Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
Sub Instalasi Administrasi membuat, mengatur dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Pada prinsipnya seluruh perbekalan farmasi yang
didistribusikan harus dapat dikembalikan dananya, misalnya melalui prinsip unit cost.
Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam
penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan
rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
a. Pasien rawat jalanoperasi
Unit cost perbekalan Farmasi=Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan Jumlah pasien yang berkunjung setiap bulan
Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan kemudian diambil rata-ratanya.
b. Pasien rawat inap
Unit cost perbekalan Farmasi = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan
Jumlah hari rawatan setiap bulan Biaya unit cost ini untuk pasien Askes dan Umum besarnya sama. Jumlah
biaya unit cost ini dicatat oleh petugas ruangan melalui opname brief, dihitung jumlahnya oleh petugas Intalasi Farmasi dan pembayarannya langsung diklaim
oleh Instalasi Farmasi ke RSUPM. Setiap bulan dibuat neraca RugiLaba untuk unit cost sehingga dapat
dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan.
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
Contoh biaya yang termasuk unit cost serta tindakannya:
Perhitungan Besarnya Unit Cost untuk Instalasi Farmasi pada pasien Askes dan Jamkesmas untuk Partus Normal
Rincian Perbekalan Farmasi-nya adalah sebagai berikut:
No. Nama Perbekalan
Farmasi Kemasan
Harga Satuan
Pemakaian Harga
Pemakaian
1. Lidocain
Amp Rp. 863,-
2 amp Rp. 1.726,-
2. Kapas
1 kg Rp. 31.460,-
1 ons Rp. 3.146,-
3. Iodin Povidon 60 cc
Botol Rp. 3.500,-
ΒΌ botol Rp. 875,-
4. Chromic 20
Sachet Rp. 11.477,-
2 bh Rp. 22.954,-
Jumlah Rp. 28.801,-
3.3.4 Farmasi Klinik
Instalasi Farmasi BPK RSU Dr.Pirngadi Medan memiliki Sub Instalasi Farmasi Klinik yang dipimpin oleh seorang Apoteker, bertanggung jawab dalam
melaksanakan pelayanan dibidang farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinis yang baik akan memberikan manfaat bagi pasien maupun pihak rumah sakit, namun
hingga saat ini belum banyak pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di rumah sakit. Hal ini dikarenakan adanya kendala-kendala seperti keterbatasan ilmu,
sumber daya manusia dan sarana rumah sakit yang belum mendukung. Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah pemberian
informasi obat, pemantauan penggunaan obat, dan efektifitas biaya. Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di Unit
Pelayanan Farmasi Rawat Jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang tata cara penggunaan obat sehingga tujuan pengobatan yang
optimal dapat tercapai, mewaspadai efek yang tidak diinginkan yang mungkin muncul atas pemakaian obat, mengerti manfaat dari obat yang telah diberikan.
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
Contoh pelayanan informasi obat yang dilakukan pada Instalasi Farmasi Rawat Jalan :
Pelayanan informasi: 1.
Baquinor a. Komposisi
: Ciprofloxacin HCL b.Indikasi : Infeksi saluran nafas bawah, infeksi kulit dan
jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran cerna, Infeksi Saluran Kemih,
Osteomielitis akut. c. Bentuk obat
: Tablet
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
INSTALASI RAWAT JALAN KARTU OBAT PASIEN RAWAT JALAN
KHUSUS UNTUK DILAYANI DI INSTALASI FARMASI
Poliklinik : THT No: Nama dokter : Dr.Bresman Sianipar Sp THT
Tanggal : 4 April 2009 R Baquinor 500 mg No.X
S2dd tab I R As. Mefenamat No.X
S2dd tab I R H2O2 3 Sol 25 ml
S3dd V tetes AD
Tanda tangan dokter : Pasien : Ismail
Umur : 46 tahun Alamat :
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
d.Cara Pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet tiap 12 jam 1 tablet
e. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Obat harus dihabiskan sesuai dengan petunjuk dokter walaupun kondisi badan telah membaik.
- Banyak minum air putih.
