Salawatan adalah seni musik rakyat bersifat keagamaan di daerah Yogyakarta. Kata Solawatan berasal dari bahasa Arab sholawath yang berarti pujaan dan
sanjungan terhadap Allah SWT dan Rosul Muhammad SAW. Alat-alat musik yang dipergunakan terdiri dari lima buah terbang sejenis rebana dari berbagai
ukuran dan dua buah angklung.
Seni Pertunjukan. Seni pertunjukan masyarakat Jawa yang paling terkenal
adalah Wayang. Wayang ini ada banyak jenisnya seperti : Seperti Wayang kulit, Wayang golek, Wayang orang, Wayang klitik dan Wayang beber. Cerita yang
dibawakan kebanyakan merupakan cerita dari Mahabarata atau Ramayana. Pertunjukan wayang diiringi oleh musik gamelan, lengkap dengan sindennya.
Seni pertunjukan lain dari masyarakat Jawa adalah ketoprak, ludruk, dan kentrung. Pertunjukan ini lebih bersifat teatrikal dan ceritanya tidak terbatas ada
cerita Mahabarata dan Ramayana. Seni Kerajinan. Suku bangsa Jawa memiliki beberapa macam kerajinan. Batik
merupakan kerajinan kain tekstil yang dibuat dengan cara dilukis menggunakan canting dan lilin malam atau dicap. Corak batik sangat beragam yang juga
ditentukan tempat pembuatannya seperti Yogyakarta, Solo dan Pekalongan. Seni kerajinan antara lain misalnya: ukiran seperti yang terdapat di Jepara, perak,
tembikar Rohmawati, 2009.
3.4 Tradisi Perilaku Kesehatan Suku Jawa
Menurut Foster dan Anderson 1978 dalam Maas 2004, masalah kesehatan selalu berkaitan dengan dua hal yaitu sistem teori penyakit dan sistem
perawatan penyakit. Sistem teori penyakit lebih menekankan pada penyebab sakit,
Universitas Sumatera Utara
teknik-teknik pengobatan penyakit. Sementara, sistem perawatan penyakit merupakan suatu institusi sosial yang melibatkan interaksi beberapa orang, paling
tidak interaksi antar pasien dengan si penyembuh, Apakah itu dokter atau dukun. Persepsi terhadap penyebab penyakit akan menentukan cara pengobatannya.
Penyebab penyakit dapat dikategorikan ke dalam dua konsep yaitu personalistik dan naturalistik. Penyakit-penyakit yang dianggap timbul karena adanya
intervensi dari agen tertentu seperti perbuatan orang, hantu, makhluk halus dan lain-lain termasuk konsep personalistik. Sementara yang termasuk dalam konsep
naturalistik adalah penyakit-penyakit yang disebabkan kondisi alam seperti cuaca, makanan, debu dan lain-lain.
Kelurga Jawa masih meyakini dan termasuk konsep personalistik yang percaya bahwa penyakit yang timbul akibat gangguan makhluk halus atau setan.
Untuk mengusir dengan menggunakan dukun atau paranormal dengan mantra- mantra, sebagian berkembang setaman dan makanan, serta membakar dupa atau
kemenyan Sudiharto, 2007. Banyak keluarga Jawa yang masih mempertahankan pengobatan warisan
leluhur yang berupa jamuramuan tradisional. Para Kyai juga banyak yang dianggap mampu mengobati gangguan kesehatan yang dialami keluarga Sudardi,
2002. Selain itu, keluarga Jawa juga memiliki kepercayaan mengenai ibu hamil
diantaranya pada keluarga Jawa Tengah pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Sementara keluarga Jawa Barat, ibu yang kehamilannya
Universitas Sumatera Utara
memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi porsi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di keluarga Betawi berlaku pantangan
makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain pada keluarga di daerah Subang, ibu hamil pantang
makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang
gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk
memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat
di daerah pedesaan Wibowo, 1993 dalam Maas, 2004.
4. Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Pada Suku Jawa