pertanian merupakan sumber mata pencaharian terbanyak kedua setelah perdagangan. Selain pertanian dan perdagangan juga banyak penduduk yang merupakan peternak.
Data yang tertera pada tabel diatas sebenarnya sangat relatif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dan kondisi realitas, antara lain karena :
1. Dalam satu keluarga ada dua atau lebih yang bekerja sebagai pilar utama
keluarga atau penghasilannya dijadikan sebagai sumber utama pendapatan keluarga.
2. Ada satu kepala keluarga yang memiliki dua jenis pekerjaan utama sekaligus.
Karena cukup waktu dan dana seorang pedagang adalah juga pemilik penginapan.
3. Data tersebut belum menggambarkan dengan jelas dan terperinci mengenai
berbagai jenis pekerjaan penduduk.
2.8. Organisasi Sosial
Salah satu ciri yang menarik kawasan ini adalah sifat kemajemukan ,masyarakatnya. Masyarakat yang tinggal di kawasan desa Bandar Baru bersifat
heterogen, terdiri dari berbagai suku dan budaya. Namun dominan sebagian besar penduduk adalah suku Karo dan suku yang lain adalah Jawa, Toba, Tionghoa,
Mandailing, dan Aceh. Dari segi agama mayoritas beragama Kristen dan Islam, sebagian kecil beragama Budha.
Bahasa yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa daerah setempat yaitu bahasa Karo dan bahasa Indonesia. Menurut Pak Pane
Sekretaris Desa Bandar Baru budaya Karo seyogianya mewarnai kehidupan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, karena mayoritas penduduknya adalah etnis Karo. Demikian juga dengan budaya Karo sudah mulai berangsur-angsur hilang khususnya dikalangan generasi
muda. Budaya Karo yang nampak masih sangat kental adalah dalam acara perkawinan dan pada pesta tahunan. Pada saat pesta perkawinan pakaian tradisional Karo masih
dipakai oleh mempelai, demikian juga dengan tatacara atau prosesi lain mulai dari pertunangan sampai acara pesta.
Peran Kepala Desa untuk menumbuhkan kembali budaya Karo yang sudah mulai hilang adalah dengan membuat pesta tahunan, membentuk kelompok-kelompok
karang taruna demi untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang budaya Karo misalnya mengadakan acara “gendang guro-guro aron”. Pola pergaulan antar penduduk
tampak masih sangat intim, kunjungan ke rumah tetangga masih sering dipraktekkan sekedar mengobrol mengenai berbagai hal yang dipandang penting. Ini berarti
kekerabatan antar penduduk cukup kuat untuk menopang pengaruh pariwisata.
BAB III
EKOTURISME DI SIBOLANGIT
Universitas Sumatera Utara
3.1. Perkembangan Ekoturisme di Taman Wisata Alam Sibolangit 3.1.1. Sejarah Ekoturisme di Taman Wisata Alam Sibolangit
Pada tahun 1914 Tuan J.A Lorzing mendirikan Kebun Raya Sibolangit, sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor. Kemudian pada tanggal 10 Maret 1938
Kawasan Kebun Raya Sibolangit tersebut ditetapkan statusnya menjadi Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Z.b No. 37PK. Barulah pada tahun 1980 menurut Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 636KptsUm91980 sebagian kawasan Cagar Alam Sibolangit seluas 24,85 Ha dialih fungsikan menjadi Kawasan Taman Wisata
Sibolangit. Dengan demikian Kawasan Cagar Alam Sibolangit hanya tinggal 85,15 Ha dan sampai sekarang belum ada perubahan.
Kawasan Taman Wisata Sibolangit yang sebagian masuk terletak di desa Bandar Baru ini pada awalnya masih dikunjungi oleh masyarakat setempat dalam
jumlah yang terbatas dan menjadi ramai ketika sebahagian Taman Wisata Sibolangit menjadi tempat atau lokasi bumi perkemahan pramuka untuk wilayah Sumatera Utara.
Kawasan Taman Wisata Sibolangit pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Jambore Nasional Gerakan Pramuka Indonesia Tahun 1977. Jambore tersebut
dilaksanakan pada tanggal 1-20 Juli 1977 setelah adanya jambore ini maka semakin ramai dikunjungi orang baik itu dari institusi sekolah-sekolah maupun dari
mahasiswa, pecinta alam dan umum.