- Harus disiplin dan dimakan secara teratur, jangan terlupakan sekalipun.
- Obat digunakan setelah makan .
2 Asam mefenamat
a. Komposisi : Mefenamic acid
b. Indikasi : Menghilangkan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot,
rematik, nyeri traumatik, dismenore, nyeri pasca operasi, nyeri pasca persalinan, antipiretik pada kondisi demam.
c. Bentuk obat : Kapsul dan kaplet
d. Cara pemakaian : 2 kali sehari 1 kapsul tiap 12 jam 1 kapsul
e. Hal-hal yang perlu diinformasikan -
Obat dihentikan apabila rasa sakit sudah hilang. -
Banyak istirahat dan sebaiknya tidak bekerja berat. -
Obat digunakan setelah makan. -
Banyak minum air putih. 2.
H2O2 3 a. Komposisi
: Hidrogen peroksida b. Indikasi
: Sebagai antiseptikum, membersihkan luka yang kotor, desinfektan dan deodorans dalam obat kumur
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
dan tetes telinga 30 mgml untuk mengeluarkan cerumen.
c. Bentuk obat : Cairan
d. Cara pemakaian : 3 kali sehari 5 tetes tiap 12 jam 5 tetes.
e. Hal-hal yang perlu diinformasikan: -
Obat digunakan sesuai petunjuk pemakaian yaitu diteteskan pada telinga kiri sebanyak 5 tetes.
- Kepala dimiringkan lalu obat diteteskan 5 tetes, biarkan beberapa saat
kemudian kepala ditegakkan. Lakukan hal yang sama pada telinga lainnya. -
Digunakan secara teratur setiap 3 kali sehari 5 tetes tiap 8 jam 5 tetes.
3.4. Instalasi Central Sterilization Supply Department CSSD
Berdasarkan nota tugas kepala RSU Daerah Dr Pirngadi Medan No.21700912005, CSSD terpisah dari Instalasi Farmasi dan menjadi Instalasi
CSSD yang dipimpin oleh Kepala Instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada kepala BPK RSU Dr.Pirngadi Medan.
CSSD merupakan pusat pelayanan kebutuhan alat dan bahan linent steril untuk seluruh unit-unit rumah sakit yang membutuhkan.
Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: 1. Sterilisasi alat kesehatan dari ruangan.
Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkan kembali dalam keadaan steril kepada ruangan
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah pihak poliklinik atau ruangan perawatan yang membutuhkan.
2. Sterilisasi kebutuhan operasi Memproses penyediaan dan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah.
Kamar bedah yang dilayani adalah COT, KBE, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit.
Proses penyiapan alat : 1.
Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat.
2. Direndam dengan larutan klorin 0,5 selama 5 menit.
3. Dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih
4. Direndam di ultrasonik dengan larutan saflon selama 30 menit
5. Dibilas di ultrasonik dengan air panas
6. Dikeringkan di ultrasonik
7. Alat dikeluarkan dan disusun setting sesuai tindakan operasi standar
8. Diberi tanda indikator paper
9. Sterilkan selama 15 menit, 121
C 10.
Dipacking dan dialurkan.
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
BAB IV PEMBAHASAN
RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah Medan yang telah swadana, dimana RSU Daerah Dr. Pirngadi
memiliki wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung demi perkembangan rumah sakit.
RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan termasuk Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan dan sejak diubah statusnya menjadi RSU Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan pimpinannya adalah Kepala RSU yang dalam melaksanakan tugasnya tidak lagi dibantu oleh Wakil Direktur melainkan oleh 5 Kepala Bidang
dan 1 orang Sekretaris. Instalasi Farmasi RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki 4 Sub
Instalasi yaitu: Perbekalan, Distribusi, Administrasi dan Farmasi Klinis. Setiap Sub Instalasi mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan
satu sama lainnya. Pada dasarnya setiap Sub Instalasi telah berusaha untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. RSU Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan telah memiliki Formularium
Rumah Sakit FRS yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium Rumah Sakit ini disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi PFT
dibawah Komite Medis yang terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional SMF