Media Massa Radio URAIAN TEORITIS

i. To whom kepada siapa: komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak audience analysis. j. With what effect dengan efek apa: hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju berkaitan dengan efek ini dipelukan adanya analisis efek.

II.3. Media Massa Radio

Radio – tepatnya radio siaran broadcasting radio merupakan salah satu jenis media massa mass media, yakni sarana atau saluran komunikasi massa channel of mass communication, seperti halnya suratkabar, majalah, atau televisi. Ciri khas utama radio adalah AUDITIF, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. “Apa yang dilakukan radio adalah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu” Saturday Review Romli, 2004:19 Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya Munthe, 1996:99-101, yakni: a. Kata-kata Lisan spoken words Pengunaan lambang kata sangat penting melalui radio. Karena pengiriman pesan dalam komunikasi radio tidaklah ditujukan untuk kebebasan. Penyiar harus menganggap bahwa pendengarnya hanya mempunyai satu kesempatan untuk mendengar satu bagian tertentu dari suatu penyajian pesan tertentu. Untuk alasan ini, pendengar hendaknya hanya menggunakan kata-kata yang umum digunakan kelompok sasaran tertentu. Kata-kata yang digunakan hendaknya menimbulkan kesan dialog. Dialog dapat digunanakan untuk menunjukkan informasi latar belakang seperlunya kepada pendengar. Dengan cara ini, diharapkan pendengar dapat memahami apa yang sedang terjadi. Tetapi, dialog yang berlebihan justru dapat menimbulkan efek statis. Kalau ini yang terjadi maka pendengar akan pindah dari program yang disiarkan. b. Musik music Penggunaan musik menciptakan suasana yang membangkitkan emosi. Agar hal ini tercapai, menurut Hilliard, penyiar harus tahu dimana dan bagaimana penggunaan musik dalam program. Setidaknya ada lima tujuan dasar menggunakan musik, yaitu: a sebagai isi untuk program musik, b Sebagai tema untul banyak program c untuk menjembatani devisi dalam sebuah program, d sebagai sebuah efek suara, dan e untuk latar belakang atau isi hati. c. Efek Suara Sound Effect Efek suara bermanfaat untuk memberikan pengertian khusus dari suatu pesan. Karena itu, efek suara mampu mendorong pendengar untuk bereaksi. Efek suara Universitas Sumatera Utara tepat digunakan terutama dalam menggunakan bahasa tindakan. Dapat juga digunakan secara deskriptif. Efek suara menurut Mc.loney dalam Munthe, 1996:100 dapat digunakan untuk menyatakan: 1 Tindakan atau gerakan dalam suatu keadaan. Contohnya adalah langkah- langkah kaki, pintu yang ditutup, ketukan mesin tik, dan sebagainya. 2 Suasana atau perasaan mengenai tindakan. Sebuah efek suara pintu hanya berarti sebuah gerakan, yaitu sebuah pintu dibuka atau ditutup. Sebuah pintu yang terderak berarti gerakan yang sama. Tapi juga menyatakan sesuatu tentang setting latar dan memberitahu sesuatu yang misterius. 3 Sifat dari keadaan. Suatu latar keadaan dalam radio tanpa mengemukakan secara verbal akan memberi karakteristik suatu latar belakang. Kata-kata lisan, musik, dan efek suara hendaknya diramu dengan tepat agar program radio tidak monoton dan kaku. Dalam meramu, dapat dilakukan melalui banyak cara. Apakah komposisinya sama antara kata, musik, dan efek suara bergantung keinginan pendengar, format programnya, jenis masalahnya, dan waktu siaran. Sejarah Perkembangan Radio Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru. Ardianto, 2004:117-119 c. Radio siaran yang pertama di Indonesia waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda, ialah Bataviase radi siaran Vereniging BRV di Batavia, yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Zaman Belanda d. Ketika Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta Zaman Jepang Universitas Sumatera Utara dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja. c. Zaman Kemerdekaan Dengan demikian, ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap yang berhasil berkumandang di udara radio siaran denagn stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”. . Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. d. Zaman Orde Baru Lembaga penyiaran radio Indonesia sesuai Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan. a. Lembaga Penyiaran Publik Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat. b. Lembaga Penyiaran Komersial Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio. d. Lembaga Penyiaran Komunitas Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pencar rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. d. Lembaga Penyiaran Berlangganan Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit, melalui kabel dan melalui terrestrial Djuroto, 2007: 64-66.