3.1.2. Badan Pengelola Kepariwisataan Pengembangan pariwisata di Taman Wisata Sibolangit sangat tergantung pada
kemampuan badan-badan pengelola. Badan-badan tersebut berfungsi
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan segala aktivitas untuk memajukkan aspek-aspek penting dalam kepariwisataan. Badan-badan pengelola tersebut antara lain adalah :
01. Dinas pariwisata
02. Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang
03. Aparat Desa Bandar Baru.
Sedangkan dari pihak-pihak lain seperti dari Lembaga Swadaya, pihak-pihak swasta, WWF World Wild Fund for Nature, dan pihak-pihak lainnya masih tidak
ada. Tugas-tugas lembaga-lembaga ini tidak lain adalah mengelola aspek-aspek teknis kepariwisataan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3.1.3. Wisatawan Tentu saja perkembangan ekoturisme Taman Wisata Alam Sibolangit ini
dimaksudkan untuk menarik wisata sebanyak mungkin. Semakin banyak wisatawan yang datang akan semakin besar pula devisa yang bisa diperoleh dan semakin terjalin
integrasi budaya antar masyarakat pendatang dengan masyarakat desa Bandar Baru. Pada akhirnya kedatangan turis ke Taman Wisata Sibolangit ini akan memberikan
hasil berupa pendapatan kepada penduduk setempat.
Sebaliknya kedatangan wisatawan ke daerah ini akan berpengaruh juga pada kelestarian lingkungan. Meskipun tidak dapat dinyatakan secara pasti ada kalanya
Universitas Sumatera Utara
terjadi pencemaran lingkungan, bisa disebabkan karena bahan-bahan makanan dan minuman, dan bisa juga mencabuti atau membakari tumbuhan.
Untuk membiayai pelestarian lingkungan sekaligus menghindari perusakan kepada para wisatawan baik itu yang mengadakan kemping berkemah di dalam
hutan maupun yang pergi jalan melihat keindahan Ari Terjun Dwi Warna Telaga Biru dipungut bayaran apabila masuk ke areal hutan tersebut. Untuk wisatawan yang
hanya kemping berkemah di dalam hutan harus membayar Rp. 3000orang selama dia kemping berkemah di dalam hutan tersebut. Untuk wisatawan yang hanya jalan-
jalan menelusuri keindahan Air Terjun Dwi Warna Telaga Biru harus membayar Rp. 7000orang jika tidak memakai pemandu ranger ke Air Terjun tersebut, tetapi jika
memakai pemandu ranger maka dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000orang. Perlu diketahui yang menangani tarif retribusi serta keamananannya adalah
pihak ranger pemandu yang dibentuk susunan kepengurusannya oleh kepala Desa Bandar Baru dan ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD sebagai
penasehat dari kepengurusan ranger tersebut. Ada hal yang menarik dari lokasi Taman Wisata Sibolangit ini yaitu secara
administratif hutan untuk kemping berkemah dan lokasi Air Terjun Dwi Warnanya terletak di dua desa yang bersebelahan yaitu : Desa Bandar Baru dan Desa Durin
Sirugun. Lokasi untuk berkemah berada di desa Durin Sirugun dan lokasi Air Terjun Dwi Warna terletak di Desa Bandar Baru
Penanganan seputar tarif retribusi baik yang untuk berkemah kemping dan untuk jalan menuju lokasi Air Terjun Dwi Warna dikelola oleh kedua desa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Untuk retribusi kemping berkemah diserahkan kepada Desa Durin Sirugun yang mengurus keuangannnya dan untuk retribusi lokasi Air Terjun Dwi Warna diserahkan
kepada Desa Bandar Baru untuk mengelolanya, ini mulai berlaku sejak tahun 2009 sebelumnya pihak ranger sendiri yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai tarif
retribusinya. Jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahun menunjukkan angka
peningkatan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Kedatangan para wisatawan sangat dipengaruhi menarik tidaknya paket wisata yang ditawarkan dan
pelayanan wisata yang diberikan. Sayangnya data lengkap jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah Taman Wisata Sibolangit ini tidak tersedia. Ketika ditanyakan
kepada Pak N. Sinuraya kepala Ranger pemandu ia mengatakan bahwa : “jumlah wisatawan yang kemping setiap bulan kalau lagi
sunyi sekitar 300an orang, tapi kalau pas ramai-ramainya misalnya ketika hari libur-libur semester, hari merah kalender mau mencapai
500-an orang di lokasi air terjun Dwi Warna pas sunyi sekitar 200-an orang tapi pas ramai-ramainya mau mencapai 500 orang perbulannya.”
