbentuk Universitas Sumatera Utara 70 panjang untuk menanam bawang biasanya petani paling cepat pergi pada pukul enam sampai tujuh pagi paling cepat. Setiap harinya rumah-rumah petani yang ada di desa ini akan sunyi sepi, di mana orang tua pergi ke ladang dan anak-anak pergi ke sekolah. Petani di desa ini biasa membawa anak-anak yang masih bayi ke ladang. Memiliki anak yang masih abyi tidak merupakan alasan bagi petani di desa ini untuk tinggal di rumah. Pagi setelah anak-anak pergi kesekolah maka rumah-rumah di desa ini akan menjadi sepi. Petani di desa ini pada pagi hari pergi keladang dan pada siang harinya akan pulang ke rumah untuk makan siang. Tetapi ada juga petani yang langsung membawa bekal makan siang sehingga mereka tidak perlu untuk pulang pada siang harinya. Bagi petani yang pulang untuk makan siang biasanya mereka akan kembali ke rumah kira-kira pukul 13.00WIB dan balik lagi ke ladang kira-kira pukul 14.00 WIB. Dan biasanya anak-anak mereka yang sudah pulang sekolah akan ikut serta. Petani di desa ini tidak sama seperti petani yang ada di daerah lain yang mana merelakan anaknya untuk berlibur dari sekolah hanya untuk membantu orang tua pada saat musim tanam maupun musim panen. Namun petani yang ada di desa Parbaba ini baik itu pada musim tanam maupun musim panen tidak pernak menyuruh anaknya untuk absen satu hari saja hanya untuk membantu. Tetapi mereka akan mengikut sertakan anaknya setelah anaknya pulang sekolah. Musim libur sekolah biasanya petani di desa Parbaba akan mempergunakan moment tersebut untuk mengambil tenaga anak-anaknya. Biasanya mereka akan pergi pagi-pagi sekali dan juga langsung membawa bekal makan siang. Universitas Sumatera Utara 71 Siang hari sebagian suami-suami yang ada di desa ini sebelum melanjutkan pekerjaan maka akan menyempatkan diri untuk pergi ke warung. Dan ada juga suami yang mulai dari pagi hari sampai malamnya akan menghabiskan waktu di warung. Dan membiarkan istri yang bekerja. Pada sore hari kira-kira pukul 18.30 WIB para petani akan kembali dari ladang dan akan membersihkan diri. Bukan hanya mereka saja yang akan mandi tetapi kerbau juga akan ikut serta mandi bersama tuannya. Dan tempat permandian antara kerbau dengan manusia biasanya tidak jauh. Dan ada juga anak-anak yang mandi dan melompat dari punggung kerbau. Malam hari suami-suami yang sudah menghabiskan waktu untuk seharian penuh di ladang maka malam hari merupakan waktu yang tepat untuk melepaskan rasa lelah di kedai-kedai tuak. Baik itu yang hanya minum tuak maupun yang hanya ngobrol dan munim kopi saja. Biasanya kedai kopi merupakan tempat yang selalu di gunakan oleh para petani untuk saling bertukar pikiran mengenai masalah bercocok tanam. Namun tidak semua suami-suami yang melakukan hal ini ada juga suami yang memilih untuk tinggal di rumah dan beristrahat.

3.3 Gambaran Petani Bawang

Dokumen yang terkait

Analisis Nilai Ekonomi Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Di Desa Parbaba Dolok, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

2 81 52

Perbandingan kualitas hidup anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik lebih dari 10 bulan dengan kurang dari 10 bulan

3 64 77

Gambaran Resiliensi Pada Pekerja Anak Yang Mengalami Abuse

2 33 209

Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.Samosir

0 36 84

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PARMALIM DI DESA HUTATINGGI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

0 11 69

NASKAH PUBLIKASI Persepsi Keluarga Tentang Pendidikan Dan Status Ekonomi Keluarga Petani Terhadap Kelanjutan Studi Anak Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.

0 2 13

PERSEPSI KELUARGA TENTANG PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI KELUARGA PETANI TERHADAP KELANJUTAN Persepsi Keluarga Tentang Pendidikan Dan Status Ekonomi Keluarga Petani Terhadap Kelanjutan Studi Anak Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Groboga

0 2 14

PENDAHULUAN Persepsi Keluarga Tentang Pendidikan Dan Status Ekonomi Keluarga Petani Terhadap Kelanjutan Studi Anak Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.

0 2 8

Kemampuan Masyarakat Tani Terhadap Pentingnya Kelanjutan Pendidikan Bagi Anak-anak di Desa Tonrorita Kec. Briringbulu Kab. Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 73

Kesadaran Masyarakat terhadap pentingnya Kelanjutan Pendidikan Anak (Studi Kasus terhadap Masyarakat Petani di Desa Bontongan Kec. Baraka Kabupaten Enrekang) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 74