Jhon Rivel Purba : Fusi PDI: Masalah Yang Dihadapi Serta Keberhasilannya Dalam Pemilu 1987 Dan 1992, 2010.
Islam, maka PDI tidak punya pilihan ideologis. Selain itu, kondisi PDI juga banyak dipengaruhi faktor eksternal yang tidak menguntungkan.
16
Dengan melihat gambaran singkat di atas, maka masalah yang dihadapi PDI pasca fusi serta keberhasilannya dalam Pemilu tahun 1987 dan tahun 1992,
sangat menarik untuk dikaji, apalagi belum banyak sejarawan yang mengkajinya di Sumatera Utara. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mencoba
menguraikan masalah yang dihadapi PDI sejak pemfusian partai 1973 hingga Pemilu tahun 1992. Pemilihan topik ini tentunya berdasarkan kedekatan
emosional dan intelektual penulis.
17
1. Bagaimana proses penyederhanaan partai politik dan fusi PDI
Meskipun demikian, penulis tetap bersikap kritis dalam melakukan penelitian agar hasilnya obyektif. Dalam hal ini penulis
bebas dari tarik ulur kepentingan apapun kecuali kepentingan akademis.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji tiga permasalahan penting dari perjalanan politik PDI. Adapun permasalahan yang dikaji yaitu:
2. Apa masalah yang dihadapi PDI pasca fusi
3. Mengapa PDI berhasil dalam Pemilu tahun 1987 dan tahun 1992
Seperti yang telah di singgung sebelumnya, pembatasan periode tahun 1973-1992 dikarenakan pada tahun 1973 merupakan fusi PDI. Tentunya banyak
persoalan-persoalan timbul khususnya yang dialami oleh PDI dalam perjalanan politiknya. Tulisan ini dibatasi sampai tahun 1992, di mana pada Pemilu tahun
1992 ini, PDI memperoleh peningkatan jumlah suara yang meningkat drastis dari
16
Arif Zulkifli, Op.cit., hlm. 59.
17
Kuntowijoyo, Op.Cit., hlm. 91-93.
Jhon Rivel Purba : Fusi PDI: Masalah Yang Dihadapi Serta Keberhasilannya Dalam Pemilu 1987 Dan 1992, 2010.
pemilu sebelumnya meski terjadi konflik internal yang berkepanjangan di dalam tubuh partai ini.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan 1.
Menguraikan proses penyederhanaan partai politik dan fusi PDI 2.
Menjelaskan masalah yang dihadapi PDI pasca fusi 3.
Menganalisis keberhasilan PDI dalam Pemilu tahun 1987 dan tahun 1992 1.3.2 Manfaat
1. Menambah wawasan pembaca mengenai perjalanan politik PDI dalam
peta politik nasional 2.
Menambah literatur dalam penulisan sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah yang berikutnya
3. Memberikan pelajaran bagi pembaca khususnya partai politik agar
menjadi cermin dalam berdemokrasi
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam pemilihan topik, penulis menggunakan pendekatan emosional seperti yang dikatakan oleh Kuntowijoyo. Namun, penulis tidak melepaskan
begitu saja refrensi untuk melakukan penelitian. Penulis menggunakan refrensi yang berkaitan dengan topik penulisan. Buku pertama yang penulis gunakan yaitu
“Perjalanan Partai Politik Di Indonesia: Sebuah potret pasang-surut”
18
18
Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik Di Indonesia: Sebuah potret pasang-surut, Jakarta: Penerbit CV Rajawali, 1983.
yang ditulis oleh Rusli Karim. Buku ini menjelaskan perjalanan partai politik di
Indonesia sejak lahirnya partai politik hingga masa orde baru. Tulisan tersebut
Jhon Rivel Purba : Fusi PDI: Masalah Yang Dihadapi Serta Keberhasilannya Dalam Pemilu 1987 Dan 1992, 2010.
mempunyai kaitan dengan topik yang akan dikaji penulis, terutama dalam menguraikan proses penyederhanaan partai politik dan pelaksanaan pemilihan
umum.
Buku kedua yaitu berjudul “PDI Di Mata Golongan Menengah Indonesia”
19
Buku yang ketiga berjudul “Analisa Kekuatan Politik Di Indonesia”
yang ditulis oleh Arif Zulkifli. Buku ini mengkaji perjalanan PDI dalam konteks politik pada masa orde baru, mulai dari latar belakang fusi PDI,
konflik, hingga persoalan-persoalan yang dialami oleh PDI sebagai partai nasionalis. Buku ini membantu penulis membongkar masalah-masalah yang di
hadapai oleh PDI pasca fusi. Secara umum, masalah yang dihadapi PDI pasca fusi yaitu: konflik intern, persoalan identitas, dan peraturan-peraturan yang merugikan
partai politik khususnya PDI.
20
Sedangkan buku keempat yang penulis gunakan berjudul “PDI Dan Prospek Pembangunan Politik”
menjelaskan mengenai partai dan sistem kepartaian di Indonesia. Buku ini membahas tentang tipe konflik yang terjadi di tubuh PDI. Konflik di dalam tubuh
PDI secara umum dibagi dalam tiga tipe, yaitu: konflik di tingkat pusat, konflik yang terjadi antar unsur, dan konflik antara pimpinan partai dengan anggota-
anggotanya di DPR. Meski hanya secara umum, namun buku ini cukup
membantu dalam penulisan.
21
19
Arif Zulkifli, PDI Di Mata Golongan Menengah Indonesia, Jakarta: Penerbit Grafiti, 1996.
20
Manuel Kaisiepo, Analisa Kekuatan Politik Di Indonesia, Jakarta: Penerbit LP3ES, 1991.
21
Adriana Elisabeth Sukamto, dkk, PDI Dan Prospek Pembangunan Politik, Jakarta: Penerbit Grasindo, 1991.
yang ditulis oleh Adriana Elisabeth Sukamto,
Ganewati Wuryandari, dan M. Riza Sihbudi. Buku ini menguraikan proses pemilu
Jhon Rivel Purba : Fusi PDI: Masalah Yang Dihadapi Serta Keberhasilannya Dalam Pemilu 1987 Dan 1992, 2010.
pada tahun 1987, dimana PDI berhasil menarik simpati masyarakat yang ditandai dengan perolehan suara yang melonjak tajam dibandingkan dengan perolehan
suara yang diperoleh pada Pemilu sebelumnya. Selain itu, buku ini juga mengkaji konflik intern yang dialami PDI, upaya penyelesaian konflik, serta masalah-
masalah PDI yang lain, seperti identitas partai, kemandirian, dan kaderisasi. Tulisan ini berhubungan dengan topik tulisan yang dikaji penulis, terutama dalam
melihat gambaran umum konflik intern PDI serta strategi PDI dalam menghadapi pemilu.
1.5 Metode Penelitian