4.Pola Penyiaran Radio

Menurut Undang-undang No.32 tahun 2002, penyiaran adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran danatau sarana transmisi darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekwensi radio Universitas Sumatera Utara melalui udara, kabel atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran Riswandi, 2009:1. Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yamg teratur dan berkesinambungan Riswandi, 2009:1. Ketika para pengelola stasiun penyiaran radio merencanakan untuk beroperasi, salah satu faktor yang menjadi kajian khusus adalah cara menetapkan target pendengar. Apalagi dimasa sekarang ini kompetisi sedemikian tinggi sehingga target pendengar menjadi prioritas Prayudha, 2004:23. Dari target pendengar dapat ditentukan suatu pola penyiaran. Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan bahan siaran yang dianut oleh badan-badan radio siaran di dunia. Yang pertama adalah metode menurut “unsur acara siaran”, yang kedua menurut “tujuan acara siaran” Effendi, 1990:114-117. a. Pembagian menurut unsur acara siaran berdasarkan unsur acara siaran, bahan siaran dibagi menjadi dua golongan 1. Siaran kata 2. Siaran seni suara Yang dimaksud dengan siaran kata adalah segala bahan siaran yang pokok isinya dilukiskan dengan kata-kata spoken words. Sedang yang dimaksud dengn seni suara adalah segala bentuk kesenian yang pokok isinya dilukiskan dengan musik. Universitas Sumatera Utara Persentase golongan siaran kata dan siaran seni suara antara negara yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama ada negara yang megutamakan siaran kata, umpamanya siaran kata 60 da seni suara 40, atau siaran kata 55 dan seni suara 45. Atau sebaliknya, ada yang mengutamakan seni suara, umpamanya seni suara 55 dan siaran kata 45. Indonesia = 50 Komposisi siaran seni suara Daerah = 50 Siaran kata umum Komposisi siaran kata Informasi = 30 Musik = 70 Redaksi RBk FM b. Pembagian menurut tujuan acara siaran seperti halnya dengan negara-negara lain yang tergabung dalam Asian Broadcasting Union ABU dan European Broadcasting Union EBU, dalam menentukan penggolongan acara siaran, Indonesia mengikuti pola yang dianut oleh UNESCO. Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran: 2. Siaran pemberitaan dan penerangan a. Warta Berita b. Reportase c. Penerangan Umum d.Pengumuman Universitas Sumatera Utara 2. Siaran Pendidikan a. Siaran Kanak-Kanak b. Siaran Remaja c. Siaran Sekolah d. Siaran Pedesaan e. Siaran Keluarga f. Siaran Agama g. Siaran Wanita h. Pengetahuan Umum 3. Siaran Kebudayaan a. Kesusasteraan b. Kesenian Daerah c. Apresiasi Seni 4. Siaran Hiburan a. Musik Daerah b. Musik Indonesia c. Musik Asing d. Hiburan Ringan 5. Siaran Lain-lain a. Ruangan Iklan b. Pembukaan penutup Siaran Universitas Sumatera Utara Tujuan utama memproduksi acara siaran radio adalah untuk menarik minat masyarakat agar mau mendengarkan atau menjadi pendengar setianya. Dlam membuat atau menyusun siaran radio, harus berpedoman pada tiga fungsi medium radio, yaitu: 1. Siaran radio sebagai media penerangan information 2. Siaran radio sebagai sarana pendidikaneducation 3. Siaran radio sebagai tempat hiburan entertainment Selain memperhatikan tiga fungsi siaran radio tersebut, pembuat atau penyusun acara siaran harus memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh medium radio. Keterbatasan itu antara lain: 1. Radio hanya bisa dikonsumsi oleh indera pendengarantelinga ear catching 2. Radio tidak dapat dipertontonkan visual tingkah lakuaction dari orang-orang yang menyiarkannya. 3. pendengar radio sifatnya perseorangan individual dan hidup dalam psycolically independen yang kompleks. Itu sebabnya pendengar radio senantiasa berubah-ubah. Disamping memperhatikan keterbatasan-keterbatasan radio, hal lain yang perlu diperhatikan adalah sifat pendengar radio. Pendengar adalah sasaran komunikasi massa melalui media radio siaran. Komunikasi dapat dilakuka n efektif, apabila endengr terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan kegiatan apa yang diinginkan si pembicara. Berikut ini adalah sifat-sifat pendengar radio siaran yang turut menentukan gaya bahasa radio Effendi, 1990:85-86 : Universitas Sumatera Utara a. Heterogen Pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat. Dan mereka berbeda dalam jenis kelamin,umur, tingkat pendidikan, dan kebudayaan. Dan selain itu pendengar berbeda dalam pengalaman dan keinginan, tabeat, dan kebiasaan, yang kesemuanya itu menjadi dasar pola bagi gaya bahasa sebagai penyalur pesan kepada pendengar. b. Pribadi Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat dan umumnya dirumah-rumah maka sesuai isi pesan akan dapat diterima dan dimengerti, kalau sifatnya pribadi personal sesuai dengan situasi dimana pendengar itu berada. Sesuatu uraian disampaikan kepada pendengar yang berada di rumahnya itu secara pribadi. Pembicara radio seolah-olah bertamu dan memberikan uraian kepad seseorang