Wawancara, tanggal 13 Maret 2010
3.2. Jenis dan Potensi Ekoturisme Kawasan wisata Taman Wisata Sibolangit dilihat dari segi penawaran
komoditi yang bersifat alamiah. Potensinya cukup besar untuk dikembangkan. Tinggal bagaimana memfungsikan potensi tersebut dengan dukungan berbagai
institusi yang ada. Yang ditawarkan antara lain adalah :
3.2.1. Fauna
Universitas Sumatera Utara
Terdapat banyak jenis binatang di Taman Wisata Sibolangit. Binatang yang langsung dijumpai adalah jenis owa Hylobates lar, monyet, kera, siamang, babi,
kambing, kijang, rusa, kancil, tringgiling, kus-kus, juga terdapat berjenis-jenis burung melalui suaranya yang dapat didengar dan bulunya yang jatuh ke tanah.
Burung yang telah dapat diidentisifikasi dan menjadi pusat perhatian untuk upaya perehabilitasian adalah burung rangkong Aceros undulutus, enggang papan
Buceros rhinoceros elang dan burung lain yang berukuran kecil. Binatang liar yang sering dijumpai berdasarkan jejak kakinya antara lain adalah rusa, kijang, dan babi
hutan.
3.2.2. Pemandangan Alam Daya tarik utama di Taman Wisata Sibolangit adalah hutannya yang termasuk
kawasan hutan hujan tropis hal ini mendorong para pecinta alam Nature Lover untuk melakukan kegiatan perkemahan di seputar hutan Taman Wisata ini. Selain hutannya
yang sangat cocok untuk kegiatan perkemahan ada satu lagi lokasi yang menjadi bagian dari ekowisata adalah Air Terjun Dwi Warna Telaga Biru. Mengapa
dikatakan air terjun dwi warna karena ada dua buah air terjun yang besar yang saling berhadapan, Air terjun yang pertama dengan ketinggian + 50m berwarna biru, dan air
terjun yang kedua berwarna putih dengan ketinggian + 20m, untuk dapat tiba di lokasi air terjun tersebut dibutuhkan waktu perjalanan + 3-4 jam masuk kedalam hutan mulai
dari pos penjagaan pemandu.
3.2.3. Sejarah Air Terjun Dwi Warna Telaga Biru
Universitas Sumatera Utara
Menurut A. Haris Pane, seorang Sekertaris Desa mangatakan : “awal di temukannya air terjun dwi warna di dalam hutan tersebut
bermula pada tahun sekitar 80’an Direktur PTPN II yang bernama Obe Siahaan hilang disekitar hutan Taman Wisata ini dikarenakan
Pesawat yang ditumpanginya hilang atau jatuh ketika berangkat dari Rantau ke Medan. Maka pemerintah setempat menghimbau
warga setempat untuk membantu mencarinya dengan di iming-imingi sejumlah uang jika pesawat dan mayatnya diketemukan, ketika
masyarakat mulai mencari pesawat yang hilang secara tidak sengaja ditemukan air terjun ini, tetapi ketika itu masyarakat belum tau
bahwasanya air terjun tersebut bisa dijadikan tempat wisata.”
