Tangki Reaktor Biologi Deep Tank Tangki Nutrisi Nutrient Tank Bak Penjernih Kedua Secondary Clarifier

Rona Monica Sihaloho : Penentuan Chemical Oxygen Demand Cod Limbah Cair Pulp Dengan Metode Spektrofotometri Visible Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008. USU Repository © 2009

5. Kolam Darurat Spill Pond Emergency Pond

Fungsi dari bak ini adalah penampungan sementara untuk limbah yang tidak normal selama operasi pabrik tidak seperti biasanya. Tampungan air limbah ini akan dicampur secara perlahan dengan buangan normal dari pabrik untuk diolah.

6. Menara Pendingin Cooling Tower

Menara pendingin digunakan untuk mengurangi suhu limbah yang suhunya lebih tinggi 37 o C agar sesuai dengan temperatur hidup bakteri yang optimum. Limbah dari bak penjernih pertama dan bak pengental lumpur meluap mengalir masuk ke saluran pencampuran. Menara pendingin dirancang dengan limbah yang disemburkan dan pecah ke bawah dalam media plastik berongga halus untuk diserap secara merata oleh udara dingin yang dihisap dari kipas isah yang dipasang di atas menara, udara akan bercampur dengan aliran air jatuh dari samping.

2.3.2.2 Pengolahan Tingkat Kedua Secondary Treatment

Pengolahan tingkat kedua merupakan bagian utama dalam instalansi pengolahan limbah cair pulp. Pengolahan tingkat kedua ini merupakan pengolahan yang melibatkan mikroorganisme untuk mendegradasi limbah yang masuk ke unit pengolahan tingkat kedua.

1. Tangki Reaktor Biologi Deep Tank

Tangki ini merupakan bagian utama dari keseluruhan proses pengolahan limbah di instalansi ini. Di dalam tangki ini terjadi proses biologi yaitu terbentukny a biomass Rona Monica Sihaloho : Penentuan Chemical Oxygen Demand Cod Limbah Cair Pulp Dengan Metode Spektrofotometri Visible Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008. USU Repository © 2009 bakteri pengurai dimana limbah cair berfungsi sebagai substrat makanan bagi biomass tersebut selama waktu tertentu. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan produksi pulp mengandung kadar organik yang cukup tinggi, sehingga pengolahan yang paling baik adalah secara biologi. Reaksi berlangsung secara aerobik yaitu reaksi bisa terlaksana apabila ada oksigen di dalamnya dan tentunya mikroorganisme juga ada. Reaksi yang terjadi pada tahapan ini adalah : Mikroorganisme Aerobik + Organik Terurai + O 2 + Nutrient CO 2 + H 2 O + NH 3 + Mikroorganisme yang baru.

2. Tangki Nutrisi Nutrient Tank

Makanan tambahan sangat penting pada proses biologi. Kekurangan dari nutrisi bisa mengakibatkan kepekatan dan kemampuan menetap. Lumpur aktif membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan biomass terutama waktu memulai proses. Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan pada unit pengolahan biologi : - Cukup nutrisi dalam limbah - Suhu limbah antara 32 o C – 36 o C - pH limbah antara 6,5 – 7,5 - Cukup oksigen Fosfat dan nitrogen yang dibutuhkan untuk proses lumpur aktif, diambil dari DAP Diamonium Phosphat dan urea. Nutrisi dipersiapkan di tangki persiapan nutrien dan digunakan sesuai kebutuhan.

3. Bak Penjernih Kedua Secondary Clarifier

Rona Monica Sihaloho : Penentuan Chemical Oxygen Demand Cod Limbah Cair Pulp Dengan Metode Spektrofotometri Visible Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008. USU Repository © 2009 Bak ini berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif dari air limbah. Lumpur aktif mengendap pada dasar bak dan dipompa kembali ke tangki biologi deep tank. Limbah dari deep tank masuk ke dalam distribusi, untuk diatur masuk kedua bak penjernih. Limbah masuk melalui pengarah yang berkedudukan pada pusat bak. Air akan mengalir melalui pipa didistribusikan ke seluruh bak. Air limpahan yang bersih setelah mengendap akan keluar melalui pengarah mengalir ke sungai, sementara endapan yang mengendap dikumpulkan masuk ke lubang isap dari pompa dengan menggunakan penyapu scrapper. Penyapu tersebut berputar dan digerakkan oleh mesin yang dilengkapi dengan alat pengukur beban. Putaran akan berhenti bila beban mencapai 60 dari alat yang diputar. Beban mesin diawasi dan dilakukan perbaikan untuk menjaga beban tidak berlebih. Lumpur yang mengendap di dasar bak lumpur aktif jumlahnya selalu sebanding dengan jumlah organik. Dalam hal ini untuk menjaga bakteri pada batas yang pantas, sebagian lumpur yang disirkulasikan return sludge dan sebagian lagi masuk ke bak pengental lumpur excess sludge. Baik excess sludge maupun return sludge dialirkan dengan pemompaan. Sebuah kran pengatur aliran lumpur dipasang pada setiap bak penjernh kedua, untuk mengukur jumlah lumpur yang keluar dari deep tank. Jumlah lumpur yang akan dikembalikan tergantung jumlah organik di dalam air limbah yang masuk ke tangki, pengisian udara dan jumlah dari Mixed Liquor Suspended Solid MLSS maupun campuran cairan padatan yang melayang yang terdapat di dalam tangki biologi.

4. Bak Pengental Lumpur Thickner Clarifier