Harga RASKIN di Tingkat Rumah Tangga Miskin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat yang mendapat beras miskin di Desa Securai Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Pada penelitian ini ditetapkan sampel sebesar 100 KK. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan pendistribusian beras RASKIN di daerah penelitian.

5.1 Harga RASKIN di Tingkat Rumah Tangga Miskin

RASKIN merupakan subsidi pangan sebagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin melalui pendistribusian beras dimana masing-masing keluarga akan menerima beras sebanyak 10 kgKK dengan harga netto Rp 1000 per kg di titik distribusi. Pemerintah menetapkan harga RASKIN sebesar Rp 1000 per kg dengan maksud dapat meringankan beban pengeluaran untuk pangan bagi warga yang kurang mampu atau rumah tangga miskin. Namun harga tersebut berbeda setelah sampai ke tangan penerima manfaat RASKIN. Hal itu karena terdapat biaya tambahan seperti untuk biaya angkut, upah menimbang, biaya kantong plastik dan lain sebagainya. Harga ditingkat rumah tangga penerima manfaat beras miskin diwakili oleh harga ditingkat BULOG ditambah dengan biaya-biaya selama proses pendistribusian dan keuntungan yang diperoleh oleh pelaksana distribusi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12. Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008 Tabel 12. Totalitas Biaya dan Keuntungan dari pendistribusian RASKIN Pagu RASKIN kg Harga RASKIN di Bulog per kg Rp Total Biaya Distribusi Rp Biaya Distribusi Per kg Rp Total Keuntungan Rp Keuntungan Per Kg Rp 10400 1000 1,993,000 192 2,167,000 208 Sumber : Analisis Data Lampiran 2 dan 3 Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa pagu RASKIN untuk Desa Securai Utara yaitu 10400 kg dengan jumlah Rumah Tangga Miskin RTM yang menerima RASKIN sebanyak 1040 KK. Harga RASKIN yang telah ditetapkan oleh BULOG yaitu sebesar Rp 1000 per kg. Biaya-biaya yang terjadi selama proses pendistribusian yaitu biaya angkut dari Bulog, biaya susut beras, biaya transport hingga ke penerima manfaat, biaya menimbang dan biaya kantong plastik sebesar Rp 1,993,000 atau Rp 192 untuk tiap kilogramnya. Total biaya tersebut merupakan jumlah dari biaya distribusi yang terjadi ditingkat desa dan dusun yang masing-masing sebesar Rp 308,000 dan Rp 1,685,000. Dalam penyaluran beras miskin masing-masing pelaksana distribusi ditingkat desa dan dusun memperoleh keuntungan sebesar Rp 1,772,000 dan Rp 395,000. Sehingga total keuntungan yang diperoleh yaitu Rp 2,167,000 atau Rp 208 per kilogramnya. Adapun Harga RASKIN setelah berada di tangan penerima manfaat atau rumah tangga miskin dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Perbedaan harga yang Terjadi di Tingkat Rumah Tangga Miskin Harga di RT Per Kg Rp Harga Patokan Pemerintah Rp Perbedaan Harga Rp 1400 1000 400 Sumber : Analisis Data Lampiran 2 dan 3 Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008 Harga ditingkat rumah tangga merupakan jumlah harga ditingkat lembaga distribusi dengan biaya distribusi dan keuntungan yang diperoleh dalam penyaluran RASKIN yang dapat dilihat dari hasil perhitungan dibawah ini : Prt = Pi + t + = 1000 + 192 + 208 = 1400 Perbedaan harga diketahui dengan menghitung selisih antara harga tingkat rumah tangga dengan harga patokan Pemerintah, yaitu : P = Prt – Pp = 1400 – 1000 = 400 Berdasarkan tabel 13 dan hasil perhitungan diatas diketahui bahwa harga ditingkat rumah tangga penerima beras miskin diperoleh sebesar Rp 1400 per kilogram. Harga tersebut menimbulkan perbedaan dengan harga patokan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu Rp 1000 per kilogram. Perbedaan harga tersebut yaitu sebesar Rp 400. Terjadinya perbedaan harga RASKIN di tingkat rumah tangga karena dibebankan biaya-biaya dan keuntungan yang diperoleh oleh pelaksana distribusi. Jika dilihat dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pelaksana distribusi lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses pendistribusian. Seharusnya dalam pendistribusian beras bersubsidi ini keuntungan yang diambil dapat diminimkan atau ditiadakan. Sehingga perbedaan harga yang terjadi tidak terlalu besar dan tidak memberatkan rumah tangga penerima RASKIN. Karena jika rumah tangga Yanita Sari : Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Distribusi Raskin Studi Kasus : Desa Securai Utara, Kecamatan Balaban, Kabupaten Langkat, 2007 USU Repository © 2008 dibebankan biaya-biaya dan keuntungan dalam pendistribusian, program ini bukan merupakan suatu bentuk bantuan. Harga RASKIN di tingkat rumah tangga miskin akan menjadi tidak wajar jika melebihi dari harga yang telah ditetapkan karna keuntungan dari pendistribusian yang besar. Biaya – biaya yang terjadi dalam pendistribusian sebenarnya dapat dialokasikan ke dalam anggaran APBD. Karena penyaluran RASKIN hingga ke penerima manfaat sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Dengan begitu harga yang diterima oleh masyarakat miskin akan tetap murah yaitu Rp 1000 per kilogram.

5.2. Keuntungan yang Diperoleh Rumah Tangga Miskin