Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
BAB V STUDI KASUS
Gagal Ginjal Kronik Yang Disebabkan oleh Penyakit Ginjal Obstruksi dan Infeksi PGOI
5.1 Latar Belakang
Gambaran umum perjalanan gagal ginjal kronik dapat diperoleh dengan melihat hubungan antara bersihan kreatinin dan kecepatan filtrasi glomerulus
GFR sebagai persentase dari keadaan normal terhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah BUN dengan rusaknya massa nefron secara progresif oleh
penyakit ginjal kronik Wilson and Sylvia, 1995. Stadium dini penyakit ginjal kronik dapat didiagnosis dengan pemeriksaan
penunjang dan telah dibuktikan bahwa pengobatan dini penyakit ginjal kronik berhasil menghambat terjadinya gagal ginjal, penyakit kardiovaskuler dan
kematian sebelum waktunya. Pengelolaan penyakit ginjal kronik harus meliputi terapi terhadap penyebab penyakit, evakuasi dan pengobatan penyakit
kardiovaskuler, pencegahan dan pengobatan komplikasi yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal JNHC, 2003.
Salah satu penyebab kerusakan ginjal adalah penyakit batu ginjal dan saluran kemih GSK. Pada gejala awal penyakit batu GSK ginjal dan saluran
kemih penderita mengalami suatu keadaan tanpa keluhan atau tanpa gejala. Hal itu disebabkan karena batu berukuran kecil dan tidak menyebabkan penyumbatan
dan infeksi. Bila keadaan tanpa gejala ini berlangsung lama maka batu akan
Christina Lumban Toruan : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, 2009.
menjadi besar dan kemudian mengakibatkan kerusakan struktur ginjal dan berbagai gejala akan timbul, kadang-kadang pada keadaan yang sudah
lanjutterlambat Lumenta, dkk, 1992. Sejumlah obat dapat menyebabkan dan memperburuk penyakit ginjal
kronik, sehingga sangat penting melakukan pengkajian ulang secara menyeluruh tentang daftar pengobatan yang telah diberikan pengobatan dengan resep dokter
atau swamedikasi. Selain itu pengobatan memerlukan penyesuaian dosis atau harus dihentikan berdasarkan laju filtrasi glomerulus.
Farmasi atau apoteker sangat diperlukan untuk pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada kebutuhan pasien. Apoteker diharapkan tidak berpusat
hanya pada perbekalan saja, tetapi juga menjamin ketersediaan obat yang berkualitas, efikasi tinggi dan harga yang wajar serta pada penyerahannya disertai
informasi yang cukup dan diikuti pemantauan penggunaan obat. Oleh karena itu diperlukan peran apoteker untuk mendukung tercapainya mutu pelayanan.
5.2 Tujuan