Legalitas adalah syarat mutlak bagi UMKM dalam menembus akses permodalan di lembaga keuangan dan akses jaringan usaha. Untuk memperoleh
kredit syaratnya bukan hanya jaminan tapi juga legalitas. Pada gilirannya, syarat sulit aspek legalitas ini membuat UMKM banyak kehilangan kesempatan
mengakses modal pada dunia perbankan yang telah mengalokasikan dananya untuk UMKM.
Perizinan akan sangat membantu UMKM menguatkan posisinya. Karena hingga kini syarat kredit perbankan bagi UMKM dan usaha besar tidak ada
bedanya. Aspek legalitas ini sangat terkait dengan pajak, perizinan dan ketentuan lain.
Penyederhanaan birokrasi ini akan mendorong pelaku UMKM yang memohon perizinan sehingga jumlah UMKM yang memiliki izin usaha nantinya
bisa meningkat sebanyak 30 . Izin usaha ini merupakan salah satu pintu masuk bagi UMKM untuk membuat akses pasar dan permodalan dengan lembaga
keuangan. Dari keseluruhan UMKM yang memiliki izin ini, akhirnya 70 diantaranya diperkirakan mampu meningkatkan laba dan meningkatkan gaji
karyawannya.
2.5 Kredit Perbankan 2.5.1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani, kata “credere” yang artinya kepercayaan trust atau faith. Karena itulah maka dasar perkreditan adalah
kepercayaan bahwa seseorang menerima kredit akan memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan terlebih dahulu, kemudian membuktikan janjinya itu
kredit pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Kreditur mempercayai debitur dengan cara memberikan kredit yang berbentuk uang. Kreditur memberikan kredit dengan harapan agar di kemudian
hari debitur dapat membayar kembali hutangnya kepada kreditur. Dalam hal ini timbul hubungan timbal balik. Kreditur akan menuntut adanya
kontraprestasibalas jasa dalam bentuk bunga. Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan arti kredit, yaitu : “suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada
pihak lain dan prestasi jasa itu akan dikembalikan pada waktu tertentu yang akan datang dengan disertai suatu kontraprestasi balas jasa yang berupa bunga.”
Sedangkan menurut UU RI No. 7 Tahun 1992 Pasal 1 Butir 2 tentang perbankan, kredit adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibakn pihak meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”
Dari uraian di atas kata kredit mengandung berbagai maksud atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu.
Adapun unsur-unsur yang tekandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit sebagai berikut:
1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan baik berupa uang, barang dan jasa benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan
diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penelitian dan penyelidikan lebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun extern.
2. Kesepakatan Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani
hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mancakup masa pengembalian pelunasan kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut boleh berbentuk jangka pendek atau jangka panjang di atas tiga tahun. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian cicilan kredit yang
sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian
tentang nilai agio uang, yakni uang pada masa sekarang ini lebih bernilai daripada masa yang akan datang. Sehingga dalam hal ini perlu penambahan nilai uang
dalam bentuk bunga. 4. Resiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian suatu
kredit. Semakin besar suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang
disengaja oleh nasabah maupun oleh resiko yang tidak disengaja misalnya karena
Universitas Sumatera Utara
bencana alam atau bangkrutnya usahanya nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.
5. Balas JasaPrestasi Yaitu objek kredit dalam bentuk uang, barang atau jasa. Bagi bank balas
jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping
balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. Dalam pemberian kredit oleh nasabah harus memberikan jaminan kepada
bank. Jaminan adalah suatu perikatan antara kreditur dengan debitur, dimana debitur memperjanjikan sujumlah hartanya untuk pelunasan hutang menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, apabila dalam waktu yang ditentukan terjadi kemacetan pembayaran hutang si debitur. Jadi jaminan ini
berfungsi untuk melindungi bank dari kerugian. Dan biasanya jaminan melebihi nilai kredit yang diberikan.
2.5.2. Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut. Kasmir, 2002, P:83
1. Segi Kegunaan a. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyekpabrik baru
Universitas Sumatera Utara
atau untuk kepentingan rehabilitasi; misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
b.Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh, kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Segi Tujuan Kredit
a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumtif artinya uang kredit akan habis terpakai untuk memenuhi
kebutuhannya. b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan dalam arti
luas karena melalui pemberian kredit produktif inilah dapat menghasilkan barang atau jasa.
c. Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan import.
3. Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja. Contohnya
untuk peternakan, misalnya peternakan ayam, atau kredit peternakan udang.
Universitas Sumatera Utara
b. Kredit Jangka Menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga
tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Contohnya adalah kredit pertanian misalnya jeruk.
c. Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya di atas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet,
kelapa sawit dan untuk kredit komsumtif misalnya kredit perumahan. 4. Segi Sektor Usaha
a. Kredit Pertanian Merupakan kredit untuk membiayai sektor perkebunan atau pertanian.
b. Kredit Peternakan Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka
pendek maupun jangka panjang. c. Kredit Industri
Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, menengah, atau industri besar.
d. Kredit Pertambangan Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha
tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.
