Pengujian Kapsul Cara Penyimpanan Kapsul

gula dapat ditambahkan agar kapsul dapat dikunyah. Sebagai plasticizer digunakan gliserin dan sorbitol atau campuran kedua tersebut, atau polihidris alkohol lain. 3. Kapsul cangkang keras. Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran, atau granul. Bahan semi padat atau cairan dapat juga diisikan ke dalam kapsul cangkang keras, tetapi jika cairan dimasukkan dalam kapsul, salah satu teknik penutupan harus digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran. Kapsul cangkang keras dapat diisi dengan tangan. Cara ini memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk memilih obat tunggal atau campuran dengan dosis tepat yang paling baik bagi pasien. Fleksibelitas ini merupakan kelebihan kapsul cangkang keras dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul cangkang lunak Ditjen POM, 1995.

2.3 Pengujian Kapsul

Kapsul yang diproduksi harus dilakukan pengujian sebagai berikut: 1. Keseragaman bobot Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak berisi cairan, atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50 atau lebih, dari bobot satuan sediaan. Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan padat termasuk sediaan padat steril, dengan atau tanpa bahan zat aktif yang ditambahkan . 2. Uji waktu hancur Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji Universitas Sumatera Utara dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut. 3. Uji disolusi Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Uji disolusi untuk kapsul menggunakan media disolusi 900 ml asam klorida 0,1N dengan waktu 30 menit. 4. Penetapan kadar Penetapan kadar dilakukan untuk memastikan bahwa kandungan zat berkhasiat yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan sesuai dengan yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995.

2.4 Cara Penyimpanan Kapsul

Gelatin bersifat stabil di udara bila dalam keadaan kering, akan tetapi mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab atau bila disimpan Universitas Sumatera Utara dalam larutan berair. Oleh karena itu kapsul gelatin yang lunak pada pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Bila mana di simpan dalam lingkungan dengan kelembaban yang tinggi, penambahan uap air akan di absorpsi diserap oleh cangkang kapsul dan kapsul tersebut akan mengalami kerusakan dari bentuk dan kekerasannya Ansel, 1989. Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung air dengan kadar 10-15 menurut Farmakope Indonesia edisi IV dan 12-16 menurut literatur dari Syamsuni 2006. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Syamsuni, 2006. Oleh karena itu, menurut Syamsuni 2006, penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang: 1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering. 2. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering silika gel. 3. Terbuat dari aluminium-foil dalam blister atau strip.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul