Efisiensi Pemasaran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.4. Efisiensi Pemasaran

Setiap lembaga pemasaran yang terlibat akan mengambil keuntungan untuk jasa yang mereka berikan. Kegiatan fungsi pemasaran oleh lembaga- lembaga pemasaran akan mengakibatkan timbulnya biaya pemasaran. Besarnya biaya pemasaran akan berpengaruh terhadap harga beli konsumen, hal ini disebabkan biaya pemasaran yang timbul akan menjadi tambahan harga pada barang yang ditanggung oleh konsumen. Efisiensi pemasaran menghitung biaya pemasaran dibagi dengan nilai produk yang dipasarkan. Adapun efisiensi pemasaran distribusi RASKIN dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Tingkat Efisiensi Pendistribusian RASKIN Total Pagu RASKIN Kg Harga Jual RASKIN per Kg Rp Total Penjualan RASKIN Rp Biaya Distribusi Rp Efisiensi Pemasaran 10400 1400 14,560,000 1,993,000 0.136 Sumber : Analisis Data Lampiran 2 3 Efisiensi pemasaran merupakan perbandingan antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan yang dapat dilihat dari perhitungan dibawah ini : Ep = Biaya Pemasaran Nilai Jual Produk yang Dipasarkan = 1.993.000 14.560.000 = 0.136 Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008 Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa total pagu RASKIN untuk daerah Desa Securai Utara yaitu 10400 kg dengan RTM sebesar 1040 KK. Harga RASKIN yang dijual di tingkat rumah tangga miskin yaitu Rp 1400 per kg yang mencakup biaya-biaya yang diperlukan dalam proses pendistribusian. Sehingga diperoleh total penjualan RASKIN kepada rumah tangga miskin yaitu sebesar Rp 14,560,000. Keseluruhan biaya distribusi yang dikeluarkan baik di tingkat desa maupun dusun yaitu Rp 1,993,000. Efisiensi pemasaran menghitung biaya-biaya selama pendistribusian pemasaran dibagi dengan total penjualan terhadap konsumen akhir. Dari hasil perhitungan diketahui tingkat efisiensi pemasaran diperoleh sebesar 0.136 yang menunjukkan bahwa pendistribusian beras RASKIN adalah efisien. Dikatakan efisien karna hasil perhitungan efisiensi pemasaran Ep berada dibawah 1. Hasil perhitungan tersebut di dukung dengan biaya distribusi yang cukup rendah dibandingkan dengan nilai total penjualan RASKIN karena saluran pemasaran atau jalur pemasaran dalam pendistribusian RASKIN pendek yaitu pendistribusian langsung dari BULOG ke rumah tangga miskin. Hal ini sesuai dengan teori Mubyarto 1885 dimana sistem pemasaran dianggap efisien bila mampu menyampaikan hasil-hasil produsen kepada konsumen dengan biaya semurah- murahnya. Berdasarkan hasil penelitian diatas, diketahui bahwa program distribusi RASKIN adalah efisien sedangkan jika ditinjau dari tujuan program tersebut, pendistribusian beras RASKIN dikatakan tidak efektif. Keadaan tersebut merupakan hal yang tidak sejalan. Efektivitas mengukur tingkat pencapaian sesuatu tujuan; efisiensi mengukur suatu hasil tertentu dengan usaha yang Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008 minimal. Maka, oleh karenanya efektivitas tidak selalu berarti efisien. Sebuah sistem mungkin efektif, tetapi mungkin ia tidak efisien sama sekali apabila tujuannya dicapai dengan biaya yang sangat tinggi. Dilain pihak sistem tertentu mungkin efisien menggunakan biaya yang rendah tetapi ia tidak efektif sasaran- sasarannya tidak tercapai. Pendistribusian RASKIN menggunakan rantai pemasaran beras yang pendek sehingga biaya yang dikeluarkan cukup minim. Beras disalurkan dari gudang BULOG langsung ke konsumen melalui perantara Perangkat Desa. Biaya pendistribusian yang rendah mempengaruhi tingkat efisiensi pemasaran. Hal ini didukung oleh teori Soekartawi 1993 bahwa pemasaran yang efisien akan terjadi jika biaya pemasaran dapat ditekan. Sedangkan program pendistribusian RASKIN dikatakan tidak efektif karna berdasarkan hasil penelitian tujuan-tujuan dari program tersebut tidak tercapai seperti pendistribusian ini sering terjadi salah sasaran. Seharusnya sasaran program ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin, namun yang terjadi dilapangan masyarakat yang tergolong mampu ikut mendapatkan program subsidi ini. Jumlah beras yang seharusnya diterima oleh KK miskin adalah 10 kgKK tetapi justru berkurang menjadi rata-rata 5 kg KK karena semakin meningkatnya rumah tangga miskin dan sebagian rumah tangga ada yang tidak terdaftar namanya sebagai penerima manfaat RASKIN padahal rumah tangga tersebut berhak untuk menerima, sehingga sewaktu pembagian RASKIN semua RTM merasa berhak mendapatkan RASKIN dan pembagian RASKIN pun dilakukan secara merata untuk menghindari keributan. Harga RASKIN ditingkat penerima manfaat mencapai Rp 1400kg, lebih mahal dibanding yang ditetapkan Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008 pemerintah yaitu Rp 1000kg dimana dibebankan biaya-biaya yang harus ditanggung oleh penerima manfaat. Seharusnya biaya-biaya atau anggaran distribusi RASKIN tersebut dimasukkan ke dalam APBD. Dengan demikian, rakyat miskin tetap menerima harga murah Rp 1000kg. Karena jika sampai jumlahnya dikurangi dan harganya juga dinaikkan, program ini bukan lagi suatu bentuk bantuan. Waktu pendistribusian juga sering terjadi keterlambatan yang berselang 2 hingga 3 bulan dari pendistribusian pertama ke pendistribusian berikutnya. Penyimpangan-penyimpangan tersebut menyebabkan program pendistribusian RASKIN di Desa Securai Utara tidak efektif , karna sasaran- sasarannya tidak sepenuhnya tercapai. Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008

VI. KESIMPULAN DAN SARAN