Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi

2.4 Kromatografi

kromatografi adalah metode pemisahan berdasarkan proses migrasi dari komponen-komponen senyawa di antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media sehingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebik awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai penjerap, seperti alumina dan silika gel, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Dalam proses ini suatu lapisan cairan pada penyangga yang inert berfungsi sebagai fase diam Ditjen POM, 1995

2.4.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis KLT adalah kromatografi adsorbsi dimana adsorben bertindak sebagai fase diam. Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa. Zat-zat penyerap ini dibuburkan dengan air lalu dibuat lapisan tipis yang merata pada lempeng kaca. Plat yang telah kering dipanaskandiaktifkan dengan memanaskannya pada suhu kira-kira 100 C selama 30 menit. Campuran senyawa yang akan dipisahkan terlebih dahulu dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap lalu ditotolkan pada plat menggunakan pipet mikro. Kemudian dimasukkan kedalam bejana tertutup rapat berisi larutan pengembnag yang cocok fase gerak Adnan, 1997 dan Sastrohamidjojo,1991. Universitas Sumatera Utara Kromatografi lapis tipis termasuk kromatografi adsorpsi serapan, dimana sebagai fase diam digunakan zat padat yang disebut adsorben penyerap dan fase gerak adalah zat cair yang disebut dengan larutan pengembang. Kromatografi lapis tipis dapat dipakai untuk dua tujuan, yaitu : 1. Sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, dan preparatif. 2. Mencari sistem pelarut yang akan dipakai dalam kromatografi kolom Pemilihan sistem pelrut fase gerak pada pengembangan didasarkan atas prinsip like disolves like berati untuk memisahkan campuran yang bersifat non polar digunakan sistem pelarut yang non polar dan sebaliknya. Fase gerak yang dipakai umumnya berupa campuran beberapa pelarut. Proses pengembangan akan lebih baik bila bejana pengembang telah jenuh dengan uap fase gerak Adnan, 1997; Gritter, dkk., 1991. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan harga Rf = jarak perambatan bercak dari titik penotolan Jarak perambatan pelarut dari titik penotolan Jarak yang ditempuh oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur dari pusat bercak dengan harga Rf berada antara 0,00-1,00. harga Rf ini sangat berguna untuk mengidentifikasi suatu senyawa Eaton, 1989. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah sebagai berikut Sastrohamidjojo, 1991 : 1. Struktur kimia senyawa yang dipisahkan 2. Sifat penyerap 3. Tebal dan kerataan lapisan penyerap Universitas Sumatera Utara 4. Pelarut dan derajat kemurniannya 5. Derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana 6. Teknik percobaan 7. Jumlah cuplikan yang digunakan 8. Suhu

2.4.2 Kromatografi kertas

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Sirih Merah (Piper porphyrophllum N.E.Br.)

3 52 146

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Senyawa teroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksana Daun Sirsak (Annona Muricata Linn.)

0 36 89

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pacar Air (Impatiens Balsaminae flos) Terhadap Hepar Marmut Jantan

3 36 70

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumnbuhan Pacar Air (Impatiens balsamina L.)

4 49 87

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK HERBA Impatiens balsamina Linn DENGAN METODE BST (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol dari Herba Pacar Air)

0 14 25

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOTAL FENOL TEH HERBAL DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina) DENGAN Aktivitas Antioksidan Dan Total Fenol Teh Herbal Daun Pacar Air (Impatiens balsamina) Dengan Variasi Lama Fermentasi Dan Metode Pengeringan.

0 2 16

Efek Infusa Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.) Terhadap Kadar Interferon Gamma (IFN-y) Mencit Model Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

0 1 25

Efek Infusa Batang Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.) Terhadap Kadar Cyclooxygen-2(Cox-2) Mencit Model Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

0 0 27

Uji Daya Hambat Infusa Daun Dan Bunga Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina Linn) Pada Beberapa Konsentrasi Terhadap Jamur Candida Albicans Dan Kesetaraannya Dibandingkan Dengan Ketokonazol - Ubaya Repository

0 1 2

PEMBUATAN ZAT WARNA ALAMI TEKSTIL DARI TANAMAN PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) DENGAN PENAMBAHAN GETAH POHON PISANG - POLSRI REPOSITORY

0 0 12