Pada pertemuan karet internasional di London tahun 1949, delegasi Perancis untuk pertama kalinya mengemukakan suatu cara baru bagi penggolongan mutu karet
alam. Menurut cara ini karet alam dibedakan jenis mutunya atas dasar sifat keterolahan dan sifat pematangan vulkanisasi nya diketahui dengan menentukan
viskositas Mooney karet alam mentah dengan ”Mooney-viscosimeter” Kartowardoyo, 1980.
2.6. Komponen-Komponen yang Mempengaruhi Sifat Lateks
Komponen-komponen bukan karet didalam lateks sangat mempengaruhi sifat lateks, diantaranya ada yang berakibat bagus tetapi ada juga yang berakibat buruk terhadap
lateks. Adapun komponen-komponen tersebut yaitu protein, karbohidrat dan ion-ion logam.
Protein
Kandungan protein yang terdapat dalam lateks segar berkisar antara 1,0-1,5 bv dan sekitar 20 dari protein tersebut teradsorbsi pada partikel karet, dan sebagian
larut dalam serum. Protein yang teradsorbsi pada permukaan partikel karet berfungsi sebagai lapisan pelindung, dimana protein akan memberikan muatan negatif yang
mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Namun dengan
adanya mikroorganisme maka protein tersebut akan terurai sehingga lapisan pelindung partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk
flokulasi atau gumpalan.
Karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat dalam lateks adalah sukrosa, glukosa, galaktosa dan fruktosa. Ini merupakan sumber energi dan media yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme, sebagai akibatnya akan terbentuk asam lemak. Asam lemak ini menurunkan kemantapan mekanik dan pH lateks. Jika pH berada pada titik isoeletrik
maka lateks menggumpal. Untuk menghindarkan aktivitas mikroba biasanya ditambahkan bahan pengawet seperti amonia, natrium sulfit dan formaldehid.
Universitas Sumatera Utara
Ion-ion Logam
Ion-ion logan seperti Ca
2+
dan Mg
2+
yang terdapat di dalam lateks dapat menetralkan muatan negatif dari partikel dan menyebabkan terganggunya kemantapan lateks serta
rusaknya kestabilan sistem koloid lateks. Pecahnya partikel koloid lateks akan menyebabkan terbentuknya flokulasi dan lateks menggumpal. Oleh karena itu
kandungan ion logam dari lateks sebaiknya rendah karena selain dapat mengganggu kemantapan, juga mengganggu kestabilan sistem koloid lateks tersebut Zahara,
2005.
2.7. Sistem Koloid Lateks
Sistem koloid lateks terbentuk karena adanya lapisan lipida yang teradsorpsi pada permukaan partikel karet lapisan primer dan lapisan protein pada lapisan luar
lapisan sekunder memberikan muatan pada permukaan partikel koloid. Lapisan pelindung lipida, protein, dan lapisan sabun asam lemak tersebut bertindak sebagai
pelindung partikel karet dengan molekul air menghasilkan sistem dispersi koloid yang mantap. Jika terjadi pembentukan gel, flokulasi, koagulasi maka hal ini menunjukkan
bahwa stabilitas koloid lateks terganggu atau rusak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lateks adalah sebagai berikut : 1.
Adanya kecenderungan setiap partikel karet berinteraksi dengan fase air serum misalnya asosiasi komponen-komponen bukan karet pada permukaan
partikel karet 2.
Adanya interaksi antara partikel-partikel karet itu sendiri Ompusunggu, 1989.
2.8. Penggumpalan Lateks