i. Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap
Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. j.
Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu.
k. Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang
meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan.
3.2. Dasar-Dasar Penagihan Pajak
Dasar-dasar penagihan pajak adalah: a.
Surat Tagihan Pajak STP. b.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB. c.
Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan SKPKBT. d.
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah.
3.3. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Jurusita Pajak
Menurut Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Jurusita Pajak bertugas:
a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus.
b. Memberitahukan Surat Paksa.
Universitas Sumatera Utara
c. Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. d.
Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan.
Wewenang Jurusita Pajak antara lain: a.
Memasuki dan memeriksa semua ruangan, termasuk membuka lemari, laci, dan tempat lain untuk menentukan objek sita di tempat usaha,
ditempat kedudukan, atau tempat tinggal Penanggung Pajak, atau di tempat lain yang dapat diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita.
b. Meminta bantuan kepada Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang
membidangi hukum dan perundang-undangan, Pemerintah Derah setempat, Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank atau pihak lain dalam rangka pelaksanaan penagihan pajak.
c. Menjelaskan tugasnya serta memberitahukan maksud dan tujuan
penyitaan. Sedangkan yang menjadi kewajiban Jurusita Pajak adalah:
a. Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak kepada
Penanggung Pajak. b.
Memberitahukan dengan pernyataan dan penyerahan salinan Surat Paksa.
c. Membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa.
Universitas Sumatera Utara
d. Menempelkan Surat Paksa salinan pada papan pengumuman kantor
pejabat yang menerbitkannya, mengumumkan melalui media massa, atau cara lain dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak tidak
diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya. e.
Meninggalkan Surat Paksa salinan dan mencatatnya dalam Berita Acara apabila Wajib Pajak menolak menerima salinan Surat Paksa dan
Surat Paksa tersebut dianggap telah diberitahukan. f.
Memperlihatkan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP. g.
Membuat Berita Acara Pelaksanan Sita BPAS, dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, saksi-saksi, dan Penanggung Pajak.
h. Menempelkan segel sita pada barang-barang yang disita.
3.4. Proses Penagihan Aktif