Oil Holding Capacity OHC Tepung Koro Pedang Termodifikasi

lama fermentasi 8 jam dan perlakuan pH 5, lama fermentasi 8 jam menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata. Selain itu, pada perlakuan pH 4, lama fermentasi 32 jam dan perlakuan pH 5, lama fermentasi 32 jam juga menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata. Nilai WHC tepung koro pedang termodifikasi menunjukkan bahwa semakin lama fermentasi, maka Nilai WHC tepung koro pedang termodifikasi semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan kadar protein dengan penambahan waktu fermentasi. Pengaruh lama fermentasi menyebabkan protein terdenaturasi dan ikatan polimer menjadi terputus sehingga air yang terperangkap semakin sedikit dan daya mempertahankan air pun rendah. Gugus hidrofilik pada protein dengan adanya pengaruh lama fermentasi berubah menjadi lemah, sehingga pada lama fermentasi 32 jam kemampuan menyerap air menjadi rendah.

4.10 Oil Holding Capacity OHC Tepung Koro Pedang Termodifikasi

Oil Holding Capacity OHC tepung koro pedang termodifikasi tertinggi sebesar 2,181, pada perlakuan pH 3 dengan lama fermentasi 32 jam. Hasil analisis Oil Holding Capacity OHC tepung koro pedang termodifikasi dengan fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum pada perlakuan variasi pH dan lama fermentasi menunjukkan peningkatan seperti terlihat pada Gambar 4.10. Gambar 4.10 Diagram batang nilai OHC tepung koro pedang termodifikasi dengan fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum pada variasi nilai pH dan lama fermentasi Oil holding capacity OHC tepung koro pedang termodifikasi berdasarkan analisis ragam P0.05 dengan selang kepercayaan 95 terdapat pada Lampiran B.8 dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan variasi nilai pH dan lama fermentasi. Hasil uji lanjut Duncan dapat diketahui bahwa nilai OHC antar perlakuan berbeda nyata, namun nilai OHC perlakuan pH 4 dan 5 dengan lama fermentasi 32 jam menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata. Nilai OHC tepung koro pedang termodifikasi menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi, maka Nilai OHC tepung koro pedang termodifikasi semakin meningkat. Komponen yang memberikan pengaruh besar adalah protein karena memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. Gugus asam amino non-polar akan membentuk interaksi hidrofobik dengan ikatan hidrokarbon dari lipid. Lipid selama proses penepungan tidak akan larut dalam air. Hal ini dijelaskan oleh Mwasaru 1999, bahwa penyerapan minyak selain terjadi karena minyak terperangkap secara fisik dalam protein tetapi juga terdapatnya ikatan non kovalen seperti atraksi hidrofobik, elektrostatik, dan ikatan hidrogen pada interaksi lemak dan protein. 1, 94 bc 1, 96 b 1, 83 c 2, 06 ab 2, 06 b 1, 95 ab 1, 97 2, 12 ab 2, 14 ab 2, 07 bc 2, 18 a 2, 15 ab 2, 09 ab 0,5 1 1,5 2 2,5 Kontrol 5 3 4 5 O H C Nilai pH Air Perendaman Biji Koro Pedang 8 Jam 16 Jam 24 Jam 32 Jam Kontrol 32 Jam Lama Fermentasi :

4.11 Daya Buih dan Stabilitas Buih Tepung Koro Pedang Termodifikasi