Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Jawa

bahwa masyarakat harus tetap menunjukan hormat terhadap milik bangsa sendiri dan tetap teguh berakar dalam kebudayaan bangsanya. Hal ini sesuai dengan sikap masyarakat Jawa yang tetap teguh terhadap akar budaya Jawa yang telah berabad- abad hidup Bratawijaya, 1997.

3.2. Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Jawa

Menurut Herusastoto 2000 dalam Kusrestuwardhani, 2003 budaya Jawa adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa, bertempat tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta mereka yang berasal dari daerah-daerah tersebut. Dari beberapa wilayah kebudayaan yang terdapat di dalam budaya Jawa, Naringgung merupakan wilayah kebudayaan Jawa yang nilai-nilai budaya Jawanya paling berakar pada kebudayaan Jawa tradisional, yaitu kebudayaan keraton era kerajaan Mataram. Wilayah kebudayaan Neringgung terdiri dari masyarakat yang enkulturasi dan proses sosialisasinya berada dan tinggal di seputar kota Surakarta dan Yogyakarta, yang merupakan pusat kerajaan Mataram. Kebudayaan Jawa di wilayah ini sering dianggap sebagai peradaban Jawa yang sebenarnya. Secara fisik, kebudayaan Jawa di Yogyakarta berbeda dengan kebudayaan Jawa di Surakarta. Akan tetapi, dari segi nilai-nilai budaya, khususnya menyangkut etika, nilai-nilai kebudayaan Yogyakarta masih berakar pada nilai- nilai pada nilai-nilai kebudayaan Surakarta. Masyarakat Jawa memandang bahwa hidup ini akan senantiasa menyenangkan bila sesama manusia dapat hidup dalam kerukunan Kusrestuwardhani, 2003. Universitas Sumatera Utara Dalam budaya Jawa, terkandung nilai untuk menghargai pendapat orang lain karena didasari bahwa semua orang mempunyai pendapat yang sama. Masyarakat Jawa senantiasa berusaha sopan dan menghormati orang lain. Dalam budaya Jawa terdapat aturan yang mengatur cara bersikap yang sopan dan hormat. Sikap seperti itu terutama dilakukan terhadap orang yang lebih tua, baik lebih tua dalam umur, urutan dari keturunan, urutan kepangkatankedudukan, maupun terhadap seseorang yang dituakan. Terhadap orang yang lebih tua atau dituakan, harus berbicara dengan suara yang rendah dan bahasa yang lebih halus kromo. Perilaku harus lebih santun dan hormat, misalnya dengan sedikit membungkukkan badan. Bagi orang Jawa, melanggar aturan menghormati orang tua ini dipercaya akan kualat mendapat hukuman dari Tuhan Sedyawati, 2003.

3.3. Sistem Kekerabatan Pada Suku Jawa

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Batak Toba di Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

3 77 92

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

2 73 101

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KELURAHAN KENANGAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

4 18 18

HUBUNGAN ANTAR ETNIK DI PERMUKIMAN (SUATU STUDI KASUS DI PERUMNAS MEDAN II KELURAHAN KENANGAN BARU KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG).

0 0 61

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 0 15

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 0 13

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Tingginya Angka Anak Putus Sekolah di Perumnas Mandala II Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang

0 0 3