dalam suatu rumah tangga. c. Aktif Pada mulanya para ahli komunikasi mengira bahwa pendengar radio sifatnya pasif. Ternyata tidak demikian. Hal ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilbur Schramm, Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer, ahli-ahli komunikasi di AS.mereka semua berpendapat bahwa pendengar radio sebagai sasaran komunikasi massa hauh daripada pasif. Mereka aktif. Apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, mereka aktif berpikir, aktif melakukan interpretasi, mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh penyiar atau seorang penceramah radio atau pembaca berita, benar atau tidak. d. Selektif Pendengar sifatnya selektif. Ia dapat dan akan memilih program radio siaran yang disukainya. Pabrik pesawat radio menyadari hal itu, maka setiap pesawat radio dilengkapi dengan alat yang memungkinkan mereka melakuka pilihannya itu. Dengan memutar knop jarum gelombang pada pesawat radionya, pendengar dapat mencari apa yang disenanginya, baik programa musik maupun uraian atau drama siaran dalam negeri maupun luar negeri. Begitu banyak stasiun radio siaran, tidak terhitung sudah, dengan aneka jenis acara siarannya yang masing-masing berlomba-lomba untuk memikat perhatian pendengar. Yang tidak memenuhi selera pendengar, sudah tentu akan sia-sialah isi siaran yang diancarkannya itu. Oleh karena itulah maka dalam proses komunikasi massa, unsur pendengar banyak diteliti, karena sasaran yang kompleks ini menyangkut berbagai segi sosiologis, psikologis, edukatif, kultural, dan bahkan juga politis dan ekonomis. Universitas Sumatera Utara Dikarenakan sifat pendengar yang aktif dan selektif maka setiap stasiun radio berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meraih sebanyak mungkin pendengar. Sambil terus membina hubungan baik dengan pendengar setia, satu stasiun berusaa merebut pendengar stasiun lain. Inilah perang stasiun radio, yang hanya dibekali oleh acara sebagai senjatanya. Sampai saat ini, yang masih menjadi kendala bagi banyak stasiun radio adalah mendesain acara. Penyelenggara siaran terus berusaha memperbaiki dan menyempurnakan acaranya. Agar acara yang disiarkan menarik, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai patokan. Sasarannya harus jelas, acaranya spesifik, memiliki kebutuhan, beragam waktu penyiaran yang tepat, orisinil, kualitas terjaga, disamping bahasanya harus sederhana Munthe, 1996:58-61. 1. Acara harus sesuai sasaran Pastikanlah siapa sasaran yang akan di tuju. Hal ini penting untuk memudahkan pengelola siaran dalam mengolah bahan siaran. Jangan bermimpi bahwa suatu acara dapat ditujukan kepada siapa saja. Bila hal ini terjadi, maka pembahasan bisa jadi melebar tidak terarah. Pengalaman menunjukkan acara-acara yang tidak mempunyai sasaran yang konkrit tidak pernah populer dan biasanya akan turun dengan sendiri. 2. Acara harus spesifik Isi acara hendaknya membahas materi yang khusus. Umpamanya saja bidang masalahnya olahraga, maka isinya hanya mempersoalkan salah satu cabang olahraga, misalnya sepakbola. Dalam hal ini isinya tidak mempersoalkan sepak takraw, bulu tangkis, dll. Jadi hanya satu topik yang dibahas secara menyeluruh. Artinya, dalam membahas harus diperhatikan aspek yang terkait dengan bidang olahraga sepakbola. 3. Acara harus utuh Pembahasan materi harus terjaga. Tidak keluar dari konsep yang telah dipatok. Mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan, dan penyelesaian masalah secara sistematis. Misalnya dari topik sepakbola di atas, pengantar acara dapat berisi paparan perkembangan sepakbola di Indonesia, mempertanyakan tentang sepakbola di negeri ini yang sulit berkembang. Pembahasan berisi jawaban mengapa sulit berkembang dan jawaban bagaimana agar dapat berkembang. Universitas Sumatera Utara Pada akhirnya di bagian penyelesaian dijabarkan tentang usulan sebagai jalan keluar untuk mengembangkan olahraga sepakbola di Indonesia. Dengan demikian sistematika dan kesinambungan tetap terjaga. 4. Kemasan acara harus bervariasi Acara dikemas dalam bentuk yang bervariasi. Variasi dapat ditampilkan dalam dua bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam dialog dapat ditampilkan dua orang atau lebih yang memiliki warna suara berbeda. Kontras warna suara ini sangat mendukung acara karena radio merupakan media audio yang hanya mampu menstimuli indera pendengaran. Dengan warna suara yang berbeda memudahkan pendengar untuk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog tersebut. Umumnya pendengar lebih menyukai acara yang disajikan dalam bentuk dialog. Sedangkan dalam bentuk monolog penyelenggara siaran dapat membuat variasi dengan menampilkan dua orang penyiar secara bergantian menyampaikan topik bahasan. 5. Acara harus ditempatkan pada waktu yang tepat pengelola program harus yakin bahwa waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu acara sudah tepat. Ketepatan ini didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak. Dengan demikian, acara tersebut akan efektif. 6. Acara harus orisinil penyelenggara siaran harus menyajikan acara yang benar-benar hasil kerja tim kreatif studio tersebut. Bukan tiruan, dalam arti acara seperti ini pernah disajikan stasiun lain yang kemudian dimodifikasi di sana-sini sehingga tampaknya orisinil. Bukan juga acara jiplakan. Acara jiplakan dan acara tiruan tidak akan membawa banyak keuntungan bagi stasin radio yang pertamakali menyajikan acara tersebut. Sedangkan stasiun radio yang menjiplak atau meniru akan dicap sebagai stasiun plagiat. 7. Acara harus disajikan dengan kualitas baik Mutu tekhnik suatu acara ikut menentukan sukses tidaknya acara di pasar. Pendengar selalu menuntut hasil yang prima tanpa noise gangguan. Sebab pendengar sangat mendambakan kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara siaran. Jangan sekali-kali menerima ungkapan yang menyatakan bahwa penyajian masalah tekhnik adalah nomor dua setelah produk. Anggapan ini tidak benar, sebab antara acara dan tekhnik berjlan seiring, sama-sama ikut menentukan. Yang penting diingat adalah konsep memberikan yang terbaik kepada pendengar wajib menjadi pegangan penyelenggara siaran. 8.Acara harus disajikan dengan bahasa sederhana Gunakan bahasa sederhana, artinya bahasa yang dipakai sehari-hari atu bahasa pergaulan. Jangan disajikan acara dengan bahasa ilmiah, kata-kata asing, atau kata-kata baru. Pendengar akan mengalami kesulitan mencerna isi acara. Sebab tidak semua pendengar memiliki kemampuan yang merata sehingga kemudahan menangkap isi acara berbeda-beda. Apabila ada kalimat yang tidak dapat meminta agar pembawa acara mengulangi kalimat tersebut seperti jika ia membaca suratkabar.usahakan menghindari kalimat-kalimat asing, angka-angka pecahan, juga kalimat-kalimat yang terbalik. Yang tak kalah penting dari semua hal yang telah diuraikan sebelumnya adalah seorang penyiar announcer. Penyiar adalah orang yang menyajikan Universitas Sumatera Utara materi siaran kepada para pendengar. Materi siaran tersebut adalah hasil yang telah di olah oleh bagian produksi siaran berdasarkan programa yang telah disusun oleh staf khusus. Sampainya sebuah acara kepada par pendengar adalah hasil kerja sama penyiar, operator siaran, dan petugas pemancar. Sasaran komuniksi seorang penyiar berjumlah jutaan orang, tetapi jumlah yang demikian banyak itu terdiri dari unit-unit kecil, seseorang atau sebuah keluarga. Seorang yang berkomunikasi dengan pendengarnya adalah bagaikan sedang bertamu kepada sebuah rumah. Baginya penghuni rumah tersebut anonim. Ia tidak kenal kepadanya, sebagai seorang tamu yang berkunjung kepada orang yang tidak dikenalnya, jelas ia harus ramah. Karena orang-orang yang didatangi itu heterogen, baik pekerjaan, usia, jenis kelamin, maka informasi yang disampaikan kepada tuan rumah harus dapat diterima, dimengerti dan menarik perhatian, dan selanjutnya semuanya berminat untuk melakukan apa yang diserukan penyiar. Gambar 4 Penyiar RBK FM Universitas Sumatera Utara Faktor lain yang perlu dicantumkan ialah bahwa pendengar itu aktif. Ia tidak pasif. Ia tidak begitu saja menerima isi pesan yang diutarakan oleh seorang penyiar. Ia mungkin menerima tetapi mungkin juga menolak. Ia bisa jadi memberikan reaksi yang lain daripada yang diharapkan penyiar. Hal ini telah dibenarkan oleh Wilbur Schramm. Ditinjau dari segi seni bicara speech, pekerjaan penyiar merupakan suatu pekerjaan yang benar-benar khas highly specialized. Pekerjaan tersebut memang dapat dipelajari seperti pekerjaan lainnya, tetapi untuk menjadi penyiar seorang harus memiliki kualifikasi yang tepat dan keinginan untuk memahirkan dirinya dalam lapangan penyiaran radio. Sehubungan dengan itu, Ben G. Henneke telah menghimpun beberapa hal penting dalam announcing, lalu merumuskannya menjadi apa yang ia sebut “announcer’s skill” meliput i hal-hal sebagai berikut: 1. Komunikasi gagasan communications of ideas 2. komunikasi kepribadian communication of personality 3. Proyeksi kepribadian projection of personality ini mencakup: a. Keaslian naturalness b. Kelincahan vitality c. Keramah-tamahan friendliness d. Kesanggupan menyesuaikan diri adaptability 4. Pengucapan pronounciation 5. Kontrol suara voice controle Universitas Sumatera Utara Ini mencakup: a. Pola titi-nada pitch b. Kerasnya suara loudness c. Tempo time d. Kadar suara quality Effendy, 1990:129 Yang juga kiranya patut diketengahkan dalam soal penyiaran ini, ialah apa yang disyaratkan oleh Columbia Broadcasting System CBS, sebuah badan radio siaran terkenal di AS, bagi seorang penyiar. Dua hal yang disyaratkan oleh CBS: 1. Gaya bicara yang baik dan pengucapan yang cermat, tidak mengandung logat daerah excellent diction and accurate pronounciation not identifiablewith any particular section. 2. Kepribadian suara yang mengutarakan yang khas tanpa dibuat- buat voice and air personality which is distinguished without affectation Effendy, 1990:130

