154
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu memantau tingkat keadaan getaran bantalan backward inclined centrifugal fan tipe 2 SWSI akibat perubahan tarikan
sabuk-V dengan menggunakan teknik analisa getaran sebagai pendekatan teknik pemeliharaan di pabrik kelapa sawit yang bersifat prediktif menggantikan tindakan
pemeliharaan yang bersifat breakdown dan preventif, maka berdasarkan pembahasan dan hasil dapat dibuktikan, bahwa:
1. Perubahan tarikan sabuk-V A-37 yang dilakukan dengan melakukan variasi jarak antar poros 0 mm, 5 mm, dan 10 mm terhadap jarak desain,
menyebabkan beban dinamis pada poros F
dy
meningkat secara eksponensial hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5. sehingga dibutuhkan pengukuran tarikan
sabuk V dan arus listrik dalam kegiatan pemeliharaan. 2. Perubahan gaya dinamis yang meningkat secara eksponensial mengakibatkan
gaya reaksi pada kedua bantalan tempat poros menumpu yang meningkat pula secara eksponensial dengan arah gaya reaksi yang berbanding terbalik, sesuai
Tabel 4.8. 3. Karakteristik getaran centrifugal fan 2SWSI yaitu frekuensi sistem dapat
diidentifikasi dengan mengukur kecepatan putaran poros dengan menggunakan X-Viber Analyzer dan frekuensi ini berbeda pada tiap tarikan
Universitas Sumatera Utara
sabuk-V, sesuai Tabel 4.11, yang dapat menjadi salah satu parameter yang diukur sebagai tindakan pemeliharaan pada saat mesin beroperasi.
4. Karakteristik getaran keseluruhan overall vibration pada bantalan model skala backward inclined centrifugal fan 2SWSI akibat perubahan tarikan
sabuk-V diperoleh dengan menggunakan alat X-Viber Analyzer sesuai Tabel 4.9. yang memiliki korelasi yang non linier dengan regresi polinomial dan
dapat digunakan sebagai alat yang membantu dalam memantau keadaan mesin.
5. Tingkat keparahan getaran centrifugal fan 2SWSI dapat ditentukan dengan menggunakan dua cara yaitu pembandingan terhadap baseline dan standar.
Berdasarkan pembandingan terhadap baseline, maka kondisi getaran bantalan A dan B berada diatas base line pada saat gaya dinamis F
dy
sebesar 14.534 kg atau sabuk-V mengalami kelonggaran, sesuai Tabel 4.10.
Pembandingan terhadap standar ISO, diketahui bahwa hasil pengukuran getaran bantalan A dan B secara umum berada di atas batas alarm yaitu 2,25
mms RMS. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan prediktif maintenance perlu dilakukan untuk menjaga getaran mesin tetap dalam keadaan terendah
untuk meningkatkan umur bantalan. 6. Hasil identifikasi melalui analisa spektrum frekuensi terhadap cacat pada
elemen bantalan yaitu: cincin luar, cincin dalam, bola dan rumah bantalan dapat diketahui bahwa potensi kerusakan terbesar akan terjadi pada rumah
Universitas Sumatera Utara
bantalan sesuai Gambar 4.21., sehingga metode ini dapat digunakan untuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu dilaksanakan
7. Berdasarkan orbit perpindahan getaran pada bantalan maka getaran terendah dapat diidentifikasi dengan baik dengan melakukan superposisi ketiga arah
pengukuran yang pada penelitian ini tarikan sabuk-V yang menghasilkan getaran terendah untuk kedua bantalan adalah pada tes-III, yaitu tarikan
sabuk-V dengan beban dinamis F
dy
sebesar 41,19 kg, sesuai Tabel 4.20 dan 4.21. Sehingga dalam pelaksanaan teknik analisa getaran dalam kegiatan
pemeliharaan, maka pengukuran getaran perlu dilakukan tidak hanya arah radial, namun juga arah aksial.
5.2. Saran