Tujuan Tinjauan Pustaka .1 Ginjal

Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009. menjadi besar dan kemudian mengakibatkan kerusakan struktur ginjal dan berbagai gejala akan timbul, kadang-kadang pada keadaan yang sudah lanjutterlambat Lumenta, dkk, 1992. Sejumlah obat dapat menyebabkan dan memperburuk penyakit ginjal kronik, sehingga sangat penting melakukan pengkajian ulang secara menyeluruh tentang daftar pengobatan yang telah diberikan pengobatan dengan resep dokter atau swamedikasi. Selain itu pengobatan memerlukan penyesuaian dosis atau harus dihentikan berdasarkan laju filtrasi glomerulus. Farmasi atau apoteker sangat diperlukan untuk pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada kebutuhan pasien. Apoteker diharapkan tidak berpusat hanya pada perbekalan saja, tetapi juga menjamin ketersediaan obat yang berkualitas, efikasi tinggi dan harga yang wajar serta pada penyerahannya disertai informasi yang cukup dan diikuti pemantauan penggunaan obat. Oleh karena itu diperlukan peran apoteker untuk mendukung tercapainya mutu pelayanan.

5.2 Tujuan

Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah: 1. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. 2. Untuk melihat rasionalitas penggunaan obat di rumah sakit Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009. 5.3 Tinjauan Pustaka 5.3.1 Ginjal Ginjal adalah organ ekskresi. Fungsi utama ginjal adalah menjaga keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan ekstraseluler. Fungsi ginjal secara keseluruhan dibagi dalam 2 golongan yaitu: 1. Fungsi ekskresi a. Ekskresi sisa metabolisme protein Sisa metabolisme lemak dan karbohidrat adalah CO 2 dan H 2 O dikeluarkan melalui paru dan kulit. Sisa metabolisme protein yaitu ureum, kalium, asam urat dikeluarkan melalui ginjal. Jadi bila terjadi kerusakan ginjal akan terjadi penimbunan zat-zat hasil metabolisme dan sebagai akibatnya akan terjafi hiperkalemia, hiperurisemia, azotemia. b. Regulasi volume cairan tubuh Bila tubuh kekurangan air dehidrasi maka produksi ADH anti diuretik hormon akan bertambah sehingga produksi urine berkurang karena penyerapan air di tubulis distal dan duktus koligens bertambah. c. Menjaga keseimbangan asam basa Keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh diatur oleh paru dan ginjal. 2. Fungsi endokrin a. Berperan dalam eritropoesis Penderta gagal ginjal kronik sering disertai dengan anemia berat yang normokromik. Pembentukan sel darah merah diperlukan zat eritropoetin, yaitu Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009. suatu hormon glikoprotein yang diproduksi 90 oleh ginjal dan sisanya diproduksi diluar ginjal hati. Eritropoetin dirubah dari proeritropoetin. Mekanisme terjadinya anemia pada GGK adalah pemendekan umur eritrosit, toksisitas aluminium karena penggunaan obat-obat pengikat fosfat yang mengandung aluminium, iatrogenik karena kehilangan darah sewaktu dialisis dan pengambilan contoh darah serta terjadinya defisiensi asam folat pada pasien yang sedang menjalani dialisis. b. Pengaturan tekanan darah Bila terjadi iskemia ginjal maka granula renin akan dilepaskan. Renin akan merubah angiotensin di dalam darah menjadi angiotensin I. Angiotensin I dirubah menjadi angiotensin II oleh enzym konvertase di paru. Angiotensin II mempunyai 2 efek, yaitu yang pertama mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan yang kedua merangsang korteks kelenjar adrenal untuk memproduksi aldosteron. Aldosteron bersifat meretensi air dan natrium sehingga volume darah bertambah dan akan menyebabkan hipertensi. c. Keseimbangan kalsium dan fosfor Pada GGK dapat terjadi kerusakan tulang yang disebut dengan rikest ginjal. Hal ini disebabkan karena ginjal mempunyai peranan pada metabolisme vitamin D. Vitamin D atau kolekalsiferol pertama kali dirubah dihati kemudian dirubah di ginjal menjadi metabolit yang aktif dan dapat menyerap kalsium di usus. Jika terjadi kerusakan ginjal maka akan terjadi hipokalsemia. Hipokalsemia akan merangsang kelenjar paratiroid untuk memproduksi parathormon PTH dengan tujuan meningkatkan kadar kalsium darah tetapi caranya memobilisasi Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009. tulang sehingga terjadi kerusakan tulang tersebut rikets ginjal Alatas, H, dkk, 2002.

a. Struktur Ginjal