Surat Teguran Surat Paksa

d. Menempelkan Surat Paksa salinan pada papan pengumuman kantor pejabat yang menerbitkannya, mengumumkan melalui media massa, atau cara lain dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya. e. Meninggalkan Surat Paksa salinan dan mencatatnya dalam Berita Acara apabila Wajib Pajak menolak menerima salinan Surat Paksa dan Surat Paksa tersebut dianggap telah diberitahukan. f. Memperlihatkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP. g. Membuat Berita Acara Pelaksanan Sita BPAS, dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, saksi-saksi, dan Penanggung Pajak. h. Menempelkan segel sita pada barang-barang yang disita.

3.4. Proses Penagihan Aktif

3.4.1. Surat Teguran

Sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan diatas yang menjadi dasar penagihan pajak adalah adanya STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang dibayar bertambah. Setelah dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkannya surat ketetapan tersebut, Wajib Pajak tetap tidak melunasi utang pajaknya, barulah dilakukan tindakan penagihan aktif berupa Surat Teguran. Surat Teguran diterbitkan oleh Pejabat kepada Wajib Pajak segera setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam surat Universitas Sumatera Utara ketetapan. Pejabat yang dimaksud disini adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk penagihan pajak pusat dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah untuk penagihan pajak daerah. Penerbitan Surat Teguran dimaksudkan untuk memperingatkan atau menegur Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya.

3.4.2. Surat Paksa

Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Ada tiga hal yang menyebabkan diterbitkannya Surat Paksa, yaitu: a. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. Dalam hal ini, Surat Paksa disampaikan kepada Penanggung Pajak segera setelah 21 hari sejak Surat Teguran diterbitkan. b. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika sekaligus. Dalam hal ini, Surat Paksa dapat langsung diterbitkan sejak diketahui adanya itikad tidak baik dari Penanggung Pajak yang memiliki utang pajak, dengan tanpa didahului surat teguran atau tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran Surat Teguran. c. Penanggung Pajak tidak memenuhi sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Dalam hal ini, Surat Paksa dapat langsung diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum Universitas Sumatera Utara dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Surat Paksa yang diterbitkan tersebut mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Hal ini karena pada bagian kepala Surat Paksa terdapat kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, dimana kata-kata tersebut juga terdapat pada putusan pengadilan yang dikeluarkan oleh lembaga peradilan. Dan karena memiliki kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang tetap, pemberitahuan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak oleh Juru Sita Pajak harus disampaikan secara resmi yaitu dengan cara dibacakan oleh kedua pihak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Surat Paksa sebagai pernyataan Surat Paksa telah diberitahukan. Surat Paksa memerintahkan kepada Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajak, bunga dan biaya penagihan dalam waktu 2 x 24 jam. Bila tidak dilunasi maka akan dilakukan dengan penyitaan.

3.4.3. Penyitaan