Universitas Sumatera Utara
e. Kredit Pendidikan Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit Profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan profesional seperti dosen, dokter dan pengecara.
g. Kredit Perumahan Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan
dan biasanya berjangka waktu panjang.
2.5.3. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu kredit dikucurkan biasanya bank akan melakukan penilaian melalui suatu prosedur penilaian terhadap nasabah yang memohon kredit untuk
memperoleh keyakinan bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan kembali. Penilaian tersebut mencakup kriteria-kriteria tertentu dan mempunyai ukuran-
ukuran yang sudah menjadi standar setiap bank. Kriteria penilaian yang dilakukan oleh bank terhadap nasabahnya untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
layak dilakukan dengan analisis 5C dan 7P Kasmir, 2000, P:91 Penilaian dengan analisis 5C tersebut adalah sebagai berikut :
1. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang, dalam hal ini adalah
nasabah. Sifat atau watak nasabah tersebut dilihat dari latar belakang pekerjaan ataupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya,
keadaan keluarga, serta hobby dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak sosial inilah
Universitas Sumatera Utara
diambil suatu kesimpulan tentang kemampuan nasabah untuk membayar. Nasabah yang akan diberikan kredit harus benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity Capacity merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Kemampuan ini dilihat dari kemauan nasabah dalam mengelola bisnis, latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam mengelola
usahanya. Capacity sering juga disebut dengan capability. 3. Capital
Melihat apakah penggunaan modal usaha nasabah sudah efektif atau tidak dengan melihat laporan keuangan nasabah, serta melihat sumber modal nasabah
berapa persentase modal sendiri dan pinjaman. 4. Condition
Yaitu menilai kondisi ekonomi, social, politik yang ada dan prediksi untuk masa yang akan datang, juga menilai prospek bidang usaha yang akan dibiayai
apakah benar-benar baik sehingga memungkinkan kredit itu untuk macet relative kecil.
5. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga bila terjadi masalah suatu saat
jaminan tersebut dapat dipergunakan secepat mungkin. Selain menggunakan 5C dapat juga digunakan penilaian 7P yang terdiri
dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun kepribadiannya di masa lalu. 2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke
dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan nasabah dalam mengambil kredit dapat
bermacam-macam misalnya untuk investasi, modal kerja, konsumtif, produktif dan lain-lain.
4. Prospect Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak. 5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambilnya atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
Semakin banyak sumber penghasilan nasabah semakin baik. Sehingga apabila salah satu usahanya rugi dapat ditutupi dengan usaha yang lain.
6. Profitability Untuk menganalasis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan
mendapat jaminan perlindungan sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Jaminan perlindungan yang diberikan nasabah dapat berupa jaminan
barang, jaminan orang atau jaminan asuransi. Perkreditan dan permodalan bagi pengembangan UKM sering menjadi
kendala karena UKM sangat terbatas kemampuannya untuk mengakseskan terhadap lembaga perkreditan atau perbankan. Realitas menunjukkan bahwa UKM
pada umunya mengalami masalah dalam memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan kredit yang biasanya diukur dengan 5C, yaitu : Character, capacity,
capital, collateral dan condition. Dari persyaratan 5C tesebut ada 2C yang sulit dipenuhi yaitu capital dan
collateral. Capital berkaitan dengan persyaratan untuk memenuhi capital adequacy ratio CAR bagi para peminjam.
Dalam rangka pemberdayaan koperasi dan UKM, pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan yang dituangkan ke dalam 17 skim kredit dengan
persyaratan lunak. Dengan skim tersebut, maka tahun 19971998, telah dialokasikan dana sebesar Rp. 1,0 triliyun. Kemudia pada tahun 19981999
alokasi dana untuk koperasi dan UKM meningkat empat belas kali dari tahun sebelumnya dengan nilai Rp. 14, 4 triliyun. Dalam pelaksanaannya, ternyata
belum dapat berjalan optimal. Fenomena diduga terjadi karena penyelenggara kredit mengahadapi banyak kesulitan, baik dalam penyaluran maupun dalam
pengembalian pinjamannya.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya data dari Asian Development Bank tahun 2001 menunjukkan bahwa perolehan kredit bagi UKM dari lembaga perkreditan seperti perbankan
adalah sebagai berikut : a UKM yang pernah memperoleh kredit dari bank hanya sebesar 21 , b UKM yang telah mengajukkan kredit tetapi belum memperoleh
kredit sebesar 14 , c UKM yang sangat membutuhkan kredit tetapi belum mengajukan kredit sebesar 33 dan d sisanya sebesar 32 belum memerlukan
kredit.
