c. Designation AMCA 99-2406-03 : Clock wise up blast
d. Motor Position AMCA 99-2407-03 : Z
Gambar 2.22. Model skala centrifugal fan tipe 2 SWSI
2.3. Bantalan Anti Gesek
Bagian yang berputar dari suatu mesin ditahan oleh suatu jenis bearing bantalan. Bantalan ini dapat diklasifikasikan atas dua group: journal atau sleeve
bearing dan antifriction bearing bantalan anti gesek. Journal atau sleeve bearing menawarkan paling sedikit dan paling ekonomis
peralatan penahan bagian bergerak, lihat Gambar 2.23. Tidak ada bagian yang bergerak dan normalnya sepotong metal menutupi enclosing sebuah poros. Istilah
“journal” artinya bagian penahan supporting pada poros.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.23. Bantalan journal atau sleeve
Bantalan jenis bola ball atau peluru, rol roller dan jarum needle, pada Gambar 2.24, diklasifikasikan sebagai bantalan anti gesek antifriction bearing
dimana gesekan telah berkurang pada nilai minimum. Bantalan jenis ini dapat dibagi
atas dua group : radial bearing dan thrust bearing.
Gambar 2.24. Berbagai tipe elemen gelinding pada bantalan
Kecuali untuk desain khusus, bantalan pelurubola dan rol terdiri atas dua buah cincin ring, satu set elemen gelinding rolling element dan rumah bantalan
cage yang dapat dilihat pada Gambar 2.25.
Universitas Sumatera Utara
.
Gambar 2.25. Struktur Bantalan Anti Gesek
2.3.1. Beban pada Bantalan Beban pada bantalan berasal dari poros yang dipasang pada bantalan [19],
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.26. Beban ini dapat berasal dari, impeller, beban sendiri poros dan lainnya. Secara umum poros diasumsikan kaku, dan
misalignment pada bantalan oleh karena poros bengkok diabaikan. Sehingga gaya reaksi yang terjadi dapat ditentukan dari persamaan statik.
Gambar 2.26. Sistem poros pada dua bantalan
Universitas Sumatera Utara
Sehingga berlaku:
= ΣF
,
2 1
= −
+ P
F F
= ΣM
,
1
= −
− a
l P
l F
Gambar 2.27. Sistem poros pada dua bantalan dengan beban overhung
Untuk beban overhanging seperti pada Gambar 2.27, maka persamaan 2.42 dan 2.43 dapat digunakan dengan asumsi bahwa jarak arah kiri dari tangan kiri
dianggap negatif, sehingga persamaan:
± =
l a
P F
1
1
2.42
l a
P F
± =
2
2.43
Apabila sejumlah beban
k
P terdapat pada poros seperti pada Gambar 2.28, maka gaya reaksi pada bantalan dapat diperoleh dengan prinsip superposisi. Dalam
hal ini bentuk persamaannya menjadi:
∑
= =
±
=
n k
k k
k
l a
P F
1 1
1
2.44
Universitas Sumatera Utara
∑
= =
± =
n k
k k
l a
P F
1 2
2.45
Gambar 2.28. Sistem poros pada dua bantalan dengan beban kombinasi
Persamaan 2.44 dan 2.45 adalah valid untuk beban yang berada pada satu bidang. Apabila tiap beban berada pada bidang yang berbeda, maka pembebanan
diselesaikan pada tiap sumbu ortogonalnya, sebagai contoh,
k x
P dan
k z
P dengan asumsi sumbu poros pada arah y. Berdasarkan gaya reaksi bantalan arah radial
x
F
1
,
z
F
1
,
x
F
2
dan
z
F
2
, maka:
2 1
2 1
2 1
1 z
x
F F
F +
=
2.46
2 1
2 2
2 2
2 z
x
F F
F +
=
2.47
2.3.2. Nomenklatur Bantalan Nomenklatur dari bantalan bola unit terpadu FYH mengikuti standar JIS
Japanese Industrial Standards B 1557, yang mengatur pengkodean terhadap model
Universitas Sumatera Utara
bantalanhousing, diameter, diameter bore, asesoris serta kekhususan. Nomenklatur bantalan yang digunakan, yaitu:
2.3.3. Umur Bantalan Apabila bantalan dapat dipelihara dalam keadaan tetap bersih, dilumasi,
dipasang dan terlindungi dari abu dan kotoran, serta dioperasikan pada suhu yang sesuai, maka fatik logam adalah satu-satunya penyebab kegagalannya.