Pada tahun 80-an beberapa pecinta alam yang berasal dari berbagai kampus mengadakan kemping di Air Terjun Dwi Warna tetapi terjadi suatu musibah terhadap
seorang peserta kemping yang meninggal di Air Terjun Dwi Warna demi untuk mengenangnya maka didirikan monumen untuk memperingatinya. Mulai tahun 1998
lokasi Air Terjun Dwi Warna baru dikomersilkan untuk umum. Setelah ditelusuri ternyata air terjun ini bersumber dari letusan Gunung Sibayak yang membentuk aliran
sungai yang dialiri belerang sulfur yang kemudian bersatu dengan resapan air hutan sehingga menjadi berair dingin yang berwarna biru. Uniknya lagi, air terjun tersebut
tidak mengeluarkan bau belerang, namun jangan pernah meminum air tersebut. Selain itu, keberadaan air terjun ini juga tersembunyi di dalam hutan hujan tropis di tengah
hutan Sibayak dengan ketinggian 1475 meter dari permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara
Pada kawasan ini terdapat 4 air terjun, yakni 2 air terjun utama dan 2 air terjun kecil. Tinggi air terjun utama sekitar 50 meter dan air terjun kedua sekitar 20 meter,
bukan hanya para pecinta alam saja yang sering datang ke lokasi air terjun ini tetapi beberapa tahun belakangan sudah banyak para wisatawan-wisatawan datang ke lokasi
tersebut untuk melihat air terjun yang sangat unik yang tidak ada di tempat lain, untuk menuju kelokasi air terjun tersebut membutuhkan waktu + 3-4 jam para wisatawan
tidak akan merasa jenuh untuk tiba ke air terjun karena alam hutannya yang asri,dan alami.
Bukan hanya wisatawan domestik yang berasal dari Sumatera Utara maupun dari luar Sumatera Utara saja yang berkunjung sambil menikmati indahnya air terjun
ini tetapi wisatawan dari mancanegara sudah datang ke lokasi ini dari Malaysia, Singapur dan Australia. Susi salah seorang wisatawan yang berkunjung ke Air Terjun
Dwi Warna mengatakan : “saya penasaran ingin liat seperti apa Ari Terjun Dwi Warna
dan ketika sampai di lokasi tempatnya sangat bagus,unik dan hawanya sangat sejuk, cocok untuk menghilangkan stress”
Ada hal yang sangat unik dalam mempromosikan lokasi wisata alam ini selain pemerintah daerah setempat yang mempromosikan air terjun tersebut wisatawan etnis
Tionghoa juga berperan dalam mempromosikan tempat ini. Mereka mempromosikan lokasi tersebut di media-media cetak maupun elektronik. M, Dalimunthe seorang
ranger pemandu tetap di lokasi ini mengatakan bahwa : “ orang-orang Tionghoa lebih banyak datang ke lokasi air terjun tersebut
daripada orang-orang pribumi karena ada kepercayaan semacam mitos, menurut orang itu klo mandi di air terjun yang berwarna hijau, kebiru-
biruan apapun yang mereka inginkan entah itu rezeki, jodoh, karir niscaya akan terkabul. Mereka kalau datang ke Air Terjun Dwi Warna ini paling
sedikit sekitar 10 orang ”.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2.3.1a peneliti di salah satu air terjun yang berwarna biru
sumber: koleksi Foto-foto pribadi,
Gambar 3.2.3.1b Salah satu air terjun Dwi Warna
Sumber : Koleksi Foto-foto pribadi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2.3.1c Air Terjun ke dua yang berwarna putih
Sumber : Koleksi Foto-foto pribadi
Gambar 3.2.3 1d para wisatawan di lokasi air terjun yang berwarna biru
Sumber : Koleksi Foto-foto pribadi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2.31e para wisatawan yang mandi di air terjun kedua
Sumber : koleksi Foto-foto pribadi
Gambar 3.2.3.1f Peneliti dengan para wisatawan di air terjun yang berwarna biru
Sumber : Koleksi foto-foto pribadi
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas wisatawan yang pergi ke Air Terjun Dwi Warna selain mereka berenangmandi di ke dua Air Terjun seperti yang tampak pada gambar diatas, tetapi
beberapa dari wisatawan lainnya hanya melihat-lihat keindahan lokasi Air Terjun dan mendokumentasikannya lewat foto dan video. Suasana alam yang indah memberi
