1. Penentuan plastisitas awal dan plastisitas retensi indeks dengan plastimeter
2. Penentuan viskositas mooney dengan mooney viskosimeter
3. Penentuan kadar abu
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians dengan taraf signifikasi 5
d. Replikasi setiap proses dilakukan pengulangan sebanyak dua kali untuk masing- masing sampel.
1.7. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika dan Kimia Polimer, FMIPA Universitas Sumatera Utara USU, Medan dan Laboratorium PT. Hadi Baru, Jl.
Medan-Binjai Km 16,75 Diski, Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lateks
Lateks merupakan suatu sistem koloid dimana terdapat partikel karet yang dilapisi oleh protein dan fosfolipid yang terdispersi di dalam serum. Lateks terdiri dari 25-
45 hidrokarbon karet selebihnya merupakan bahan-bahan bukan karet. Komposisi karet bervariasi tergantung dari jenis klon, umur tanaman, iklim, sistem deres, dan
kondisi tanah Southron, 1968.
Karet merupakan bahan polimer yang elastis dan sangat berguna dalam menghasilkan berbagai macam produk seperti kasur karet, bahan-bahan otomotif,
bahan-bahan rumah tangga dan sebagainya. Sebelum produk ini dapat dihasilkan, karet mentah yang digunakan perlu diproses mengikuti prosedur tertentu agar karet
mempunyai bentuk fisik dan sifat-sifat yang diperlukan dalam menghasilkan produk yang diinginkan Spilane, 1989.
Lateks sebagai bahan baku barang jadi karet, harus memiliki kualitas yang baik. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, diantaranya adalah:
1. Faktor kebun jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain 2. Iklim musim dingin mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan
lateks tidak stabil. 3. Alat-alat yang digunakan dalam penggumpalan dan pengangkutan yang baik
terbuat dari aluminium dan baja tahan karat. 4. Pengangkutan goncangan, keadaan tangki, jarak dan jangka waktu
5. Kualitas air dalam pengolahan 6. Bahan-bahan kimia yang digunakan dan komposisi lateks
Universitas Sumatera Utara
Bila kadar air tinggi yang disebabkan oleh pengeringan yang kurang sempurna atau penyimpanan dalam ruangan yang lembab, maka pertumbuhan bakteri dan jamur
akan terjadi dan lazim disertai dengan timbulnya bintik-bintik warna dipermukaan lembaran. Bintik-bintik ini akan merusak kualitas dan menyebabkan produk tersebut
tidak disukai dalam perdagangan Setyamidjaja, 1993.
Selain faktor diatas lateks yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1.
Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh 2.
Tidak terdapat kotoran atau benda lain seperti daun atau kayu 3.
Tidak bercampur dengan bubur lateks, air ataupun serum lateks 4.
Warna putih dan berbau lateks segar 5.
Lateks kebun bermutu 1 mempunyai kadar karet kering 28 dan lateks kebun bermutu 2 mempunyai kadar karet kering 20
Penebar swadaya, 1992.
Komposisi lateks segar secara garis besar dipaparkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi Lateks Segar Komponen Persentase
Kandungan karet 35.62
Resin 1.65 Protein 2.03
Kadar abu 0.70
Zat gula 0.34
Air 59.62 Sumber Setyamidjaja, 1993.
2.2. Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis