Nilai pH dan Total Asam Laktat Air Perendaman Biji Koro Pedang Selama

Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan BAL cfuml selama fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum pada air perendaman koro pedang dengan variasi nilai pH dan lama fermentasi.

4.2 Nilai pH dan Total Asam Laktat Air Perendaman Biji Koro Pedang Selama

Fermentasi dengan Lactobacillus plantarum Perendaman dengan pH 3, 4, dan 5 menggunakan asam sitrat bertujuan mengkondisikan lingkungan asam untuk pertumbuhan optimal bakteri asam laktat yang ditambahkan dan menekan pertumbuhan mikroorganisme lain. Nilai pH dan total asam laktat air perendaman biji koro pedang selama fermentasi spontan dan menggunakan Lactobacillus plantarum terdapat pada Gambar 4.2. 6 6,8 7,6 8,4 9,2 10 10,8 8 16 24 32 Lo g c fu m l Lama Fermentasi Jam pH 3 pH 4 pH 5 Gambar 4.2 Grafik perubahan nilai pH dan total asam laktat air perendaman biji koro pedang selama fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum pada variasi nilai pH dan lama fermentasi Hasil pengamatan menunjukkan bahwa faktor variasi pH dan lama fermentasi pada fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum menghasilkan nilai pH tertinggi sebesar 4,8 pada faktor variasi pH 5 dengan lama fermentasi 8 jam, sedangkan nilai pH terendah sebesar 2,25 pada faktor varaisi pH 3 dengan lama fermentasi 32 jam. Pada Gambar 4.2 semakin lama fermentasi maka nilai pH semakin menurun. pH air rendaman mengalami penurunan dari pH awal yaitu dari pH 3 menjadi pH 2,2-2,8; dari pH 4 menjadi pH 3,4-3,9; dan dari pH 5 menjadi pH 4,2-4,8. Sedangkan pada fermentasi spontan kontrol nilai pH mengalami naik dan turun akibat variasi mikroorganisme yang tumbuh dalam air perendaman biji koro pedang yang tidak terkendali. Berdasarkan hasil tersebut maka jenis bakteri yang tumbuh pada fermentasi terkendali adalah jenis asidofilik. Penambahan bakteri asam laktat dapat menghasilkan pH yang rendah pada substrat dengan media sesuai sehingga menimbulkan suasana asam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Buckle et al.1978 bahwa Lactobacillus plantarum dapat meningkatkan keasaman pada substrat. Penurunan pH paling besar terjadi pada 16 jam pertama dan 16 jam berikutnya fermentasi 32 jam. pH yang menurun diakibatkan beberapa jenis asam organik 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1 2 3 4 5 6 7 8 8 16 24 32 A sam Lak tat N il ai p H A ir P e r e n d am an Lama Fermentasi Jam Series1 Series2 Series3 Series4 Series5 Series6 Series7 Media dengan pH awal 3 Media dengan pH awal 4 Media dengan pH awal 5 T.Asam pH 3 T.Asam pH 4 T.Asam pH 5 Media dengan pH awal 5 kontrol yang dihasilkan bakteri asam laktat antara lain asam laktat dan asam asetat, serta sedikit asam propionat dan asam butirat Giraud et al., 2002. Schwan 1998 menyatakan bahwa kesempurnaan reaksi fermentasi diukur dari laju perubahan pH keasaman biji akibat transformasi senyawa gula menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat. Hasil metabolisme bakteri asam laktat akan mempengaruhi tingkat keasaman di permukaan biji maupun keping biji. Hal ini disebabkan reaksi biokimia kompleks dalam kotiledon akibat difusi metabolit asam organik dari mikroba yang berpenetrasi ke dalam keping biji selama fermentasi. Seiring penurunan nilai pH dari nilai pH awal, total asam laktat larutan mengalami peningkatan Gambar 4.2 dengan bertambahnya waktu fermentasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa total asam laktat tertinggi sebesar 1,136 pada faktor variasi pH 3 dan lama fermentasi 32 jam, sedangkan total asam laktat terendah sebesar 0,270 pada faktor variasi pH 5 dan lama fermentasi 8 jam. Total asam laktat dipengaruhi oleh nilai pH air perendaman biji koro pedang, semakin rendah nilai pH air perendaman biji koro pedang maka semakin tinggi total asam laktatnya dan sebaliknya semakin tinggi nilai pH air perendaman biji koro pedang maka semakin rendah total asam laktatnya. Pengaruh lama fermentasi dan peningkatan total asam laktat akibat aktivitas Lactobacillus plantarum terhadap biji koro pedang menyebabkan warna larutan perendaman semakin lama semakin keruh dan hijau muda kekuningan dari semula yang bening.

4.3 Derajat Putih Whiteness Tepung Koro Pedang Termodifikasi