kesejukan tersendiri. Setiap orang dapat memanfaatkan momen-momen tertentu untuk menyaksikan alur Air Terjun Dwi Warna dan hutan yang lebat sehingga memberi
inspirasi dan ketenangan. Potensi yang paling berkembang adalah sungai. Sungai didalam taman wisata
alam ini sangat jernih dan bersih, bahkan bisa untuk diminum langsung para pecinta alamwisatawan yang sedang kemping berkemah dan bisa juga dimanfaatkan untuk
kebutuhan mereka seperti memasak dan lainnya. Selain pemandangan alam, kita juga dapat menyaksikan gejala-gejala alam yang unik dan menarik, seperti di beberapa
bagian tampak batu-batu besar dengan warna dan bentuk yang beragam. Pemandangan alam juga dapat disaksikan berupa rumah-rumah yang dibangun dikaki
bukit. Dari rumah ini kita dapat memandang hijaunya kawasan wisata ini. Keindahan pemandangan alam ini seringkali beberapa lokasi dijadikan latar untuk berfoto bagi
wisatawan yang datang. 3.2.4. Flora dan Vegetasi Tumbuhan
Daerah Taman Wisata Alam Sibolangit ini termasuk tipe hutan sedang dengan vegetasi utama yang didominasi oleh vegetasi hutan tropis basah. Potensi vegetasi
didominasi oleh pohon-pohon besar seperti Angsan Pterocarpus indicus, Nyamplung Calophyllum inophillum, Meranti Shorea sp, dan terdapat juga jenis tanaman
palem, pinang, dan durian hutan. Sebagian diantaranya merupakan jenis tumbuhan yang buahnya menjadi konsumsi satwa.
Universitas Sumatera Utara
Disepanjang tepi sungai-sungai yang didalam taman wisata ini banyak dijumpai jenis pohon pakam Pcemetia pinnata dan ngaskas Dysoxylum sp yang
kondisif dipinggiran air. Sebagian pinggiran sungai merupakan hutan sekunder yang ditumbuhi pohon bambu
Ada beberapa jenis tumbuhan yang menjadi daya tarik tersendiri di Taman Wisata Sibolangit seperti tumbuhan jamur abadi yang terdapat dihutan sering dibawa
oleh para pecinta alam. Selain itu terdapat pula berbagai jenis bunga seperti anggrek Arudina sp dan jenis tanaman obat seperti pasak bumi, lalais, pilih kaling ,dan lain-
lain. Keanekaragaman vegetasi dan flora ini menjadi daya tarik tersendiri terutama
bagi wisatawan yang berkunjung demi kepentingan penelitian. Pada umumnya wisatawan yang berkunjung untuk penelitian adalah ahli atau mahasiswa biologi.
3.3. Instansi Yang Menunjang Ekoturisme Sibolangit Dalam mendukung pengembangan pariwisata yang bersahabat dengan
lingkungan di Taman Wisata Sibolangit peranan instansi masih sangat kurang itu diakui sendiri oleh seorang ranger pemandu, yang menyebutkan bahwa pariwisata
di Taman Wisata Alam Sibolangit adalah sebagai pariwisata dadakan atau kejutan, sehingga kalau dibiarkan terus-menerus akan amburadul.
Itulah sebabnya ia memandang perlu adanya instansi berwenang yang akan mengarahkan setiap pihak yang berkepentingan untuk menata, mengatur, dan
mengelola penyelengaraan wisata Taman Wisata Sibolangit supaya semakin berkembang. dalam pengelolaan pariwisata tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kehadiran instansi tersebut akan menciptakan suasana pariwisata yang tertata dengan baik oleh sebab itu peranan instansi tidak dapat diabaikan begitu saja.
Bagaimanapun mustahil untuk mengelola pariwisata yang tetap terjaga kesinambungan lingkungan tanpa adanya badan-badan atau peraturan-peraturan yang
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala sesuatunya. Ada beberapa fungsi instansi yang telah dibentuk sehubungan dengan
peningkatan kepariwisataan, yaitu : Fungsi pertama instansi tersebut adalah untuk memberikan pedoman kepada
penduduk desa terutama kepada wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Alam Sibolangit dalam bertingkah laku dan bersikap ketika berada di Taman Wisata Alam
Sibolangit ini misalnya : jangan membuang sampah sembarangan didalam Taman Wisata.
Fungsi kedua instansi adalah untuk menjaga keutuhan dari penduduk desa yang ada disekitar Taman Wisata Alam Sibolangit. Adakalanya pengelolaan Taman
Wisata ini menimbulkan perbenturan kepentingan antara berbagai pihak. Seperti diceritakan kepala ranger pemandu M. Sinuraya kepada penulis :
“dahulu sering terjadi konflik antar desa dalam memperebutkan lahan wisata, yang sampai mengarah kepada tindakan yang anarkhis,
maka dengan adanya institusi akan menuntun masyrakat yang ada di dua desa yang berkonflik dapat diperkecil dan dihindari” Wawancara tanggal
15 Maret 2010
Universitas Sumatera Utara
Fungsi ketiga instansi adalah untuk memberikan pedoman kepada penduduk desa supaya mengadakan pengawasan terhadap sesama penduduk desa lainnya,
misalnya upaya seorang penduduk desa untuk selalu menegur dan mengingatkatkan penduduk desa yang lain agar bertindak sesuai dengan kebijakan pengelolaan
pariwisata di Taman Wisata Sibolangit. Fungsi keempat dari instansi ini adalah untuk mengatur penduduk desa dalam
menggunakan atau memanfaatkan usaha dalam pengelolaan Taman Wisata misalnya, bila ada penduduk desa yang membuka penginapan, hotel atau losmen maka instansi
akan mengarahkan bagaimana tanggung jawab mereka terhadap kelestarian lingkungan
Jenis instansi dan ketentuan yang dibentuk berkenaan dengan pengelolaan ekoturisme antara lain:
3. 3.1.Instansi yang dibentuk Pemerintah Pusat Lembaga-lembaga yang dibuat pemerintah untuk menangani langsung maupun
tidak langsung pengelolaan wisata yang bersahabat lingkungan Taman Wisata Sibolangit adalah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Departemen
Kehutanan Direktorat Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah sudah banyak membentuk lembaga dan mengeluarkan peraturan- peraturan yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pengelolaan
ekoturisme. Meskipun tidak disebut secara terperinci mengatur ekoturisme namun ketentuan-ketentuan yang ada didalamnya relevan dengan pengelolaan dan
pengembangan pariwisata yang bersahabat lingkungan. Peraturan-peraturan tersebut antara lain mencangkup bidang :
a. Wilayah dan kependudukan
b. Tata ruang dan tata guna tanah.
c. Sumber daya alam hayati.
d. Sumber daya alam non hayati.
e. Kesehatan Lingkungan dan industri.
f. Pencemaran dan perusakan lingkungan.
g. Penyelengaraan wisata.
Banyak aturan hukum yang telah dibuat antara lain adalah Undang-undang No. 41982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam pasal undang-undang ini dinyatakan bahwa “Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masayrakat akan tanggung jawabnya
dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan tentang lingkungan hidup”.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan perundang-undangan yang masuk dalam katagori ini adalah UU No. 91990 tentang pariwisata, UU No 51992 tentang Benda Cagar Budaya dan
sebagainya. Dalam konteks ini perlu dijelaskan bahwa beberapa diantara peraturan yang dibuat mengatur kelestarian lingkungan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan,
termasuk pariwisata. Yang sangat penting untuk pengelolaan ekoturisme di Taman Wisata Sibolangit antara lain adalah institusi yang mengatur tentang :
a. HutanTumbuhan
- Undang-undang No. 51967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan Pasal 15 berbunyi :
2 Hutan perlu dilindungi supaya secara lestari dapat memenuhi fungsinya;
3 Perlindungan hutan meliputi usaha-usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan-kerusakan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia dan ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, dan
penyakit.
- Undang-undang No. 41982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 5 berbunyi ;
2 Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemarannya.
Pasal 6 berbunyi ; 1
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 7 berbunyi ; 1
Setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yangs erasi dan seimbang
untuk menjaga pembangunan yang berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
-Undang-undang No. 121992 tentang Sisitem Budidaya Tanaman. Pasal 7 berbunyi ;
1 Setiap orang atau badan umum yang membuka dan mengolah lahan dalam
luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tatacara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup.
- Peraturan Pemerintah No. 281985 tentang Perlindungan Hutan
Pasal 2 berbunyi ; Tujuan perlindungan hutan adalah untuk menjaga kelestarian hutan agar
dapat memenuhi fungsinya. Pasal 3 berbunyi ;
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan segala usaha, kegiatan, tindakan untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan
dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya- daya alam dan penyakit serta untuk mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara
atas hutan dan hasil hutan.
- Peraturan Pemerintah no. 71990 tentang hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri Pasal 3 berbunyi ;
1 Hutan Tanaman Industri dikelola secara profesional dan diusahakan
berdasarkan asas manfaat, asas kelestarian, dan asas perusahaan. Pasal 12 berbunyi ;
8 Pemegang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri berkewajiban menebangi Hutan Tanaman Indistri di areal kerjanya yang telah ditetapkan,
dan melaksanakan kewajiban segera menanam kembali setelah melakukan penebangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Universitas Sumatera Utara
- Keputusan Presiden No. 321990 tentang Kawasan Hutan Lindung
Pasal 2 berbunyi ; 1
Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup.
2 Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah a meningkatkan fungsi
hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa, dan untuk b mempertahankan
keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.
- Keputusan Presiden No. 401993 tentang Dana Reboisasi.
Pasal 1 berbunyi ; 3
Dana reboisasi digunakan untuk membiayai kegiatan reboisasi diluar kawasan atau areal HPH, pembangunan HTI dalam kawasan atau areal
hutan yang tidak produktif, dan rehabilitasi lahan pada kawasan atau areal yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.
b. Hewan -
Undang-undang No. 51990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya.
Pasal 30 berbunyi ; -
Kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi perlindungan system penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pasal 37 berbunyi ; 1
Peran serta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui
berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna.
Universitas Sumatera Utara
- Undang-undang No. 51994 tentang Ratifikasi United Nations
Conservation on Biological Diversity Konsiderans pertimbangan berbunyi ;
b Bahwa keanekaragaman hayati yang meliputi ekosistem,jenis dan genetic yang mencangkup hewan,tumbuhan,dan jasad renik micro-organism perlu
dijamin keberadaan dan keberlanjutannya bagi kehidupan. c. Sungai Air
- Undang-undang No. 111974 tentang Pengairan Pasal 13 berbunyi :
2 Air,.sumber-sumber air beserta bangunan-bangunan paengairan harus
dilindungi serta diamankan, dipertahankan dan dijaga kelestariannya supaya dapat memenuhi fungsinya dengan jalan :
a. Melakukan usaha-usaha penyelamatan tanah air,
b. Melakukan pengamanan dan pengendalian daya rusak air terhadap
sumber-sumbernya dan daerah sekitarnya, c.
Melakukan pencegahan terhadap terjadinya pengotoran air yang dapat merugikan penggunaan serta lingkungannya.
- Peraturan Pemerintah No. 351991 tentang sungai
Pasal 27 berbunyi :
- Setiap orang atau badan hukum dilarang membuang benda-benda, bahan-
bahan padat atau cair yang berupa limbah kedalam sungai yang diperkirakan akan patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau
menurunkan kualitas air sehingga membahayakan dan atau merugikan penggunaan air yang lain dan lingkungan.
Peraturan Pemerintah No. 22 1982 tentang Tata Pengaturan Air Pasal 16 berbunyi :
1 Setiap orang berhak menggunakkan air untuk keperluan pokok
kehidupannya sehari-hari dan atau untuk hewan yang dipeliharanya. 4
Bila penggunaan dan pengambilan air ternyata menimbulkan kerusakan yang bersangkutan wajib mengganti kerugian.
- Peratuaran Pemerintah No. 531993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Pasal 2 berbunyi : Usaha atau kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan hidup meliputi : a.
Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam b.
Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui.
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
kerusakan dan kemerosotan sumber daya alam dan pemanfaatannya. d.
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi dan atau perlindungan cagar budaya.