Pengukuran umur yang umum adalah: a. Jumlah revolusi dari cincin bagian dalam sampai pada kemunculan bukti
awal terjadinya fatik
UK F 06
J
Fitting code
Tolerance class of spherical bore of the housing is J7 not shown on the
bearing that the spherical bore diameter exceeds 120 mm
Bore dia. code
Bore dia. code × 5 = Nominal
bearing bore dia. mm
2
Diameter series code
For light duty
Housing model code
Square four-bolt flange type
Bearing model code
Tapered bore for adapter
Universitas Sumatera Utara
b. Jumlah jam yang digunakan pada kecepatan sudut standar hingga muncul bukti awal terjadinya fatik
Istilah umum yang digunakan adalah umur bantalan bearing life, yang digunakan pada kedua pengukuran yang disebutkan di atas, penting untuk diketahui,
sebagaimana halnya pada kasus fatik, umur didefinisikan sebagai jumlah revolusi atau jam pada kecepatan konstan total dari pengoperasian bantalan sampai kriteria
kegagalan berkembang. Umur efektif rating life dari sekumpulan bantalan bola didefinisikan sebagai
jumlah revolusi atau jam pada kecepatan konstan dimana 90 persen dari sekumpulan bantalan akan mencapai atau melampaui kondisi sebelum
berkembangnya kegagalan. Istilah umur minimum minimum life, umur
10
L , dan umur
10
B juga digunakan sebagai sinonim dari umur efektif. Sedangkan umur median median life adalah persen ke limapuluh dari
sekumpulan bantalan. Istilah umur rata-rata average life digunakan sebagai sinonim dari umur median. Pada sejumlah bantalan yang diuji, umur median diantara 4 – 5
kali dari umur
10
L . Umur bantalan sesuai katalog bantalan FYH dihitung dengan rumus:
3 6
10
60 10
⋅ =
r r
th
P C
n L
2.48
dimana: n = kecepatan poros rpm
r
C
= basic load rating kN
Universitas Sumatera Utara
r
P
= beban radial dinamik ekivalen N Perhitungan umur bantalan yang digunakan pada penelitian ini dapat di lihat pada
Lampiran 8. Beban radial dinamik ekivalen yang merupakan kombinasi dari beban radial dan beban aksial dihitung dengan rumus:
a r
r
YF XF
P +
= 2.49
dimana: X = faktor beban radial dari Tabel 2.5.
Y = faktor beban aksial dari Tabel 2.5.
r
F
=beban radial N
a
F =beban aksial N
Untuk menggunakan Tabel 2.5 maka diperlukan basic static radial loading,
r
C dan
faktor, f diperoleh dari spesifikasi bantalan.
Tabel 2.5. Faktor beban radial X dan faktor beban aksial Y F
a
F
r
≤ e F
a
F
r
≤ e
r a
C F
f E
X Y X Y 0.172 0.19
2.30 0.345 0.22
1.99 0.689 0.26
1.71 1.03 0.28
1.55 1.38 0.30
1.45 2.07 0.34
1.31 3.45 0.38
1.15 5.17 0.42
1.04 6.89 0.44
1 0 0.56
1.00
sumber: Katalog bantalan FYH
Universitas Sumatera Utara
2.4 Sabuk-V V-belt