2.5.4. Lembaga Keuangan Mikro LKM
LKM sebagai lembaga keuangan sangat menjunjung prinsip
menumbuhkan rasa kepercayaan pada orang lain trusting people karena lembaga ini pertama-tama selain memiliki fungsi utama sebagai financial intermediary
perantara di bidang keuangan, ia juga berfungsi sebagai agent of trust lembaga yang landasannya adalah kepercayaan baik dalam menghimpun maupun dalam
menyalurkan dana masyarakat. Kedua LKM juga berfugsi sebagai agent of development lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi
bangsa. Ketiga berfugsi sebagai agent of services agen jasa pelayanan, memberikan penawaran jasa kepada masyarakat, atau sebagai lembaga jasa,
sehingga wajah yang harus tampak dalam LKM adalah wajah lembaga yang professional memiliki integritas luar dan dalam, artinya adanya ketulusan hati
dalam memberikan pelayanan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian yang membutuhkan pelayanan prima.
2.5.5. Jenis Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan terdiri dari Lembaga Keuangan Bank LKB dan Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB. Defenisi LKB mengacu pada Undang-
Universitas Sumatera Utara
undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang didefenisikan sebagai “Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan LKBB didirikan tahun 1973
berdasarkan Keputusan Menteri Keungan No. Kep. 38MKIV1972 yang secara umum mempunyai kegiatan yang tidak jauh beda dengan bank yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarkat, hanya bedanya tidak menghimpun dana secara lansung berupa simpanan tabungan, giro dan
deposito. Namun berdasarkan perkembangan kegiatannya, LKBB dalam penyaluran dananya tidak terbatas hanya untuk tujuan investasi atau untuk
perusahaan jasa, atau untuk jangka menengah dan panjang saja. LKBB dalam kenyataanya juga menyalurkan dananya untuk tujuan konsumsi dan modal kerja,
untuk perorangan dan juga untuk jangka menengah. Berkaitan dengan LKB dalam regulasi BI No. 58PBI2003, bank umum
didefenisikan dalam empat kelompok menurut bentuk badan hukumnya, sebagai berikut :
1. Bank yang didirikan dengan bentuk badan hukum PT.
2. Bank yang didirikan di bawah hukum Perda Provinsi.
3. Bank yang didirikan di bawah hukum koperasi.
4. Cabang-cabang bank asing.
Sejalan dengan program penyehatan dan peningkatan kinerja perbankan, awal tahun 2004 Bank Indonesia telah meluncurkan lanskap perbankan yang
dikenal dengan program API Arsitektur Perbankan Indonesia. Dalam konsep tersebut perbankan dikelompokkan dalam empat struktur permodalan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank yang kegiatan usahanya terbatas, beroperasi di pedesaan hingga tingkat kecamatan yang fungsinya melayani debitur-debitur kecil dengan
modal disetor di bawah Rp. 100.000.000.000,00. 2.
Bank Fokus Bank yang kegiatan usahanya focus pada segmen tertentu seperti regional,
korporasi, ritel atau lainnya. Bank dalam kategori ini modal disetor minimal sebesar Rp. 100.000.000.000,00 s.d Rp. 10.000.000.000.000,00.
3. Bank Umum Nasional
Bank yang wilayah operasinya di seluruh kawasan Indonesia dengan modal disetor minimal sebesar Rp. 10.000.000.000.000,00 s.d Rp.
50.000.000.000.000,00. 4.
Bank Internasional Bank yang memfokuskan diri pada kegiatan internasional banking dengan
modal disetor di atas Rp. 50.000.000.000.000,00.
2.5.6. Macam-Macam LKM Di Indonesia
Menurut Sutanto dalam Adi, M. Kwartono, 2007, secara umum LKM di Indonesia dikelompokkan menjadi dua jenis, bersifat formal dan informal.
1. LKM Formal terdiri dari : a.
Bank : Badan Kredit Desa BKD, BPR Bank Perkreditan
Rakyat, BKK Bank Kredit Kecamatan, BRI Unit, Mandiri Unit Mikro, DSP Danamon Simpan Pinjam,
ULM BNI Unit Layanan Mikro BNI.
Universitas Sumatera Utara
b. Non Bank
: LDKP Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan, KSP Koperasi Simpan Pinjam dan KUD Koperasi Unit
Desa, Perum Pegadaiaan. 2. LKM Non Formal terdiri dari :
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat, KSM Kelompok Swadaya Masyarakat, BMT Baitul Maal Wa Tamwil, LEPM Lembaga Ekonomi
Produktif Masyarakat Mandiri, UEDSP Unit Ekonomi Desa Simpan Pinjam, dll.
2.6 Pemasaran