III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive secara sengaja yaitu di Desa Securai Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Penentuan daerah
penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki populasi dimana terdapat program subsidi RASKIN, dan pembagian beras miskin
sudah lama dilakukan sejak 1998 dan berlangsung hingga sekarang.
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga dan Rumah Tangga Miskin Menurut DesaKelurahan Kecamatan Babalan Tahun 2005
No. DesaKelurahan
Jumlah Rumah Tangga KK
Jumlah RT Miskin KK
Persentase RT Miskin
1. Pelawi Utara
2.106 1.042
49,48
2. Securai Utara
1.843 1.040
56,43
3. Securai Selatan
1.641 1.227
74,77 4. Pelawi
Selatan 1.608
845 52,55
5. Brd. Timur
Baru 1.389
614 44,20
6. Brandan Barat
1.205 279
23,15 7. Brandan
Timur 1.216
386 31,74
8. Teluk Meku
1.933 1.547
80,03 Jumlah
12.941 6.980
53,94 Sumber : Badan Pusat Statistik,2006.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Ada beberapa aturan induk untuk memperkirakan besar suatu sampel, yang paling umum adalah aturan 110 dari populasi yang diteliti. Akan tetapi
kebanyakan aturan dalam penelitian sosial, banyak terdapat pengecualian, seperti lebih kecil dari 110. Hal ini tidak menimbulkan banyak masalah untuk para ahli
statistik, terkait masalah efisiensi Black, 1992.
Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007
USU Repository © 2008
Populasi dari penelitian ini yaitu semua rumah tangga miskin di Desa Securai Utara yaitu sebanyak 1040 KK. Besar sampel dari penelitian ini adalah
110 dari total populasi yaitu 100 rumah tangga. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses penelitian. Besar sampel tersebut
diasumsikan dapat mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan acak sederhana Simple Random Sampling.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembagainstansi seperti
BPS Sumatera Utara, Kantor Camat Babalan, Kantor Kepala Desa serta literatur yang mendukung penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Hipotesis 1, mengindikasikan bahwa harga di tingkat retail rumahtangga adalah diwakili oleh harga di lembaga distribusi ditambah dengan biaya distribusi
dan keuntungan lembaga penyalur RASKIN. Secara matematis dapat dinotasikan dengan rumus sebagai berikut :
Prt = Pi + t + dimana :
Prt = harga di tingkat retail rumahtangga Rp
Pi = harga di tingkat lembaga distribusi Rp
t = biaya distribusi Rp
Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007
USU Repository © 2008
= keuntungan oleh penyalur Rp Selanjutnya, untuk melihat perbedaan harga patokan dengan harga tingkat
retail rumah tangga dipergunakan dengan menghitung selisih kedua harga tersebut, yaitu :
P = Prt – Pp dimana :
P = perbedaan harga Rp
Pp = harga patokan oleh pemerintah Rp Hipotesis 2, di analisis dengan menggunakan surplus konsumen. Surplus
konsumen merupakan keuntungan yang diperoleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka mau
bayarkan. Semakin besarnya perbedaan harga tersebut maka semakin tinggi surplus konsumen yang diperoleh rumah tangga. Selisih antara harga optimal
dengan harga yang harus dibayar merupakan surplus bagi konsumen. Besarnya surplus ini dihitung dari perbedaan harga ini dikalikan dengan kuantitas
pembeliannya, dengan rumus sebagai berikut : Sk =
Pa - Pk x Q 2
Dimana : Sk
= surplus konsumen Rp Pa
= harga tertinggi di pasar Rp Pk
= harga keseimbangan Rp Q
= jumlah yang diperjualbelikan kg
Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007
USU Repository © 2008
Hipotesis 3, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat pendistribusian beras miskin di Desa Securai Utara sesuai dengan indikator
keefektifan distribusi RASKIN. Dikatakan efektif jika kelima indikator tersebut lebih besar atau sama dengan 80 dan jika dibawah 80 pendistribusian
dikatakan tidak efektif. Hipotesis 4, dianalisis dengan menghitung biaya distribusi di tingkat
lembaga distribusi, dan nilai jual beras RASKIN yang dipasarkan . Untuk melihat tingkat efisiensi distribusi dihitung dengan menggunakan rumus Efisiensi
Pemasaran Ep sebagai berikut :
Ep = Biaya Pemasaran
Nilai Jual Produk yang Dipasarkan kriteria :
Ep ≥ 1 berarti pendistribusian tidak efisien
Ep 1 berarti pendistribusian efisien Downey dan Erickson, 1992.
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional