Letak dan Kondisi Geografis Sejarah Awal Mula Desa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Letak dan Kondisi Geografis

Penelitian ini dilakukan di desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada 45°14 - 6°18 LU dan 110°33 - 120°48 BT. Secara administrasi desa Bandar Baru merupakan salah satu desa dari 15 desa yang ada di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara dan mempunyai batas-batas sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan desa Suka Makmur. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dati II Karo. - Sebelah Barat berbatasan dengan Sei Betimus desa Durin Sirugun. - Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sikeben. Luas wilayah desa Bandar Baru adalah 1250 Ha atau sekitar 22,26 km persegi Total luas ini meliputi kawasan taman wisata Sibolangit, kawasan pemukiman, terminal, pasar, sarana rekreasi, penginapan-penginapan, dan lahan pertanian. Desa Bandar Baru masih dibagi-bagi atas lima dusun yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala dusun. Kelima dusun tersebut adalah Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, dan Dusun V. Universitas Sumatera Utara Desa Bandar Baru berada pada ketinggian 860 M diatas permukaan air laut. Suhu rata-ratanya berkisar 18° C - 26° C dengan kelembaban udara yang relatif tinggi, topografi desa ini terletak di dataran tinggi dengan curah hujan sepanjang tahun berkisar antara 3250 Mm tahun. Keadaan ini menyebabkan suasana sejuk di kawasan ini. Orbitasi jarak dari pusat pemerintahandesa ini adalah : - Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : - km - Jarak dari pusat pemerintahan kota ADM : 47 km - Jarak dari ibukota kab kodya TK II : 74 km - Jarak dari ibukota Prop. Dati I : 47 km - Jarak dari ibukota Negara : - km

2.2. Sejarah Awal Mula Desa

Sejarah desa Bandar Baru menurut Kepala Desa Salomo Sembiring yaitu, pada zaman dahulu desa ini adalah lautan yang luas ini dibuktikan dengan adanya bekas kapal yang terdampar sebagai bukti bahwa desa ini dahulunya lautan Dulunya desa ini adalah lautan maka itu nama desa ini dinamakan Bandar Baru oleh orang Belanda, sebab Bandar itu artinya adalah pelabuhan, karena sejak zaman kolonial desa ini merupakan sentral logistik pemerintahan kolonial Belanda. Universitas Sumatera Utara Menurut Kepala Desa pada tahun sekitar 1960an desa ini dijadikan perkebunan teh milik perusahaan-perusahan pemerintah kolonial maupun swasta yang sekarang sudah dipindahkan ke daerah Sidamanik Simalungun. Untuk mengelola perkebunan-perkebunan tersebut pemerintah kolonial mendatangkan para pekerja dari luar pulau Sumatera yaitu mendatangkan para pekerja dari Jawa untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan teh di desa ini. Selain sebagai daerah perkebunan teh dahulu desa ini juga merupakan tempatnya gudang senjata tentara Belanda sehingga di bangun barak-barak serta penginapan-penginapan untuk para tentara-tentara Belanda. Pada tahun 1960an desa ini juga merupakan salah satu basis PKI yang ada di kawasan Deli Serdang. Pada era 60-an tersebut banyak para pendatang yang datang ke desa Bandar Baru ini, adalah penduduk pendatang. Sekitar tahun 60-an banyak penginapan yang dibangun oleh pihak-pihak pendatang ini. Pembangunan dilakukan, memakai tenaga buruh karyawan dari suku Jawa, oleh sebab itu suku Jawa banyak tinggal di desa Bandar Baru ini. Desa Bandar baru juga terkenal sebagai tempat “lokalisasi” terbesar yang ada di Sumatera Utara bahkan sudah terkenal sampai keluar negeri, karena adanya lokalisasi ini sudah ada sejak zaman Belanda karena orang-orang Belanda sering membawa perempuan-perempuan dari daerah Jawa sebagai hiburan mereka. Menurut Sofyan Kepala Dusun V menyatakan sebelum desa ini dinamakan Bandar Baru nama desa ini adalah Silangit yang artinya di bawah langit karena letak desa ini berada didataran tinggi Tanah Karo. Universitas Sumatera Utara Sebelum desa ini terbentuk pada awalnya adalah kampung yang bernama kampung PIK-PIK. Pendiri pertama kampung ini adalah orang keturunan Pakistan yang sudah lama menetap di desa ini. Setelah berkembang dan menjadi desa maka orang tersebut menjadi kepala desa yang pertama. Alamnya yang asri dan indah menyebabkan orang sering mengunjungi desa Bandar Baru ini terutama pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Secara terus menerus jumlah orang yang datang ke desa Bandar Baru ini semakin bertambah. Lambat laun kawasan ini dijadikan sebagai tempat wisata. Sehingga jumlah penduduk yang bertempat tinggal semakin bertambah. Di kawasan desa Bandar Baru ini juga terdapat cagar alam. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No. 636KptsUm91980 Cagar Alam Sibolangit seluas 24,85Ha dialih fungsikan menjadi kawasan Taman Wisata Sibolangit yang menjadi fokus perhatian penulis.

2.3. Keadaan Penduduk