II.5. Teori Uses And Gratification

Dokumen yang terkait

Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus (Studi Kualitatif Opini Peserta Audisi Penyiar Tentang Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus)

0 37 133

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 19 105

STRATEGI PENYIARAN PROGRAM ACARA “SEMARAKATA” DI RADIO SWARA SLENK FM 92,5MHZ Strategi Penyiaran Program Acara Semarakata Di Radio Swara Slenk FM 92,5 mhz (studi deskriptif kualitatif tentang strategi Penyiaran radio swara slenk fm dalam program acara se

0 0 12

PENDAHULUAN Strategi Penyiaran Program Acara Semarakata Di Radio Swara Slenk FM 92,5 mhz (studi deskriptif kualitatif tentang strategi Penyiaran radio swara slenk fm dalam program acara semarakata terhadap minat dengar masyarakat kota Solo).

0 4 50

STRATEGI PENYIARAN PROGRAM ACARA “SEMARAKATA” DI RADIO SWARA SLENK FM 92,5MHZ Strategi Penyiaran Program Acara Semarakata Di Radio Swara Slenk FM 92,5 mhz (studi deskriptif kualitatif tentang strategi Penyiaran radio swara slenk fm dalam program acara se

1 5 16

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 11

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 1

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 28

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 26

Pola Penyiaran Radio Bathara Suara Sakti FM (93,2 MHz) dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio BASS FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kisaran)

0 0 4