BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Panjang ataupun pendeknya serat sangat mempengaruhi kekuatan kertas dan pembentukan formasi serat pada kertas. Dimensi yang sesuai dalam lembaran kertas
akan memberikan formasi serat yang baik, yaitu ditandai dengan bila diterawang, maka pada formasi kertas kelihatan tidak berawan. Sehingga akan memberikan
pengaruh yang sangat baik terhadap kekuatan retak bursthing strength, sesuai dengan karakter sifat-sifat fisik kertas. Dari percobaan-percobaan yang telah
dilaksanakan dapat diketahui, bahwa serat eceng gondok mempunyai pembentukan formasi serat yang baik, yaitu ditandai dengan tidak terjadinya penyusutan dimensi
kertas di atas cetakan, yaitu tetap melekat pada cetakan setelah kering. Hasil penelitian tentang pembuatan kertas eceng gondok yang telah
dilaksanakan dapat dilihat berikut ini:
4.1 RENDEMEN KERTAS
Untuk basis 1,5 kg eceng gondok kering yang diambil dari rawa Martubung, dilakukan pemasakan dengan menggunakan larutan NaOH 2,5. Setelah dilakukan
pengeringan diperoleh pulp kering eceng gondok sebesar 337,5 gram atau 0,3375kg. Rendemen pemasakan pulp eceng gondok diperoleh 22,5. Dengan perlakuan yang
sama eceng gondok yang berasal dari Danau Toba rendemennya sebesar 22,0 dan
Kasdim Lumbanbatu: Pembuatan Dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok, 2008. USU e-Repository © 2008
eceng gondok yang berasal dari rawa Simalingkar diperoleh rendemen 21,5 . Perbedaan besar rendemen dari 3 lokasi yang berbeda diakibatkan oleh kesalahan dan
kekurang hati-hatian saat melakukan penghalusan yang tidak merata dan penyaringan serta pencetakan dan dipengaruhi banyaknya kandungan logam. Rendemen ini
tergolong rendah kalau dibandingkan pulp yang berasal dari kayu yang bisa mencapai 80 – 90 .
4.2 KETEBALAN KERTAS
Sampel yang diukur adalah ukuran luas 10 x 10 cm dan dipilih kertas yang terbaik. Pengukuran dilakukan sebanyak 4 kali untuk memperoleh hasil yang lebih
akurat. Pengukuran dilakukan pada jarak 10 mm dari tepi kertas dengan tempat yang berbeda.
Kasdim Lumbanbatu: Pembuatan Dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil pengukuran tebal rata-rata kertas eceng gondok dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tebal Kertas Serat Eceng Gondok
No Lokasi Sampel
Waktu Penghalusan
menit Tebal Rata-rata
Kertas mm
1 2
3 4
5 Danau Toba
2 4
6 8
10 0,050
0,045 0,045
0,043 0,041
6 7
8 9
10 Simalingkar
2 4
6 8
10 0,055
0,051 0,045
0,042 0,040
11 12
13 14
15 Martubung
2 4
6 8
10 0,050
0,050 0,046
0,040 0,039
Tabel 4.1 menunjukkan tebal kertas rata-rata terbesar adalah kertas yang berasal dari rawa Simalingkar sebesar 0,055 mm dengan waktu penghalusan 2 menit.
Tebal kertas rata-rata terkecil adalah sebesar 0,40 mm yang besarnya sama untuk tiga lokasi yang berbeda dengan waktu penghalusan 10 menit.
Kasdim Lumbanbatu: Pembuatan Dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok, 2008. USU e-Repository © 2008
Hasil perhitungan uji tebal kertas dapat dibuat hubungan antara waktu penghalusan serat eceng gondok versus tebal kertas rata-rata seperti yang ditunjukkan
pada grafik berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik antara waktu penghalusan serat eceng gondok dengan tebal kertas rata-rata
Serat semakin halus dengan bertambahnya waktu penghalusan mengakibatkan ketebalan kertas berkurang. Gambar 4.1 menunjukkan grafik waktu penghalusan yang
bertambah, ketebalan kertas cenderung berkurang dan kejadian yang sama terjadi pada sampel dari lokasi berbeda . Pada penghalusan awal , serat masih utuh dan
kasar , ada ikatan serat yang belum terpisahkan. Bertambahnya waktu penghalusan, volume serat berubah dengan berkurangnya diameter serat yang mengakibatkan
kertas semakin padat. Serat yang sangat halus dimungkinkan lolos saat penyaringan sehingga volume kertas berkurang.
Tebal Ra ta
-r a
ta 10
-3
mm
50 40
10 20
30 60
2 4
6 8
10
Danau Toba Martubung
Simalingkar
Waktu menit
Kasdim Lumbanbatu: Pembuatan Dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok, 2008. USU e-Repository © 2008
4.3 GRAMATUR KERTAS