3. 3.2.Instansi yang dibentuk Pemerintah Daerah
Peranan Pemerintah Dati II Kabupaten Deli Serdang terhadap wisata alam ini belum banyak berperan dikarenakan belum adanya menajemen resmi dan masih
dalam pembenahan, tetapi di pemerintahan Kecamatan sudah mulai berperan tentang lokasi taman wisata tersebut.
Strategi pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan yang terkait dalam pelayanan tanpa melestarikan kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Agar masyarakat meningkatkan promosi pelayanan usahanya agar
wisatawan merasa nyaman b.
Kepada para pengusaha penginapan supaya mengubah “image” negative masyarakat terhadap wilayah Desa Bandar Baru
c. Meningkatkan keramah-tamahan masyarakat lokal kepada para
wisatawan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Instansi Dibentuk Masyarakat Kepala Desa merupakan pihak yang berwenang di desa Bandar Baru.
Sehingga segala sesuatunya harus diketahui oleh kepala desa. Kepala desalah yang seyogyianya memotivasi penduduknya agar menciptakan suasana penyelenggaraan
wisata yang bersahabat dengan lingkungan. Baik buruknya kondisi lingkungan di Taman Wisata Alam Sibolangit tidak lepas dari tanggung jawab penduduk desa
Bandar Baru itu sendiri. Lembaga yang diharapkan berperan selain kepala desa adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD, organisasi kepemudaan yang ada
maupun organisasi paguyuban seperti Serikat Tolong Menolong. Menurut kepala desa, sejak lama sudah ada kesepakatan agar masing-masing
menjaga kelestarian lingkungan, jangan merusak, dan tidak mencemari. Dalam pengakuannya pula masyarakat desa Bandar Baru terutama yang berada di Dusun V
yang wilayahnya masuk ke Taman Wisata Alam Sibolangit sering melakukan gotong royong misalnya membersihkan sungai dari bahan-bahan yang mencemari seperti
botol minuman, pembungkus makanan,kaca dan sebagainya. Selama penelitian berlangsung penulis tidak pernah menyaksikan
berlangsungnya gotong-royong tersebut. Bahkan saat dikonfirmasikan kepada beberapa informan, mereka menyatakan bahwa upaya menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan hanya merupakan inisiatif sendiri-sendiri jarang ada gotong royong.
Sebagai jalan keluar terhadap kemungkinan menumpuknya sampah, maka beberapa informan mengakui bahwa kepada mereka dipungut uang sampah yang
besarnya Rp. 3000 bulan diberikan setiap minggu ke 4 dalam satu bulan.
Universitas Sumatera Utara
Ketika ditanyakan kepada kepala desa bagaimana program-program dari pemerintah desa setempat dalam menjaga kelestarian, kebersihan Taman Wisata
Sibolangit, kepala desa Bandar Baru, Pak Salomo mengatakan :
a. Sampah-sampah yang ada baik itu yang dibawa oleh wisatawan
maupun masyarakat setempat dibersihkan bekerjasama dengan para pemandu ranger, maupun wisatawan itu sendiri.
b. Menghijaukan kembali kerjasama dengan dinas kehutanan.
c. Setiap makanan, ataupun bekal yang dibawa oleh wisatawan yang
masuk ke hutan wajib dibawa kembali sisa-sisa dari makanan itu seperti pembungkusnya yang terbuat dari plastik d an sebagainya.
Wawancara tanggal 13 Maret, 2010
3.3.4. Instansi yang Dibentuk oleh Pihak Swasta Campur tangan dari pihak swata untuk turut membenahi ekoturisme di Taman
Wisata Sibolangit sampai ketika penulis melakukan penelitian kelapangan masih belum banyak memberikan kontribusi yang berarti ini dikarenakan masih kurangnya
promosi yang dilakukan baik itu yang dibuat oleh pemerintah setempat maupun penduduk desa sekitar sehingga para investasi ataupun pihak swasta kurang berminat
membuka industri wisata di lokasi ini. Hanya penduduk desa setempat saja yang sebagian kecil membuka usaha kecil-kecilan seperti warung untuk keperluan logistik
para wisatawan baik itu yang pergi ke Air Terjun Dwi Warna, maupun yang mengadakan kemping berkemah di dalam hutan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV AKTIVITAS WISATAWAN YANG BERKEMAH KEMPING